Liputan6.com, Jakarta - Es batil adalah minuman segar dingin khas dari Lamongan, Jawa Timur. Minuman ini seringkali disajikan sebagai pelepas dahaga pada siang hari, terutama karena cuaca di daerah pesisir yang cenderung panas.
Es Batil Lamongan memiliki rasa manis dan segar dengan perpaduan bahan-bahan alami yang menyegarkan. Komposisinya terdiri dari beragam bahan sederhana namun memberikan cita rasa yang khas.
Beberapa bahan yang umum digunakan dalam es batil adalah ketan hitam, tape singkong, cincau hitam, dan gula merah, yang semuanya disajikan dengan tambahan es serut atau es batu dan santan.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu hal yang membuat es batil menarik adalah proses pembuatannya yang masih sangat tradisional. Misalnya, tape singkong yang digunakan biasanya adalah hasil fermentasi alami yang memakan waktu beberapa hari hingga mendapatkan rasa asam manis yang pas.
Proses pembuatan ketan hitamnya juga membutuhkan kesabaran, karena ketan harus direndam dan dimasak dengan teknik tertentu agar teksturnya lembut namun tetap kenyal.
Selain itu, gula merah yang dicairkan menambah cita rasa manis alami dan aroma khas yang memperkaya keseluruhan minuman. Dengan kombinasi bahan-bahan tersebut, es batil menjadi minuman yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga kaya akan rasa.
Selain sebagai minuman penyegar, es batil juga dianggap sebagai simbol budaya kuliner tradisional di daerah Tegal dan sekitarnya. Di beberapa daerah, es batil seringkali disajikan pada acara-acara tertentu seperti kenduri atau perayaan tradisional lainnya.
Eksitensi
Bagi masyarakat setempat, minuman ini membawa nostalgia dan menggambarkan kehidupan tempo dulu yang sederhana namun penuh dengan kebersamaan. Es batil tak hanya sekedar minuman pelepas dahaga, tetapi juga warisan budaya yang masih terus dilestarikan oleh masyarakat pesisir Jawa.
Keunikan rasa dan cerita di balik setiap gelasnya membuat es batil memiliki tempat istimewa di hati masyarakat lokal. Namun, sayangnya, dengan berkembangnya zaman, es batil mulai sulit ditemukan dan terkadang hanya ada di beberapa warung tradisional saja.
Generasi muda cenderung lebih tertarik pada minuman modern seperti bubble tea atau kopi susu, sehingga keberadaan es batil perlahan-lahan terpinggirkan. Meski demikian, masih ada segelintir orang yang mencoba mempertahankan keberadaan minuman khas ini.
Mereka terus memproduksi dan mempromosikan es batil melalui pasar-pasar tradisional atau festival kuliner. Di sinilah letak tantangan untuk menjaga agar es batil tetap eksis, sehingga generasi mendatang bisa tetap menikmati kekayaan kuliner tradisional yang penuh dengan rasa dan sejarah.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement