Sholat Sia-Sia jika Masih Berbuat Maksiat? Simak Kata Gus Baha

Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang mendirikan sholat menunjukkan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang tunduk kepada perintah-Nya.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2024, 15:30 WIB
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, menegaskan pentingnya sholat bagi setiap Muslim, meskipun seseorang masih berbuat dosa. Dalam sebuah ceramahnya, Gus Baha meluruskan anggapan keliru bahwa sholat dianggap tidak berarti jika seseorang masih melakukan kemungkaran atau maksiat.

"Apa artinya sholat kalau masih melakukan kemungkaran? Itu salah besar. Sholat itu wajib. Dengan sholat, Anda sudah mengurangi kemungkaran karena Anda tidak melawan ketentuan Allah Ta'ala," kata Gus Baha, seperti dinukil dari video di kanal YouTube @Jedasesaat.

Ia menjelaskan bahwa orang yang mendirikan sholat menunjukkan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang tunduk kepada perintah-Nya.

"Orang mau sholat artinya dia menstatuskan diri sebagai hamba Allah. Dia teken kontrak, 'Kalau saya ini hamba-Mu ya Allah. Anta Rabbi, wa ana ‘abduka. Engkau Tuhanku, dan aku hambamu,'" jelasnya.

Menurut Gus Baha, meskipun seseorang melakukan kesalahan, sholat tetap menjadi bukti kehambaannya kepada Allah. "Soal salah, ya salah saja. Tapi kita ini hamba Allah yang mengakui kalau Allah itu Tuhan kita," ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Keberkahan Status Kehambaan

ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com

Gus Baha menambahkan bahwa pengakuan sebagai hamba Allah melalui sholat akan mendatangkan keberkahan dan membuka peluang untuk mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.

"Barokahnya pengakuan itu, insya Allah, di cerita-cerita syafaat. Kalau kita dosa atau apa, insya Allah dapat syafaatnya Rasulullah SAW. Karena kita tidak pernah lari dari status kehambaan," ungkapnya.

Ia menegaskan, meskipun seseorang masih bergelimang dosa, ia tetap tidak boleh meninggalkan sholat. Dengan sholat, seorang Muslim menunjukkan bahwa dirinya masih berpegang pada hubungan kehambaannya kepada Allah.

Mengutip dari nu.or.id, sholat memiliki fungsi utama sebagai tiang agama dan sarana untuk memperbaiki diri. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sholat adalah pilar utama yang menopang keimanan seorang Muslim.

Sholat tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi pengingat untuk senantiasa menjaga hubungan dengan Allah. Melalui sholat, seseorang memohon ampunan dan bimbingan dari Allah untuk dapat meninggalkan dosa dan kemaksiatan.


Sholat sebagai Kunci Perbaikan Diri

Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows

Banyak yang beranggapan bahwa sholat tidak memiliki arti jika seseorang masih melakukan dosa. Pandangan ini keliru karena sholat adalah ibadah yang berdiri sendiri dan memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah.

"Sholat itu adalah bukti pengakuan kehambaan. Dengan tetap mendirikan sholat, seseorang membuka jalan untuk mendapatkan rahmat dan bimbingan Allah," ujar Gus Baha.

Gus Baha juga menekankan pentingnya konsistensi dalam mendirikan sholat. Istiqamah dalam sholat menunjukkan kesungguhan seseorang dalam menjaga hubungannya dengan Allah. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa sholat memiliki efek mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.

"Kalau kita masih salah atau berbuat dosa, jangan tinggalkan sholat. Justru sholat itu yang akan menolong kita dari dosa-dosa itu," tambah Gus Baha.

Sebagai penutup, Gus Baha mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga sholat dalam kondisi apa pun. Sholat adalah bentuk pengakuan kehambaan kepada Allah dan menjadi jalan untuk mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di akhirat kelak.

Dengan mendirikan sholat, seseorang menunjukkan kesungguhannya dalam memperbaiki diri dan menjaga hubungan dengan Allah. Sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga bukti cinta dan ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya