Liputan6.com, Jakarta - Hari Guru Nasional biasa diperingati di setiap instansi pendidikan pada 25 November. Bukan hanya guru, murid hingga orang tua pun turut merayakan dan memperingati Hari Guru sebagai bentuk apresiasi kepada mereka.
Perayaan Hari Guru 2024 akan mengingatkan kita terhadap perjuangan dan jasa guru yang mendidik, membimbing, dan mengajarkan ilmu baru kepada anak-anak bangsa dengan gigih dan penuh kesabaran.
Namun, sejatinya mengapresiasi guru tidak hanya dilakukan pada 25 November 2024. Bila perlu, setiap hari selalu mengedepankan rasa hormat terhadap guru, baik guru di sekolah maupun pesantren.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, guru juga harus menjadi teladan bagi para muridnya. Momentum Hari Guru dapat menjadi pengingat bagi mereka dalam mendidik agar melahirkan murid-murid yang cerdas, berakhlak, dan berkarakter.
Berikut ini Liputan6.com bagikan teks khutbah Jumat tentang nasihat Imam Syafi’i untuk menjadi guru teladan bagi muridnya. Materi khutbah Jumat ini dapat disimak oleh siapa saja, karena guru tidak selalu yang mengajar di sekolah maupun pesantren.
Naskah khutbah Jumat ini dinukil dari NU Online dan disusun oleh Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah. Semoga bermanfaat.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِۚ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin. Takwa dalam artian menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan ketakwaan, amal ibadah yang kita lakukan dapat diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Jamaah yang dirahmati Allah swt.
Setiap tanggal 25 November kita memperingati hari guru nasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang, menghargai dan mengapresiasi jasa para guru di Indonesia. Maka kita sebagai warga Indonesia memiliki tugas untuk memulihkan kualitas pendidikan Indonesia, tentunya bukan hanya murid saja yang dituntut untuk diperbaiki, namun semua elemen pendidikan, yaitu guru, murid, dan orang tua murid.
Terkait guru, Islam adalah agama yang memposisikan seorang guru di tempat yang mulia. Guru merupakan orang yang berilmu, yang patut dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, seorang guru haruslah senantiasa menjaga perilaku dan etikanya agar dapat menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Guru adalah seorang yang berilmu, sedang orang yang beriman dan berilmu akan Allah tinggikan derajatnya. Allah swt berfirman dalam Al-Quran surah al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS al-Mujadalah: 11).
Jamaah yang dimuliakan Allah swt.
Menjadi guru yang teladan merupakan sebuah keharusan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mengenai keteladanan seorang guru, terdapat kisah antara Imam Syafi’i dan guru dari anak-anak Khalifah Harun Arrasyid. Kisah ini tertulis dalam kitab Miatu Qishhah wa Qishhah min Hayati Imam al-Syafi’i karya Syekh Shiddiq al-Minsyawi.
Suatu hari Imam al-Syafi’i mengunjungi Amirul Mukminin Harun Arrasyid. Beliau meminta izin untuk masuk ke rumahnya. Sampai di sana, Imam Syafi’i ditemani pembantu Harun Arrasyid untuk menemui Abu ‘Abdul Shamad, guru yang mengajari anak-anak Khalifah Harun.
Si pembantu berkata kepada Imam Syafi’i: Wahai Imam, ini adalah anak-anak Khalifah Harun dan itu adalah guru mereka, barangkali engkau berkenan memberikan nasihat kepada mereka.
Imam Syafi’i pun dengan senang hati memberikan nasihat berharga kepada Abdul Shamad:
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mendidik seorang murid adalah memperbaiki dirimu terlebih dahulu. Sungguh, pandangan mereka tertuju kepadamu. Mereka akan mengikuti kamu dalam memandang baik buruknya sesuatu. Maka ajarilah mereka Al-Quran. Jangan kamu paksa mereka sehingga mereka jadi bosan untuk belajar, jangan juga kamu terlalu lalai sehingga mereka meninggalkan pelajaran. Kemudian ajarilah mereka syair dan hadis supaya jiwa mereka menjadi baik dan mulia. Dan janganlah kamu bawa mereka dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya, sebelum mereka benar-benar menguasai pelajaran tersebut. Sebab, banyaknya pembicaraan yang masuk ke pendengaran, dapat membuat sesat pemahaman (Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, 100 Qishshah wa Qishshah min Hayat al-Syafi’i, Kairo: Qataf Linnasyr wa al-Tawzī’, 2015, hal. 18).
Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah.
Dari nasihat Imam Syafi’i tersebut, banyak poin-poin penting yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang guru. Yaitu, hendaknya seorang guru menjadi teladan bagi seorang murid, teladan dalam arti guru turut dalam mencontohkan perbuatan-perbuatan baik, tidak hanya menyuruh murid untuk melakukannya.
Misalnya, di sekolah ada peraturan untuk melaksanakan salat sunnah Duha berjamaah, maka selayaknya guru-guru di sekolah tersebut ikut dalam pelaksanaannya, sehingga para murid antusias dalam kegiatan salat Duha berjamaah. Misal lainnya adalah dalam menanamkan minat baca, seorang guru harus memulai dari dirinya terlebih dahulu, barulah kemudian menganjurkan kepada murid-muridnya. Termasuk dalam hal kerapihan dan kebersihan.
Poin selanjutnya adalah, ajarilah Al-Quran dan hadis kepada para murid, juga ajarkan mereka ilmu-ilmu kebahasaan. Terakhir, ketika mengajarkan materi kepada anak, guru harus menggunakan cara efektif sehingga murid tidak bosan, jangan juga berpindah-pindah dari satu materi ke materi lainnya sebelum dia benar-benar memahaminya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Demikianlah nasihat Imam Syafi’i kepada guru. Guru adalah profesi yang mulia, mereka bertugas menyebarkan ilmu kepada murid-muridnya, mengajarkan etika dan norma yang baik sekaligus menjadi contoh dan panutan. Rasulullah saw bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صلَّى اللّٰهُ عليْهِ وسلَّمَ إنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكتَهُ وأَهلَ السَّماوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوْتَ لِيُصَلُّونَ عَلى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخيرَ
Artinya: "Keutamaan seorang yang berilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian. Sungguh Allah, malaikat, penduduk langit, dan bumi, bahkan semut di sarangnya, juga ikan paus, mereka semua mendoakan orang yang mengajarkan manusia kepada kebaikan."
Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga membawa kebaikan untuk kita semua, khusunya umat Muslim. Sehingga pendidikan di Indonesia banyak melahirkan pemuda dan cendekiawan yang berwawasan luas dan berakhlakul karimah. Karena sebuah kecerdasan tanpa dilandasi akhlak yang baik hanyalah kesombongan, kepongahan dan banyak madlaratnya.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Advertisement
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Saksikan Video Pilihan Ini: