Liputan6.com, Banyuwangi Desa di Banyuwangi kembali menorehkan prestasi nasional. Kali ini, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah yang dikenal sebagai Desa Wisata Adat Osing Kemiren meraih juara 2 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, Kategori Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM), yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
"Kami bersyukur desa-desa di Banyuwangi terus bangkit dengan keanekaragaman potensinya. Ada yang maju di sektor pertanian, ada yang tata kelola pemerintahanya, ada pula yang menonjol pariwisatanya, termasuk Desa Kemiren ini yang sudah berulang kali mendapat penghargaan," kata Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah, Rabu (20/11/2024).
Advertisement
Plt Bupati Sugirah hadir langsung dalam penyerahan penghargaan di acara Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu malam (17/11/2024). Hadir dalam acara tersebut Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana. Penghargaan diserahkan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto.
ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenpar RI.
Untuk mendapatkan penghargaan tersebut, Desa Wisata Adat Kemiren harus bersaing dengan 6.016 desa wisata se-Indonesia. Setelah melalui serangkaian kurasi, terpilih 300 besar desa wisata, yang kemudian dikerucutkan menjadi 100 Besar. Setelah itu terpilih menjadi 50 besar desa wisata terbaik hasil kurasi para dewan kurator dan dewan juri.
"Kami ucapkan terima kasih atas kerja keras teman-teman di desa. Semoga prestasi Desa Kemiren bisa menjadi inspirasi bagi desa wisata yang lain di Banyuwangi untuk terus bangkit dan berbenah,” imbuh Sugirah.
Desa Wisata Adat Osing Kemiren merupakan destinasi yang lengkap. Desa yang menjadi basis Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) tersebut memiliki keindahan alam, kesenian yang menawan, kebudayaan yang terus dijaga turun temurun. Pada 2021 silam, Desa wisata tersebut telah memperoleh sertifikasi sebagai Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenpar.
Kepala Desa Wisata Adat Kemiren, M. Arifin, menjelaskan desanya berhasil meraih penghargaan ADWI 2024 pada kategori Kelembagaan dan SDM.
Penghargaan ini diraih lantaran Desa Kemiren dinilai berhasil memperkuat ekosistem pemberdayaan SDM di desanya untuk meningkatkan lapangan kerja dan perekonomian warga. Selain juga, Desa Kemiren dinilai memiliki komitmen kuat dalam mendukung kesetaraan gender.
Hal itu dibuktikan melalui berbagai program yang telah dijalankan oleh desa. Di antaranya, pendampingan legalitas lembaga, pelatihan peningkatan produksi UMKM, dan pelatihan energi terbarukan ( biogas ).
“Kami juga memberikan pelatihan manajemen tata kelola pariwisata bagi para pemilik home stay dan pelaku usaha pariwisata yang lain. Dengan harapan usaha yang mereka jalankan bisa terus tumbuh dan berkelanjutan,” urai Arifin.
Di Kemiren Peran Serta Perempuan Terus Meningkat
Dengan berbagai program yang dijalankan, di Desa Kemiren telah berdiri 40 homestay. Jumlah UMKM yang terlisensi (mengantongi PIRT, SNI, dan sertifikasi halal) semakin bertambah. Selain itu, peran serta perempuan juga terus meningkat, hampir dalam setiap kegiatan adat ditampilkan atraksi seni yang pelakunya mayoritas adalah perempuan.
Pengembangan desa ini juga melibatkan warganya. Banyak homestay yang didirikan warga lokal dengan arsitektur osing dan keramahan warganya membuat nyaman terasa di kampung sendiri.
Selain juga didukung amenitas yang baik, mulai toilet umum hingga pelayanan publiknya berbasis digital melalui aplikasi Smart Kampung.
Datang ke desa ini, wisatawan akan disajikan dengan daya tarik wisata yang beragam seperti edukasi, kuliner dan budaya. Adanya pasar kampoeng osing, warung makan Pesantogan Kemangi dan kawasan rumah adat osing, untuk memanjakan wisatawan.
Di desa ini keberadaan Gandrung begitu melekat, karena selain maskot pariwisata dan tari selamat datang, tak lepas dari kiprah maestro gandrung Temu yang asli Desa Kemiren. Ada juga, burdah, angklung paglak dan mocoan lontar yusup sebagai salah satu warisan budaya tak benda.
Advertisement