Liputan6.com, Jakarta - Menikah merupakan sunnah nabi yang dikukuhkan dan menjadi ibadah terpanjang bagi muslim yang melaksanakannya. Menikah adalah upaya seorang muslim untuk menyempurnakan separuh agamanya.
Setelah menikah, laki-laki yang telah resmi menjadi suami memiliki kewajiban pokok terhadap istrinya, yakni memberi nafkah. Allah SWT berfirman,
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.” [Q.S. At-Thalaq: 7]
Baca Juga
Advertisement
Di zaman sekarang, sering menjadi kekhawatiran kehidupan pascamenikah, terutama bagi laki-laki yang takut tidak bisa menafkahi istri dan keluarganya. Alhasil, beberapa di antaranya memutuskan untuk meniti karier terlebih dahulu baru menikah.
Apakah keputusan mapan dulu baru menikah adalah baik? Atau justru sebaliknya, lebih baik menikah saja dahulu karena rezeki sudah diatur oleh Allah SWT? Mana sebaiknya yang harus dipilih dari keduanya?
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya pernah ditanya oleh salah satu jemaah yang hadir di kajian Al Bahjah. Berikut pilihan Buya Yahya yang dapat menjadi pertimbangan Anda sebelum menikah.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pilih yang Takut kepada Allah
Menurut Buya Yahya, dua pilihan tersebut sama-sama baik. Terpenting yang harus dikedepankan adalah pilihan yang kepada Allah.
Menitir karier adalah baik jika ditujukan untuk mendapatkan kemuliaan kepada Allah. Namun, jika dengan menunda nikah justru menjadikan murka Allah, misalnya tidak dapat mengendalikan syahwatnya, maka sebaiknya menikah terlebih dahulu meskipun belum mapan.
"Jadi, Anda boleh meniti karier Anda jika syahwat Anda aman, tentram, tidak terganggu. Hidup Anda damai, gejolak syahwat tidak ramai, tidak dahsyat. Maka bisa saja dia meniti karier lebih dahulu baru nanti setelah itu menikah. Atau mempersiapkan dengan matang lalu menikah," tutur Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (20/11/2024).
Akan tetapi, jika tidak sabar atau terlalu kuat gejolak syahwatnya, maka di saat seperti itu hendaknya pernikahan segera dilaksanakan.
"Dengan cara yang tepat, memilih dong. Kalau misalnya seorang pelajar, maka kalau ingin menikah tentunya dengan orang yang sekiranya akan mendukung belajarnya," ujar Buya Yahya.
Advertisement
Menikah Menyelamatkan Diri dari Keharaman
Pernikahan dilakukan untuk menyelamatkan diri dari terjerumus pada keharaman. Terlebih lagi dalam pernikahan banyak yang bernilai ibadahnya.
Oleh karenanya, mereka yang memilih opsi menikah dulu karena takut terjerumus dalam zina. Terpenting adalah halal dan bebas dari zina. Adapun soal untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mereka akan berjuang bersama.
"Kenapa harus melakukan kehinaan zina sementara ada cara yang halal? Dan nanti kami ada seruan juga kepada para orang tua hendaknya peduli tentang urusan anak-anaknya, jangan sampai mempersulit urusan pernikahan," tegas Buya Yahya.
Akan tetapi, tidak masalah jika mementingkan karier dulu agar kehidupannya lebih mapan sebelum menikah. Dengan catatan, kita harus menjaga syahwat agar tidak terjerumus ke perzinaan.
Wallahu a’lam.