Mentang-Mentang Hafal Al-Qur'an Lupakan Sunnah Nabi saat jadi Imam Sholat, Ini Maksud Ustadz Das'ad Latif

Ustadz Das'ad Latif mengungkapkan bahwa banyak anak muda yang hafal Al-Qur'an, namun terkadang terjebak dalam kebiasaan yang bertentangan dengan sunnah Nabi, terutama saat mereka menjadi imam sholat jamaah.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2024, 22:30 WIB
Ustadz Das'ad Latif. (YouTube Das'ad Latif)

Liputan6.com, Jakarta - Anak muda penghafal Al-Qur'an memang memiliki potensi luar biasa dalam masyarakat. Namun, ada pesan penting yang harus diperhatikan, terutama dalam melaksanakan sholat berjamaah. Ustadz Das'ad Latif, mengingatkan tentang pentingnya memahami dan mengamalkan sunnah Nabi Muhammad SAW, khususnya saat menjadi imam sholat jamaah.

Dalam tayangan video tersebut, Ustadz Das'ad Latif mengungkapkan bahwa banyak anak muda yang hafal Al-Qur'an, namun terkadang terjebak dalam kebiasaan yang bertentangan dengan sunnah Nabi, terutama saat mereka menjadi imam sholat jamaah. "Kalau jadi imam, suka balik sunnah Nabi," katanya.

Ustadz Das'ad menyebutkan fenomena yang cukup sering terjadi di masyarakat. Ia menilai bahwa anak muda penghafal Al-Qur'an sering kali tidak menyadari bagaimana seharusnya mereka memperlakukan sunnah Nabi saat menjadi imam sholat.

"Coba baca bab sholat jamaah. Itu sudah dijelaskan bahwa kalau kau jadi imam, ringkaskan bacaan sholatmu," tegasnya, dikutip dari kanal YouTube @dellasafira7328.

Menurut Ustadz Das'ad, Nabi Muhammad SAW sendiri menganjurkan agar imam dalam sholat berjamaah memperpendek bacaan sholat. Ini bertujuan agar jamaah tidak merasa kesulitan atau terlalu lama berdiri. "Baca yang umumnya orang hafal, itu anjuran Nabi," ujar Ustadz Das'ad Latif.

Namun, kenyataannya, banyak anak muda penghafal Al-Qur'an yang justru sebaliknya. Mereka sering kali memilih untuk membaca bacaan yang lebih panjang, bahkan yang hanya mereka sendiri yang mampu menghafalnya. Hal ini menurut Ustadz Das'ad Latif bertentangan dengan sunnah Nabi yang mengajarkan kemudahan dalam beribadah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Yang Biasanya Dilakukan Penghafal Al-Qur'an Muda

Ilustrasi sholat berjamaah.

Fenomena ini, menurutnya, sering terjadi karena keinginan untuk menunjukkan kemampuan menghafal Al-Qur'an yang luar biasa. "Anak muda penghafal Al-Qur'an kalau jadi imam, mereka suka membalik sunnah Nabi. Mereka baca yang paling panjang, hanya mereka yang hafal," katanya.

Padahal, dalam sholat berjamaah, menurut Ustadz Das'ad, tujuan utama adalah memberikan kenyamanan bagi jamaah. Bukan malah menambah beban dengan bacaan yang terlalu panjang. "Imam yang baik itu adalah imam yang tahu bagaimana mengatur bacaan sholat sesuai dengan keadaan jamaah," tambahnya.

Ustadz Das'ad Latif juga menegaskan bahwa memahami sunnah Nabi bukan hanya sekadar mengetahui teks-teks Al-Qur'an, tetapi juga bagaimana cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam sholat berjamaah. "Sunnah Nabi itu tidak hanya untuk dipelajari, tapi harus diamalkan dalam setiap langkah hidup kita," ungkapnya.

Ceramah ini menjadi pengingat bagi banyak anak muda penghafal Al-Qur'an untuk tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga pada pemahaman dan pelaksanaan sunnah Nabi dengan sebaik-baiknya. "Imam yang mengamalkan sunnah Nabi adalah imam yang mengerti bahwa ibadah itu harus mudah dan tidak memberatkan," ujar Ustadz Das'ad Latif.

Bagi banyak orang, nasihat dari Ustadz Das'ad Latif ini sangat berguna, terutama bagi mereka yang sering berperan sebagai imam dalam sholat berjamaah. Menjaga keseimbangan antara kemampuan hafalan dan pelaksanaan sunnah Nabi adalah hal yang sangat penting dalam membimbing jamaah dengan baik.


Para Penghafal Al-Qur'an Jangan Sampai Terjebak

ilustrasi sholat berjamaah. (Foto:Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Dalam situasi yang serba cepat dan penuh tekanan, kita sering kali lupa akan esensi utama dalam beribadah. Ustadz Das'ad Latif mengingatkan kita untuk selalu merujuk pada sunnah Nabi, yang mengajarkan kesederhanaan dan kemudahan dalam beribadah. "Jangan karena kita hafal panjang, kita justru membuat orang lain merasa terbebani," pesannya.

Fenomena anak muda penghafal Al-Qur'an yang terjebak dalam kebiasaan ini, menurut Ustadz Das'ad, perlu diatasi dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai sunnah Nabi. "Jangan merasa harus menunjukkan hafalan panjang di depan orang lain, karena yang penting adalah kualitas ibadah kita," ujar Ustadz Das'ad Latif.

Pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Nabi mengajarkan tata cara sholat berjamaah bisa membantu menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan sunnah. Ustadz Das'ad Latif berharap anak muda penghafal Al-Qur'an dapat lebih bijak dalam melaksanakan tugas sebagai imam, dengan selalu mengingat bahwa tujuan utama dalam sholat berjamaah adalah memudahkan, bukan memberatkan.

Pentingnya memperhatikan sunnah Nabi dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam ibadah, menjadi inti dari ceramah yang disampaikan Ustadz Das'ad Latif. Dalam kesempatan ini, ia kembali mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi juga pada pemahaman yang mendalam terhadap ajaran Islam yang sebenarnya.

"Menghafal itu penting, tetapi memahami dan mengamalkan sunnah Nabi jauh lebih penting. Apalagi ketika kita diberi amanah menjadi imam dalam sholat jamaah," tegas Ustadz Das'ad Latif.

Dengan pemahaman yang benar tentang sunnah Nabi, umat Islam dapat lebih mudah menjalani kehidupan ibadah yang penuh keberkahan dan sesuai dengan ajaran agama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya