Transisi Pemerintah Baru, WIKA Beton Revisi Target Kontrak

WTON memperkirakan realisasi kontrak baru sampai akhir tahun mencapai Rp 6 triliun. Angka itu turun dari target kontrak baru perseroan awal tahun lalu yang sebesar Rp 7,48 triliun.

oleh Pipit Ika RamadhaniGagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Nov 2024, 18:35 WIB
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk atau WIKA Beton (WTON) memasang target konservatif untuk raihan kontrak baru pada 2025. Sekretaris Perusahaan WIKA Beton, Yushadi mengatakan perseroan menargetkan kontrak tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun ini.

WTON sendiri memperkirakan realisasi kontrak baru sampai akhir tahun mencapai Rp 6 triliun. Angka itu turun dari target kontrak baru perseroan awal tahun lalu yang sebesar Rp 7,48 triliun.

"Semoga tahun 2025 nanti, insyaallah perolehan (kontrak baru) itu setidaknya masih sama dengan tahun 2024," kata Yushadi dalam media gathering di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).

Yushadi menerangkan, pandangan konservatif pada tahun depan itu salah satunya merujuk pada susunan kabinet Merah Putih di mana ada beberapa kementerian yang dipisah. Misalnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dipisah menjadi dua kementerian yang tersendiri. Yakni, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Artinya, akan ada penyesuaian sejumlah rencana kerja. Sebagai gambaran, saat peralihan kepemimpinan sebelumnya di era Joko Widodo (Jokowi), butuh waktu sekitar 6 bulan untuk proyek infrastruktur pemerintah berjalan. Sehingga perseroan mengandalkan pendapatan kontrak dari swasta.

"Kalau dengan kondisi yang sama aja pada saat itu sudah terlalu banyak perubahannya, butuh 1-6 bulan. Bayangkan kalau sekarang, dengan di-splitnya beberapa kementerian, rasanya bisa jadi lebih lama. Kita asumsikan sama 6 bulan. Jadi, prediksi kami, di semester 1 tahun depan, mungkin akan terjadi seasonality yang lebih kurang mirip," jelas Yushadi.

 


Kontrak Baru hingga Oktober

Proses produksi Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

WIKA Beton mencatatkan kontrak baru senilai dengan Rp 4,99 triliun hingga Oktober 2024. Raihan itu setara sebesar 81% dari target Rp 6 triliun sampai akhir tahun. Berbagai proyek yang menyumbang performa Perseroan ini didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 71,55%.

Disusul proyek di sektor industri sebesar 13,87%, kemudian proyek di sektor kelistrikan sebesar 7,12%, dan sisanya berasal dari sektor properti 6,71% , energi 0,49%, tambang 0,26%. Sementara itu, berdasarkan segmentasi pelanggan, perolehan kontrak baru didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 79,26%, disusul perusahaan BUMN lain sebesar 17,97%, afiliasi WIKA sebesar 1,18%, perusahaan induk WIKA sebesar 1,17%, dan pemerintah sebesar 0,42%.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya