Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) masih optimis untuk membagikan dividen payout ratio hingga 50 persen pada tahun ini. Optimisme ini ditunjukkan perseroan di tengah penurunan laba perseroan hingga kuartal III 2024.
"Kami berupaya menjaga rasio pembagian dividen sekitar 50 persen di tahun buku 2024," kata Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono dalam Public Expose, Kamis (21/11/2024).
Advertisement
Sudjono menjelaskan penurunan laba dan pendapatan perseroan hingga kuartal III ini salah satunya disebabkan adanya pelemahan dari industri otomotif yang juga berdampak pada perusahaan pembiayaan. Tak hanya itu, perseroan juga telah memangkas karyawan dengan jumlah signifikan.
BFI Finance tercatat melakukan pemangkasan jumlah karyawan secara signifikan pada tahun ini. Merujuk laporan keuangan perseroan per akhir 2023, jumlah karyawan BFI Finance tercatat sebanyak 11.207 orang. Terdiri dari 6.236 karyawan tetap dan sebanyak 4.881 karyawan tidak tetap.
Sementara per 30 September 2024, jumlah karyawan susut menjadi 10.189 orang. Terdiri dari 5.838 karyawan tetap dan 4.351 karyawan tidak tetap. Artinya, ada pengurangan 1.018 karyawan sejak awal tahun hingga kuartal III 2024.
Dari sisi kinerja, sampai dengan kuartal III 2024 laba BFI Finance turun 5,21 persen menjadi Rp 1,11 triliun dari Rp 1,18 triliun pada September 2023. Penurunan laba sejalan dengan susutnya pendapatan.
Hingga kuartal III 2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,71 triliun. Pendapatan itu turun 1,24 persen dibandingkan pendapatan pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 4,77 triliun.
Intip Profil BFI Finance
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) merupakan perusahaan pembiayaan yang telah lama berdiri di Indonesia, sejak 1982 dengan nama PT Manufacturers Hanover Leasing Indonesia.
Perusahaan itu merupakan perusahaan kongsi antara Manufacturers Hanover Leasing Corporation dari Amerika Serikat dan pemegang saham lokal.
BFI Finance juga menjadi perusahaan pembiayaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, atau yang sekarang dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI).
BFI Finance melakukan penawaran umum perdana pada Mei 1990 dengan kode saham BFIN. Perusahaan secara resmi berganti nama menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk pada 2001, setelah menjalankan proses restrukturisasi utang akibat krisis keuangan 1998.
Saat ini, 48,15% saham BFI Finance dimiliki oleh konsorsium Trinugraha Capital & Co SCA yang antara lain terdiri dari Bravo Capital Holding yang dimiliki oleh Jerry Ng, Northstar Group, Garibaldi Thohir, dan investor pasif lainnya. Sisanya dimiliki oleh pemegang saham institusi lokal dan internasional serta pemegang saham publik.
Advertisement
Kegiatan Usaha BFI Finance
Menurut laman resminya, BFI Finance menjalankan kegiatan usaha yang meliputi tiga jenis pembiayaan, yaitu:
1. Pembiayaan modal kerja, investasi dan multiguna yang ditunjukan untuk kebutuhan produktif seperti modal kerja, investasi dan pengembangan usaha, maupun untuk kebutuhan konsumtif seperti biaya pernikahan, renovasi rumah, dan lain - lain
2. Pembiayaan sales lease back, yakni pembiayaan untuk pembelian mesin dan alat berat baik baru maupun bekas untuk menunjang produktivitas usaha, mulai dari alat berat industri seperti mesin excavator, bulldozer, crane, forklift, berbagai jenis truk, mesin cetak, mesin industri hingga alat - alat kesehatan
3. Pembiayaan tanpa agunan untuk kebutuhan pendidikan, perjalanan wisata, serta pengembangan usaha mirko, kecil dan menengah.