Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengungkap tiga masalah yang dihadapi oleh para pedagang tahu dan tempe. Hal ini disampaikan Pramono usai blusukan ke kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (10/11/2024).
Pramono tak menepis diperlukan campur tangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk mengatasi semua persoalan itu. Adapun, ketiga masalah pedagang tahu tempe, antara lain mengenai air bersih untuk kebutuhan produksi, sertifikasi halal, serta ketersediaan bahan baku untuk produsen.
Advertisement
Terkait sertifikasi halal, Pramono mencatat beberapa kendala yang ditemui pedagang. Di antaranya perihal biaya dan proses yang memakan waktu agak lama. Di sinilah, tugas pemerintah untuk ikut turun tangan membantu para produsen tahu dan tempe.
"Sertifikasi halal menjadi beban ada kosnya, biaya dan sebagainya, waktu yang lama bertele-tele," ujar Pramono.
Sementara mengenai air bersih, Pramono mengungkapkan akan merancang program pipanisasi yang ditargetkan selesai pada 2029.
"Ini sudah diatur di Perda (Peraturan Daerah), sampai saat ini baru 44 persen. Saya akan selesaikan 100 persen sampai 2029," ucap Pramono Anung.
Solusi Permasalahan Bahan Baku Kedelai
Sedangkan terkait bahan baku kedelai untuk produksi, Pramono menyebut, kendala ada di suplai tidak lancar, kualitasnya kurang baik, dan sebagainya.
Karena itu, Pramono berjanji akan membuka hubungan dengan produsen di dalam maupun luar negeri untuk persediaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe.
"Kalau kedelai kami akan bantu buka seluasnya hubungan dengan produsen atau sentra kedelai baik di dalam maupun luar negeri. Karena kedelai ini banyak yang tidak bisa dipenuhi di dalam," kata Pramono.
Advertisement