Prestasi Global, Mahasiswa Indonesia Juara Hackathon di Harvard

Jaya, yang juga merupakan peserta program pertukaran pelajar IISMA 2024 di Boston University, kini berhasil membawa pulang gelar juara ketiga dalam ajang Stacks Harvard Hackathon yang diselenggarakan di Harvard University, Amerika Serikat.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 19 Nov 2024, 13:03 WIB
Prestasi Global, Mahasiswa Indonesia Juara Hackathon di Harvard (doc: President University)

Liputan6.com, Jakarta Jaya Iskandar, mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi (IT) angkatan 2022 dari President University, kembali mengukir prestasi membanggakan dalam waktu tiga bulan terakhir.

Setelah berhasil meraih juara di kompetisi Hackathon di Columbia University, AS pada Agustus 2024, Jaya, yang juga merupakan peserta program pertukaran pelajar IISMA 2024 di Boston University, kini berhasil membawa pulang gelar juara ketiga dalam ajang Stacks Harvard Hackathon yang diselenggarakan di Harvard University, Amerika Serikat.

"Saya sangat bersyukur bisa berkolaborasi dan memenangkan dua penghargaan di Liga Ivy Hackathon dalam tiga bulan terakhir, yaitu di Columbia University dan Harvard University. Sebagai mahasiswa yang tengah mengikuti program IISMA dari President University ke Boston University hingga akhir Desember 2024, pencapaian ini adalah pengalaman yang sangat berharga," ungkap Jaya dalam pernyataannya, Senin (18/11/2024).

Kompetisi yang berlangsung pada 9-10 November 2024 ini mengusung tema EasyA x Stacks Bitcoin Blockchain Hackathon dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas ternama dunia seperti MIT, Harvard, Northeastern, Boston University, hingga Columbia University.

Dalam Hackathon ini, Jaya bersama timnya memilih jalur Pitchathon dan berhasil meraih peringkat ketiga dengan aplikasi inovatif bernama Pay2Flix. “Ide aplikasi ini terinspirasi dari Netflix, tetapi sistem pembayarannya berbasis pay as you watch—pengguna hanya membayar sesuai durasi tontonan mereka,” jelas Jaya.

 


Memberikan banyak pengalaman berharga

Jaya juga memaparkan bahwa tarif setiap film di Pay2Flix bersifat dinamis dan terdesentralisasi. Dengan menggunakan analisis Natural Language Processing (NLP), umpan balik pengguna berupa sentimen positif atau negatif memengaruhi harga film. “Sentimen positif akan meningkatkan harga, sedangkan sentimen negatif akan menurunkannya, menciptakan pasar kripto yang unik untuk setiap film,” tambahnya.

Sebagai mahasiswa penerima beasiswa President University asal Riau, Jaya mengaku pengalaman ini memberinya banyak pelajaran berharga. "Bekerja sama dengan mahasiswa internasional dari berbagai negara memberikan perspektif baru yang luar biasa. Di tim, saya berkolaborasi dengan dua mahasiswa S2 dari Northeastern University," ungkapnya.

 


Komentar dari Wakil Rektor President University

Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Adhi Setyo Santoso, turut memberikan apresiasi atas capaian Jaya. "Prestasi ini menunjukkan bahwa kurikulum dan metode pembelajaran President University telah berhasil meningkatkan daya saing mahasiswa di tingkat global," ujarnya.

Menurut Adhi, keberhasilan ini juga didukung oleh pendekatan pengajaran berbasis inovasi serta penggunaan bahasa Inggris secara penuh dalam proses pembelajaran. "Hal ini melatih mahasiswa untuk bisa berpresentasi dan berkolaborasi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda," tambahnya.

Kompetisi EasyA x Stacks Hackathon ini bukan hanya ajang perlombaan semata, tetapi juga membuka peluang besar bagi para pemenang untuk melanjutkan proyek mereka. Banyak peserta dari kompetisi sebelumnya yang berhasil menarik perhatian investor ternama seperti a16z, Founders Fund, dan Polygon Labs.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya