Donald Trump Usul Tarif hingga 100%, Harga Barang Ini Bakal Melonjak

Donald Trump berencana menaikkan tarif impor hingga 100%. Hal itu dinilai juga berdampak terhadap warga Amerika Serikat (AS).

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 20 Nov 2024, 07:00 WIB
Presiden terpilih Donald Trump telah berjanji untuk meningkatkan tarif secara besar-besaran di Amerika Serikat (AS). (Dok. Angela Weiss/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Donald Trump telah berjanji untuk meningkatkan tarif secara besar-besaran di Amerika Serikat (AS).

Donald Trump mengusulkan tarif antara 60% hingga 100% untuk barang-barang asal China, serta pajak sebesar 10% hingga 20% untuk semua produk yang diimpor dari mitra dagang AS.  

Para ekonom memperkirakan tarif sebesar ini akan meningkatkan harga yang harus dibayar konsumen AS, karena importir biasanya meneruskan sebagian besar biaya pajak tambahan tersebut kepada pembeli.  

Tarif yang diusulkan Trump diperkirakan membebani rumah tangga rata-rata di AS sekitar USD 2.600 per tahun, menurut estimasi Peterson Institute for International Economics.  

Dikutip melalui abcnews, Rabu (20/11/2024) Beberapa produk kemungkinan akan mengalami kenaikan harga yang jauh lebih signifikan dibandingkan produk lainnya dengan menyoroti barang-barang seperti elektronik dan mainan yang sangat bergantung pada impor.  

"Hal ini akan berdampak langsung pada dompet masyarakat,” kata Profesor Manajemen Operasi dan Rantai Pasok di North Carolina State University, Rob Handfield.

Sebagai tanggapan, tim transisi Trump membantah kekhawatiran tentang potensi kenaikan harga akibat usulan tarifnya.  

"Pada masa jabatan pertamanya, Presiden Trump memberlakukan tarif terhadap China yang menciptakan lapangan kerja, mendorong investasi, dan tidak menyebabkan inflasi," kata juru bicara tim transisi, Karoline Leavitt dalam pernyataannya.

"Presiden Trump akan bekerja dengan cepat untuk memperbaiki dan memulihkan ekonomi yang mengutamakan pekerja Amerika dengan membawa kembali pekerjaan ke AS, menurunkan inflasi, meningkatkan upah riil, mengurangi pajak, memotong regulasi, dan membebaskan energi Amerika,” tambahnya.

Berikut ini informasi tentang produk mana yang paling terdampak oleh tarif Trump:  

 


Elektronik & Pakaian

Pengunjung melihat produk elektronik yang dijual di Electronic city di Jakarta, Kamis (21/1). Hal ini disebabkan karena dibebani biaya produksi yang relatif mahal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Elektronik 

Smartphone, tablet, dan laptop termasuk di antara berbagai produk elektronik yang kemungkinan besar akan mengalami kenaikan harga akibat tarif, kata para ahli. 

Harga laptop dan tablet bisa naik hingga 46%, sedangkan harga smartphone dapat melonjak 26%, menurut sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu oleh Consumer Technology Association, kelompok perdagangan yang mewakili perusahaan teknologi.  

Sebagian besar barang tersebut diimpor dari China, yang akan menghadapi tarif tertinggi di bawah usulan Trump, kata Handfield. 

Sekitar 90% peralatan elektronik video dan audio yang dijual kepada konsumen AS adalah barang impor, menurut Biro Analisis Ekonomi AS pada 2017. Sementara itu, 88% komputer elektronik dan 78% peralatan listrik kecil juga diimpor.  

“Harga elektronik pasti akan naik,” kata Handfield.  

Pakaian

Jeans, kaos, sweatshirt, dan berbagai item pakaian lainnya diperkirakan naik harga jika tarif Trump berlaku, kata para ahli.  

AS mengimpor lebih dari 80% pakaian yang dijual oleh pengecer, menurut data Biro Analisis Ekonomi AS tahun lalu.  

“Selama beberapa dekade, AS semakin bergantung pada produsen pakaian di China, Bangladesh, Vietnam, dan pasar biaya rendah lainnya di luar negeri,” kata Profesor Manajemen Rantai Pasok di Michigan State University, Jason Miller..  

