Brasil Tangkap 4 Tentara dan 1 Polisi Terkait Plot Pembunuhan Presiden Lula

Penangkapan dilakukan pada Selasa dini hari waktu setempat saat Brasil menjadi tuan rumah KTT G20.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Nov 2024, 08:03 WIB
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Brasilia - Polisi Brasil menangkap lima orang yang diduga berencana membunuh Luiz Inacio Lula da Silva sesaat sebelum dia dilantik sebagai presiden.

Media lokal seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/11/2024) melaporkan bahwa empat dari mereka yang ditahan pada hari Selasa (19/11) adalah tentara dan satu adalah seorang polisi.

Kelima orang tersebut diduga merupakan bagian dari rencana untuk membunuh Lula dan pasangannya wakil presiden, Geraldo Alckmin, pada tanggal 15 Desember 2022, lebih dari dua pekan sebelum pelantikan.

Lula terpilih pada bulan Oktober 2022, dengan kemenangan tipis atas petahana Jair Bolsonaro, yang tidak pernah mengakui kekalahannya di depan umum.

Sepekan setelah Lula dilantik, para pendukung Bolsonaro menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan istana presiden serta merusak gedung-gedung itu. Polisi akhirnya berhasil membersihkan gedung-gedung pemerintahan dari para perusuh dan menahan ribuan orang.

Investigasi terhadap peristiwa 8 Januari 2023 serta dugaan upaya sebelumnya untuk mencegah Lula dilantik telah dilakukan sejak saat itu.

Namun, ini adalah pertama kalinya polisi mengungkap dugaan upaya pembunuhan terhadap Lula.

Berbicara setelah berita penangkapan tersebar, Menteri Komunikasi Sosial Brasil Paulo Pimenta menuturkan bahwa dugaan rencana pembunuhan terhadap Lula dan Alckmin hampir terlaksana.

"Hanya tinggal beberapa detail yang mencegahnya (terjadi)," kata Pimenta.

Situs berita Brasil G1 mengungkapkan bahwa yang paling mengkhawatirkan adalah empat dari mereka yang ditangkap adalah anggota militer aktif dan yang kelima adalah anggota kepolisian yang masih bertugas.

Kantor berita AFP mengutip sumber kepolisian federal menyebutkan, "Keempat tentara tersebut ditangkap di Rio de Janeiro, tempat mereka berpartisipasi dalam operasi keamanan untuk pertemuan para pemimpin G20."

Menurut G1, keempat tentara yang telah menjalani pelatihan pasukan khusus itu diyakini terlibat dalam sebuah organisasi kriminal yang merencanakan tindakan melawan Lula.

Kepolisian Federal Brasil dalam pernyataannya menuturkan bahwa penyelidikannya menunjukkan organisasi kriminal itu menggunakan pengetahuan teknis-militer tingkat tinggi untuk merencanakan, mengoordinasikan, dan melaksanakan tindakan terlarang pada bulan November dan Desember 2022.

Menurut pernyataan kepolisian, para pelaku tidak hanya berencana untuk membunuh presiden terpilih dan wakil presiden terpilih saat itu, tetapi juga ingin menangkap dan mengeksekusi seorang anggota Mahkamah Agung setelah kudeta mereka berhasil.

Kepolisian mengatakan para pelaku telah menjuluki operasi mereka "belati hijau dan kuning", mengacu pada warna bendera Brasil.

Menurut polisi federal, para pelaku sempat membahas cara terbaik untuk "menetralkan" Lula dan Alckmin, sebelum memutuskan dengan jalan meracuni. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya