Daya Tarik Kontemporer Warisan Abadi Batik Iwan Tirta, Terinspirasi Flora dan Fauna Nusantara

Dalam pegelaran yang berlangsung pada Kamis malam, 21 November 2024 di St. Regis, tampak deretan koleksi dengan banyak motif burung sebagai satwa endemik dan floral khas Nusantara.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 22 Nov 2024, 14:00 WIB
Iwan Tirta Private Collection kembali menggelar peragaan busana tahunannya di St. Regis Kamis malam, 21 November 2024. (Dok" Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - Iwan Tirta Private Collection kembali menggelar peragaan busana tahunannya sebagai perayaan megah atas seni batik abadi. Bertajuk “Mahitala” yang mencerminkan gairah dan pengaruh sang maestro legendaris, koleksi memadukan keahlian tradisional Indonesia dengan daya tarik kontemporer.

“Mahitala,” yang berarti bumi agung dalam bahasa Sanskerta, mengungkapkan esensi identitas Indonesia melalui lensa seni batik dari Iwan Tirta. Dalam pegelaran yang berlangsung pada Kamis malam, 21 November 2024 di St. Regis, tampak deretan koleksi dengan banyak motif burung sebagai satwa endemik dan floral khas Nusantara. Motif yang tampil juga besar-besar, sehingga mencolok namun justru memperlihatkan sisi mewah.

Head of Marketing of Iwan Tirta Private Collection mengatakan koleksi mengambil inspirasi dari lanskap Indonesia yang subur dan kekayaan budayanya, sebagai warisan bangsa serta pengaruh Iwan Tirta sebagai maestro batik. Setiap potongan busananya mengangkat batik lebih dari sekadar kain, melainkan pendongeng yang memikat, mengisahkan keindahan alam Nusantara dan kejayaannya, yang direinterpretasi untuk dunia modern.

“Visi kami adalah memastikan bahwa batik tetap relevan dan dicintai oleh generasi mendatang, baik di Indonesia maupun dunia global,” ujar Rindu Melati Pradnyasmita.

Ia melanjut, bahwa dengan koleksi Mahitala, Iwan Tirta Private Collection ingin memperlihatkan bahwa batik dapat menjadi lambang modernitas sekaligus penghormatan mendalam terhadap tradisi. "Koleksi ini merayakan kehidupan luar biasa sang maestro, yang menelusuri perjalanannya dari Indonesia ke pusat budaya dunia," sebutnya lagi. 


Potret Kekayaan Alam Melalui Motif Batik

Iwan Tirta Private Collection kembali menggelar peragaan busana tahunannya di St. Regis Kamis malam, 21 November 2024. (Dok" Liputan6.com/dyah)

Mulai dikenal pada tahun 1970an dan 1980an, Iwan Tirta lebih dari sekadar perancang. Ia adalah duta batik, penjaga warisan budaya, sekaligus seorang taste maker. Kehidupan Iwan Tirta, yang lekat bersama para ikon internasional, bangsawan, dan tokoh dunia, mencerminkan perpaduan unik antara keaslian Indonesia dan kemajuan global yang terus menginspirasi batik sebagai bagian dari dunia mode Indonesia.

Setiap motif batik dalam “Mahitala” merupakan potret kekayaan alam Indonesia yang beragam. Pemandangan hutan hujan tropis di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, serta lanskap Papua, hadir dalam setiap desain, menjadi catatan sejarah yang penuh warna dari Nusantara.

Menampilkan burung endemik seperti Cendrawasih dan Maleo, serta flora khas seperti Anggrek Hitam, Cempaka, dan Kenanga, koleksi ini merayakan kekayaan alam Nusantara. Spesies asli seperti Macan Sumatra dan Anoa Sulawesi digambarkan dengan teliti oleh garisan tangan para pembatik ahli menjadikan setiap motif Batik tersebut sebagai mahakarya yang unik dan mencerminkan warisan keahlianIwan Tirta. 


Material dengan Sentuhan Elegan

Iwan Tirta Private Collection menggelar peragaan busana tahunannya di St. Regis Kamis malam, 21 November 2024. (Dok" Liputan6.com/dyah)

Koleksi “Mahitala” menampilkan hingga 50 looks pakaian pria dan wanita, yang dirancang dengan pilihan material yang mewah, termasuk katun, sutra tenun tangan, herringbone, Tencel linen, katun 100 double, sutra satin, sutra dan sifon jacquard. Material-material mewah ini memberikan sentuhan elegan pada relaxed shirt, coat, puffer-sleeves style, ruffle dress, hingga oversized jacket dalam koleksi ini.

Untuk pakaian wanita, “Mahitala” dibawakan dalam gaya layering dengan material organza, menciptakan tampilan yang lembut namun elegan. Sementara untuk pakaian pria dilengkapi dengan celana palazzo yang stylish.

Peragaan busana ini sendiri adalah penghormatan bagi gaya hidup glamor sang maestro, dirancang sebagai pengalaman intim yang memungkinkan tamu untuk mengamati detail batik yang halus pada setiap karya. Format ini tidak hanya merayakan warisan maestro, tetapi juga mengundang audiens untuk mengapresiasi keahlian.

Serita di balik setiap karya koleksi ini pun unik. Lebih dari sekadar keindahan artistik, “Mahitala” menegaskan keberlanjutan dan pelestarian budaya dari jenama tersebut.


Dukung Slow Fashion

Iwan Tirta Private Collection kembali menggelar peragaan busana tahunannya di St. Regis Kamis malam, 21 November 2024. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Dengan menonjolkan keahlian batik tradisional, koleksi ini menekankan pentingnya slow fashion di tengah dunia yang serba cepat, mengajak untuk lebih menghargai pakaian yang melampaui tren. Di era konsumsi cepat, “Mahitala” merayakan nilai pakaian yang menghormati para pengrajin dan komunitasnya, serta mengundang audiens untuk terhubung kembali dengan nilai-nilai yang menjaga kelestarian tradisi.

Material koleksi yang lebih ramah lingkungan juga mewujudkan deretan karya batik menjadi lebih mendukung aspek ramah lingkungan. Saat lampu mulai redup di panggung “Mahitala,” koleksi ini meninggalkan jejak yang mendalam, sebuah penghormatan untuk Indonesia sebagai “bumi agung” tempat tradisi dan modernitas hidup berdampingan.

Dalam setiap lipatan dan motif, “Mahitala” menjelmakan warisan abadi Iwan Tirta, menenun cerita budaya Indonesia dalam kain waktu. Para tamu yang hadir dari sejumlah kalanga, mulai dari pesohor, selebritas dan para influencer, serta media maupun pecinta batik mengapresiasi gelaran ini sebagai sarana pelestarian budaya.

Infografis Sentra Batik di berbagai daerah di Indonesia. (Dok: Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya