Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor terus bersaing sepekan menjelang pemungutan suara di Pilkada 2024.
Berdasarkan survei terbaru Pilkada Kota Bogor, bahwa elektabilitas pasangan nomor urut 2 Atang Trisnanto dan Annida Allivia tampak bersaing ketat dengan nomor urut 3 Dedie A. Rachim-Jenal Mutaqin.
Advertisement
Hasil survei Trust Indonesia menunjukan bahwa elektabilitas Dedie-Jenal hanya selisih 2 persen dengan Atang-Annida.
Pasangan Dedie-Jenal, memimpin dengan 30,7 persen suara, diikuti oleh pasangan Atang-Annida sebesar 28,6 persen.
Sedangkan, pasangan Sendi Fardiansyah- Melly Darsa, tercatat memperoleh 16,4 persen, Raendi Rayendra-Eka Maulana 13,4 persen, dan Rena Da Frina-Teddy Risandi 6,1 persen.
Namun demikian, peneliti Trust Indonesia, Hermawan dalam keterangannya mengatakan, dalam surveinya masih ada 4,8 persen responden yang masih belum memutuskan pilihan mereka.
"Artinya meskipun Dedie-Jenal memimpin dalam survei elektabilitas, persaingan dengan Atang- Annida masih sangat ketat. Dengan margin yang kecil dan banyaknya pemilih yang masih ragu, pasangan nomor 2 memiliki peluang yang sama besar untuk memenangkan Pilwalkot Bogor 2024," kata Hermawan, dalam keterangannya, Rabu 20 November.
Dalam survei juga mengungkapkan bahwa kesadaran politik masyarakat Kota Bogor sangat tinggi, 82 persen responden mengetahui bahwa Pilwalkot Bogor akan berlangsung pada 27 November 2024.
"Dari segi partisipasi, 73,2 persen responden sudah mantap memilih, sementara 23,2 persen lainnya masih belum menentukan pilihan mereka," jelas Hermawan.
Ketika diperinci lebih jauh, angka pemilih yang sudah mantap memilih calon pilihan mereka (strong voters) menunjukkan adanya ketegangan di antara paslon yang bersaing.
Pasangan Dedie dan Jenal memiliki 22,7 persen pemilih yang sudah mantap, sementara Atang-Annida sedikit lebih rendah dengan 22,0 persen. Secara keseluruhan, 70,5 persen responden sudah mantap dalam menentukan pilihan, meskipun selisih antara kedua paslon tersebut masih cukup tipis, yaitu berada dalam margin of error survei yang mencapai kurang lebih 4,67 persen.
"Hal ini menandakan bahwa persaingan di antara keduanya masih sangat terbuka," kata Hermawan.
Menyusul
Namun, pengamat politik Universitas Djuanda, Gotfridus Goris Seran melihat ada kecenderungan elektabilitas Atang-Annida menyusul pasangan Dedie-Jenal.
Menurut Seran, hal ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu figur calon dan isu-isu yang berkembang di masyarakat.
"Sosok Dedie-Jenal, meskipun memiliki pengalaman di bidang eksekutif dan legislatif, dinilai belum mampu menyelesaikan beberapa isu penting di Kota Bogor, seperti pengangguran, pelayanan dasar, serta masalah penataan kota yang berdampak pada kemacetan dan kebersihan," jelas Seran, Selasa (19/11/2024).
Seran juga menilai isu-isu ini menjadi peluang bagi pasangan-pasangan lain, terutama pasangan Atang- Annida yang dinilai lebih responsif dalam merespon masalah-masalah tersebut.
Advertisement
Daya Tarik Elektoral
Atang, yang memiliki rekam jejak yang baik dalam dunia pemerintahan, serta Annida, yang dianggap mampu menarik perhatian pemilih muda, dinilai mampu membangun daya tarik elektoral yang semakin besar, terutama di kalangan pemilih muda.
"Bagi pemilih Kota Bogor, Pilkada 2024 menjadi momen penting dalam memilih pemimpin yang diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada dan membawa perubahan positif bagi kota ini," tambah Seran.