Liputan6.com, Jakarta - Kisah spiritual yang menyentuh hati tentang pengalaman KH Maimoen Zubair, atau yang lebih dikenal dengan Mbah Moen, bertemu dengan Nabi Khidir AS di masa mudanya, menarik perhatian banyak orang.
Kejadian luar biasa ini terjadi ketika Mbah Moen masih menjadi santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Pengalaman spiritual ini menjadi salah satu kisah yang tidak hanya memperkaya perjalanan hidupnya, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi para santri dan masyarakat yang mendengarnya.
Mengutip dari tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray, dalam rekaman tersebut dijelaskan bahwa pertemuan itu berlangsung sekitar pukul 11 siang, ketika Mbah Moen masih muda dan berada di pesantren.
Pada saat itu, Mbah Moen merasa seperti ada suara yang memanggilnya dari arah makam dekat pondok pesantren. Suara tersebut begitu jelas dan memikat, hingga Mbah Moen merasa terdorong untuk menelusuri asal suara itu.
Setelah mengikuti suara yang memanggilnya, Mbah Moen mendekati makam yang ada di dekat pondok pesantren. Di sanalah, keajaiban terjadi. Mbah Moen melihat seorang pria dengan pakaian seperti petani yang mengenakan caping, berdiri di dekat makam. Pria tersebut tidak lain adalah Nabi Khidir, sosok yang dikenal dalam tradisi Islam sebagai seorang nabi yang memiliki pengetahuan luas dan hidup abadi.
Nabi Khidir kemudian berbicara kepada Mbah Moen dengan suara lembut dan penuh kasih. "Kamu cinta sama saya? Saya cinta sama kamu, dijamin Gusti Allah nantinya," ujar Nabi Khidir dengan penuh keyakinan.
Mbah Moen muda, yang sangat terkejut dengan pertemuan tersebut, langsung merasakan ketenangan yang luar biasa. Tentu saja, ungkapan tersebut menjadi momen yang menggetarkan bagi Mbah Moen, yang pada saat itu adalah seorang santri muda yang tengah mencari ilmu di pesantren.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Mbah Moen Muda Didoakan Nabi Khidir AS
Setelah itu, Nabi Khidir melanjutkan percakapan dengan Mbah Moen dan mendoakannya. Doa yang dipanjatkan oleh Nabi Khidir kepada Mbah Moen berlangsung cukup lama, dan Mbah Moen muda pun mengaminkan doa tersebut dengan penuh khusyuk. Selama doa itu berlangsung, Mbah Moen merasa begitu tenang dan diliputi rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam, seolah-olah doa tersebut membawa berkah yang besar dalam hidupnya.
Tak lama setelah doa tersebut, Nabi Khidir menghilang begitu saja, meninggalkan Mbah Moen yang masih tertegun di tempat itu. Mbah Moen pun kembali menuju pesantren dengan perasaan campur aduk terkejut, kagum, namun juga penuh rasa syukur atas pengalaman spiritual yang baru saja dialaminya. Kejadian itu tidak hanya memperkuat keyakinannya, tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang sangat berarti.
Kisah ini menjadi perhatian Kiai Mahrus Ali, salah seorang ulama terkenal yang juga merupakan bagian dari lingkungan pesantren Lirboyo. Setelah mendengar cerita Mbah Moen muda tentang pertemuannya dengan Nabi Khidir, Kiai Mahrus Ali merasakan ada sesuatu yang luar biasa pada diri santri muda tersebut. Mbah Moen yang sebelumnya dikenal sebagai seorang santri yang sederhana, tiba-tiba menunjukkan perubahan yang sangat signifikan dalam hal keilmuan dan kebijaksanaan.
Setelah pertemuannya dengan Nabi Khidir, Mbah Moen muda terlihat semakin alim dan penuh kebijaksanaan. Keilmuannya yang sebelumnya sudah terbilang cukup baik, kini semakin tajam dan mendalam. Banyak santri di pesantren Lirboyo yang mulai merasakan aura ketenangan dan kebijaksanaan yang memancar dari dirinya.
Kiai Mahrus Ali yang sudah lama mengenal Mbah Moen muda, tak ragu untuk memberikan pengakuan tentang perubahan positif yang terjadi pada santri muda itu. Ia merasa bahwa pertemuan Mbah Moen dengan Nabi Khidir telah memberikan dampak besar pada perkembangan spiritual dan ilmiah Mbah Moen.
Setelah itu, Mbah Moen pun mengakui secara terbuka kepada Kiai Mahrus Ali bahwa ia memang pernah bertemu dengan Nabi Khidir, sebuah pengalaman yang membuatnya semakin mendalam dalam menjalani kehidupan sebagai seorang santri.
Advertisement
Pelajaran Cinta Kasih dan Pengabdian
Kisah pertemuan Mbah Moen dengan Nabi Khidir ini menjadi bukti betapa pentingnya pengalaman spiritual dalam kehidupan seorang santri. Tak hanya sebagai cerita pribadi, pengalaman ini juga memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk terus mencari ilmu, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mbah Moen menunjukkan bahwa setiap perjalanan spiritual yang dijalani dengan penuh keikhlasan dan ketulusan akan membuahkan hasil yang luar biasa.
Penting untuk dicatat bahwa kisah ini bukan hanya soal bertemu dengan seorang nabi, tetapi juga tentang bagaimana pengalaman tersebut memberikan pengaruh besar pada kehidupan Mbah Moen dalam menjalani tugasnya sebagai seorang ulama besar. Pengalaman ini menjadi pendorong bagi Mbah Moen untuk lebih giat dalam menuntut ilmu dan mengabdikan diri kepada masyarakat.
Selain itu, pertemuan tersebut juga memberikan pelajaran tentang pentingnya mencintai dan menghormati para ulama serta orang-orang yang lebih tua. Nabi Khidir, dalam kisah ini, menjadi simbol cinta dan kasih sayang yang tak terhingga. Mbah Moen yang merasakannya pun menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan penuh kasih sayang kepada sesama.
Kisah ini juga mengajarkan bahwa dalam kehidupan ini, kita tidak boleh hanya melihat dunia materi, tetapi harus mampu melihat nilai-nilai spiritual yang lebih dalam. Perjalanan hidup yang ditempuh oleh Mbah Moen muda merupakan bukti bahwa setiap pengalaman, sekecil apapun, memiliki makna yang besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
Bagi masyarakat yang mendengarkan kisah ini, penting untuk memahami bahwa keberkahan hidup sering datang dari arah yang tidak terduga. Tak selalu kita dapatkan melalui kekayaan atau kesuksesan duniawi, tetapi sering kali melalui pengalaman spiritual yang menghubungkan kita dengan yang Maha Kuasa.
Melalui kisah Mbah Moen muda bertemu dengan Nabi Khidir, banyak yang belajar untuk lebih mengutamakan cinta kasih dan pengabdian kepada orang tua, guru, dan sesama. Kisah ini mengajarkan bahwa dalam mencari ilmu dan menjalani hidup, kita harus tetap rendah hati dan selalu bersyukur atas segala rahmat yang diberikan oleh Allah.
Sampai saat ini, kisah ini terus dikenang oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang pernah bersentuhan langsung dengan Mbah Moen atau yang belajar dari ajaran-ajarannya. Sebuah kisah yang tak hanya menyentuh hati, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dalam mencari ilmu dan berbuat baik di dunia ini.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul