5 Tanda-Tanda yang Disebut Pintu Gerbang Perang Dunia III, NATO Mulai Bergerak

Ketegangan global meningkat setelah Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia, sementara Moskow memperbarui doktrin nuklirnya. Apakah perang dunia baru akan terjadi? Simak informasi terbarunya.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 21 Nov 2024, 10:16 WIB
Benarkah perang dunia ketiga akan meledak? (triyas/liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru yang mengkhawatirkan, memicu spekulasi tentang pecahnya Perang Dunia 3. Dengan Ukraina kini menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat, dinamika konflik semakin memanas. Rusia pun merespons dengan doktrin nuklir baru yang memicu diskusi global.

Ketegangan ini tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut tetapi juga kekuatan besar dunia lainnya. NATO memperkuat posisinya dengan latihan militer skala besar di kawasan Arktik, sementara negara-negara Amerika Latin menyerukan penghentian perlombaan senjata untuk menghindari eskalasi.

Kini, semua mata tertuju pada keputusan strategis masing-masing pihak, yang dapat menentukan arah konflik global ke depan. Dari pembaruan doktrin nuklir Rusia hingga langkah terbaru NATO, berikut pembahasan lengkapnya.


Ukraina Gunakan Rudal ATACMS dan Storm Shadow

Penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina menjadi perhatian global. Pada Selasa, rudal ATACMS digunakan untuk menyerang Bryansk, Rusia. Ini adalah pertama kalinya Ukraina menggunakan teknologi mematikan ini dengan izin AS.

Rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris juga telah diluncurkan ke wilayah Rusia. Media Inggris melaporkan bahwa rudal ini digunakan untuk menghancurkan bunker militer dan gudang amunisi. Menurut sumber anonim di Financial Times, "Rudal ini adalah senjata yang sangat strategis untuk mendukung Ukraina."

Video drone Ukraina menunjukkan ledakan besar di wilayah yang dikuasai Rusia. Blogger militer pro-Rusia mencatat bahwa 12 rudal Storm Shadow ditembakkan ke wilayah Kursk, memperkuat posisi Ukraina di perbatasan.


Doktrin Nuklir Baru Rusia: Apa yang Berubah?

Presiden Vladimir Putin memperbarui doktrin nuklir Rusia sebagai tanggapan atas ancaman yang berkembang. Doktrin ini menyebut bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika kedaulatannya atau sekutunya, seperti Belarus, terancam oleh senjata konvensional.

Menurut doktrin baru, ancaman dapat mencakup peluncuran rudal balistik, serangan terhadap fasilitas militer penting, atau agresi besar-besaran terhadap Rusia. "Kami tidak akan ragu untuk menggunakan semua cara yang diperlukan untuk melindungi negara ini," kata Putin saat menandatangani dokumen tersebut.

Selain itu, doktrin ini menurunkan ambang batas penggunaan nuklir, menjadikannya langkah strategis dan peringatan kepada NATO serta AS. Namun, para pengamat memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung.


NATO Perkuat Latihan Militer di Kawasan Arktik

Sementara ketegangan meningkat, NATO menggelar latihan militer terbesar di kawasan Arktik Finlandia. Sebanyak 3.600 tentara dari berbagai negara, termasuk AS, Inggris, dan Prancis, berpartisipasi dalam latihan ini.

Direktur latihan, Kolonel Janne Makitalo, mengatakan bahwa latihan ini bertujuan mengembangkan interoperabilitas antar unit artileri. "Ini bukan unjuk kekuatan, tetapi pesan bahwa NATO bersatu dan siap mempertahankan anggotanya," jelasnya.

Namun, pengamat Finlandia, Joel Linnainmaki, menilai latihan ini sebagai sinyal tegas kepada Rusia. Dengan Finlandia yang berbatasan langsung dengan Rusia, latihan ini menambah tekanan diplomatik terhadap Kremlin.


Respons Internasional: Seruan Perdamaian hingga Peringatan Baru

Negara-negara Amerika Latin, termasuk Brasil dan Meksiko, menyerukan penghentian perlombaan senjata di tengah eskalasi konflik. Mereka menilai penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina dapat memperburuk situasi dan mendorong dialog damai.

Presiden China Xi Jinping juga menyerukan "suara baru" untuk perdamaian. Dalam KTT G20 Brasil, Xi mendorong solusi politik sebagai jalan keluar dari konflik berkepanjangan ini. "Kita harus menciptakan jalan untuk dialog dan diplomasi," katanya seperti dilansir Xinhua.

Sementara itu, NATO tetap bersiaga dengan fokus pada pelatihan militer intensif dan persiapan menghadapi segala kemungkinan di Eropa Timur.


Dampak bagi Penduduk Sipil dan Kesiapan Negara

Di tengah ketegangan, penduduk di negara-negara Nordik seperti Swedia, Finlandia, dan Norwegia mulai diperingatkan untuk bersiap menghadapi krisis. Pemerintah mendesak warganya untuk menimbun kebutuhan pokok sebagai langkah mitigasi.

"Kami mengimbau warga untuk tetap tenang tetapi waspada. Persiapkan diri untuk segala kemungkinan," demikian pernyataan resmi pemerintah Finlandia.

Selain itu, Kedutaan Besar AS di Kyiv ditutup sementara akibat ancaman serangan udara. Juru Bicara Gedung Putih, Matthew Miller, menegaskan bahwa langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya