Liputan6.com, Jakarta - Malam itu, pesta ulang tahun pernikahan Nando dan Saleha berlangsung meriah. Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, Ario tampak tidak senang dan menyimpan rasa tidak suka yang dalam.
Di tengah kerumunan, Ario melontarkan sindiran pedas kepada pasangan tersebut, hingga membuat para tamu berbisik-bisik, menduga bahwa Ario adalah penyebab keretakan dalam rumah tangga Nando dan Saleha. Tak hanya itu, Ario juga merusak dekorasi pesta, menambah ketegangan malam itu.
Advertisement
Para tamu mulai meneriaki Ario, menganggapnya sudah gila. Suasana semakin panas ketika Ario mencengkeram kerah Nando.
Saleha berusaha melerai, tetapi dalam kemarahannya, Ario mendorong Saleha hingga terjatuh. Melihat istrinya terjatuh, Nando pun tersulut emosi, dan mereka berdua terlibat dalam pertengkaran fisik. Bara, yang melihat situasi semakin tidak terkendali, segera menghubungi polisi. Ketika polisi tiba, Nando dengan cerdik membiarkan Ario memukulnya, agar Ario bisa ditangkap atas tuduhan kekerasan.
Keesokan harinya, di kantor polisi, Nando menemui Ario yang baru saja dibebaskan. Nando memperingatkan Ario untuk berhenti mengganggu keluarganya, tetapi Ario tetap bersikeras pada obsesinya untuk mendapatkan Saleha.
Siang itu, Ario memutuskan untuk menempuh jalur hukum, mengklaim hak asuh atas Reza, anak kandungnya. Dia membawa Badan Perlindungan Anak ke rumah Saleha untuk menuntut hak tersebut. Setelah negosiasi panjang, mereka sepakat untuk mengizinkan Reza makan siang bersama Ario dan Saleha.
Khawatir akan keselamatan Saleha dan Reza di rumah Ario, Nando mendapatkan ide cemerlang.
Dia menyewa bus dan mengajak teman-teman Reza untuk ikut makan siang bersama mereka di rumah Ario, memastikan suasana tetap aman dan terkendali.
Baca Juga