Harga dari 500 produk pakaian, mulai dari pakaian renang hingga sarung tangan hingga pakaian bayi, dapat naik hingga 20% akibat tarif potensial, menurut studi bulan ini oleh National Retail Federation (NRF).

 

 


Mainan Anak

Bermain boneka Barbie/dok. Barbie

Mainan

Boneka, binatang boneka, dan permainan papan termasuk dalam kelompok mainan yang sangat rentan terhadap kenaikan harga terkait tarif, kata para ahli.  

Sekitar 90% mainan dan boneka yang dijual kepada konsumen AS adalah barang impor, menurut data Biro Analisis Ekonomi AS pada 2017.  

Produsen mainan AS sangat bergantung pada China, kata Handfield. 

“Hampir semua mainan diproduksi di Asia.”  

Tarif ini dapat mengurangi daya beli konsumen AS sebesar USD 14 miliar, menurut NRF.  

Harga sepeda roda tiga seharga USD 50 dapat melonjak hingga USD 28 lebih mahal, sementara boneka mainan bisa naik dari USD 17 menjadi USD 27.  

“Para ekonom menghadapi tantangan dalam memperkirakan kenaikan harga yang tepat karena masih belum jelas apakah perusahaan dalam rantai pasok produk seperti mainan akan menanggung sebagian biaya tambahan dengan mengurangi keuntungan mereka atau akan meneruskan semua biaya kepada pelanggan,” ujar Miller.  

Namun, penelitian akademis menunjukkan banyak perusahaan kemungkinan akan membebankan seluruh biaya tarif kepada konsumen.  

“Sangat sulit untuk memprediksi kenaikan harga secara pasti,” kata Miller. 

“Namun, ini pasti akan bersifat inflasi.” tutupnya 

 

 

 


Rusia Pantau Susunan Kabinet Donald Trump

Departemen Efisiensi Pemerintah merupakan lembaga yang baru dibentuk di dalam kabinet pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump pada periode 2025-2029 mendatang. (Kena Betancur/AFP)

Sebelumnya, Kremlin pada Kamis, 14 November 2024 mengatakan Rusia sedang memantau pembentukan pemerintahan periode kedua presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Kami tentu memantau ini, tapi percayalah, ini bukan prioritas utama kami. Masih terlalu dini untuk membicarakan apa pun saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (16/11).

Menyangkal adanya pembicaraan antara Presiden Vladimir Putin dan Trump, Peskov mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan apakah hambatan kerja sama di markas PBB di New York akan dihapus selama masa jabatan kedua Trump.

"Itu bukan satu-satunya pertanyaan yang dapat diajukan kepada pihak Amerika Serikat. Masalah yang memicu ketegangan antara Moskow dan Washington sangat banyak, jadi akan salah jika hanya satu masalah yang dianggap sebagai prioritas," tambah Peskov.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin pada hari Rabu (13/11) bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Baku dan menyatakan keprihatinan tentang pembatasan visa yang diberlakukan oleh AS terhadap perwakilan Rusia di PBB.

Trump, telah menominasikan sejumlah orang untuk mengisi kabinetnya, termasuk Marco Rubio sebagai menteri luar negeri dan Pete Hegseth sebagai menteri pertahanan. Namun, sejumlah orang yang dipilih Trump masih harus mendapat konfirmasi Senat.

 

 

 


Topik Pembicaraan

Beralih ke laporan media yang mengklaim Putin membahas situasi di Ukraina dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman, Peskov membenarkan bahwa topik tersebut disinggung selama pembicaraan telepon mereka pada hari Rabu.

Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, yang mengatakan delegasi resmi Rusia kesulitan terbang ke luar negeri karena pesawat mereka mengalami masalah pengisian bahan bakar akibat beberapa perusahaan menolak memberikan layanan lantaran takut terkena sanksi, Peskov mengatakan masalah ini juga yang memengaruhi keputusan perjalanan luar negeri presiden.

Mengomentari laporan yang menyebutkan beberapa produsen mobil Barat dan Jepang akan kembali ke Rusia, Peskov menuturkan bahwa semua negara bersikap pragmatis dan akan membuat pengecualian terhadap pembatasan demi kepentingan mereka. Beberapa perusahaan meninggalkan Rusia setelah perang Ukraina dimulai pada 2022.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya