Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan melaksanakan berbagai ibadah dan amalan sunnah di luar kewajiban syariat sebagai seorang muslim. Amal-amal itu kelak akan menemani seseorang di alam kubur, penolong di Yaumul Hisab di hari Kiamat dan menjadi tabungan akhirat.
Baca Juga
Advertisement
Penceramah muda, Ustadz Hanan Attaki mengungkapkan amalan mudah yang apabila dilakukan, akan memiliki pahala yang terus mengalir tak terbatas.
Artikel mengenai bekal penting di akhirat ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (19/11/2024).
Artikel kedua yang juga populer yaitu 3 penyebab seseorang tidak mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat.
Sementara, artikel ketiga yaitu kisah Mbah Hamid Pasuruan yang ternyata ziarah ke Baghdad satu tahun sekali.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. 1 Amalan yang Mudah Dilakukan tapi Pahalanya Tak Terbatas dan Terus Mengalir, Kata Ustadz Hanan Attaki
Segala bentuk perbuatan baik dengan niat yang ikhlas akan terhitung sebagai amal ibadah. Ibadah merupakan salah satu cara untuk meraih ridha Allah dan memperoleh pahala.
Amal ibadah tidak hanya terbatas pada kegiatan spiritual semata namun juga mencakup semua aspek kehidupan selama dilakukan dengan niat yang benar.
Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya selalu memperbaiki niat dan meningkatkan amal ibadahnya. Dengan demikian, amal ibadah tidak hanya menjadi sarana untuk memperoleh pahala, tetapi juga untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat.
Ustadz Hanan Attaki dalam sebuah tayangan di kanal YouTubenya mengungkap tentang satu amalan yang sangat mudah dilakukan namun pahalanya tak terbatas dan tetap akan mengalir.
Lantas, amalan apakah itu?
Advertisement
2. 3 Penyebab Muslim Tidak Mendapatkan Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Syafaat Rasulullah SAW ialah pertolongan atau bantuan dari Rasulullah SAW kepada seseorang muslim yang memerlukan pertolongan. Di hari kiamat, semua umat Rasulullah SAW sangat membutuhkan pertolongannya.
Syafaat Rasulullah SAW sangat dibutuhkan tatkala manusia mengalami kondisi yang sangat mencekam di hari akhir itu. Sungguh sangat beruntung bagi yang mendapatkannya.
Namun sungguh sangat merugi orang yang tidak mendapatkan syafaat Rasulullah SAW. Sebab salah satu tiket menuju surga ialah mendapatkan syafaatnya.
Setidaknya ada 3 penyebab seorang muslim nanti tidak akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Berikut ini ulasannya.
3. Baru Terkuak, Ternyata Mbah Hamid Pasuruan Setahun Sekali ke Baghdad, Karomah Wali
Sebuah kisah menarik terungkap tentang KH Abdul Hamid atau Mbah Hamid Pasuruan, seorang ulama yang diyakini sosok wali Allah. Lazimnya waliyullah, Kiai Hamid dianugerahi karomah.
Kisah ini diceritakan oleh Kiai Masyhudi Sunan Kulon pada tahun 2007, menjelang wafatnya.
Sebelum kisah ini terungkap, tidak ada yang mengetahui bahwa Kiai Hamid rutin mengunjungi Baghdad setahun sekali. Ternyata, kepergian Kiai Hamid ke Baghdad adalah sesuatu yang sangat dirahasiakan, bahkan oleh orang-orang terdekatnya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, Kiai Masyhudi menceritakan kisah ini dengan penuh kesan. Menurut Kiai Masyhudi, pada tahun 1980-an, saat ia sedang menjalankan ibadah haji, ia secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Syekh dari Baghdad yang bernama Syekh Hasan.
Pertemuan ini menjadi awal dari terungkapnya kisah perjalanan Kiai Hamid yang selama ini tidak banyak diketahui.
Syekh Hasan, yang dikenal sebagai seorang ulama besar dari Baghdad, mengenal Kiai Hamid dengan sangat baik. Saat itu, Kiai Masyhudi memperkenalkan dirinya sebagai orang Jawa Timur, dan Syekh Hasan langsung bertanya apakah ia mengenal Kiai Abdul Hamid Pasuruan.
"Kiai Abdul Hamid Pasuruan adalah guru kami," kata Syekh Hasan dengan penuh hormat.
Kiai Masyhudi merasa terkejut dengan pertanyaan tersebut, karena tidak menyangka Syekh Hasan mengenal Kiai Hamid. Syekh Hasan pun menjelaskan bahwa Kiai Abdul Hamid Pasuruan selalu menghadiri acara haul Syekh Abdul Qadir di Baghdad setiap tahun. Selama di Baghdad, Kiai Hamid rutin bermalam di rumahnya, dan itu sudah menjadi tradisi yang dijalankan oleh Kiai Hamid setiap tahunnya.
Advertisement