Liputan6.com, Jakarta Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan setelah menunjuk Pam Bondi sebagai Jaksa Agung baru pada Kamis (21/11). Langkah ini dilakukan menyusul pengunduran diri Matt Gaetz dari pencalonan di tengah tuduhan pelanggaran seksual yang melibatkannya. Penunjukan ini mengindikasikan strategi baru Trump dalam merombak kebijakan hukum di Amerika Serikat.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa Bondi akan memulihkan Departemen Kehakiman untuk fokus pada keamanan nasional dan memberantas kejahatan. “Pam akan memfokuskan kembali Departemen Kehakiman pada tujuan yang dimaksudkan, yaitu memerangi Kejahatan, dan Membuat Amerika Aman Kembali,” tulis Trump di Truth Social.
Advertisement
Sosok Pam Bondi sendiri tidak asing dalam lingkaran politik dan hukum AS. Sebelumnya, Bondi merupakan Jaksa Agung Florida yang terkenal dengan sikap tegasnya, termasuk dalam mendukung Trump selama persidangan pemakzulan pertama pada 2020. Namun, penunjukan ini memicu pro dan kontra di kalangan publik serta pengamat politik.
Lalu siapa sebenarnya sosok Pam Bondi? dan seberapa dekat hubungannya dengan Presiden Trump?
Penunjukan Pam Bondi: Keputusan di Tengah Kontroversi
Donald Trump secara resmi mengumumkan Pam Bondi sebagai Jaksa Agung Amerika Serikat, menggantikan Matt Gaetz yang mundur karena tuduhan pelanggaran seksual. Keputusan ini diumumkan melalui platform media sosial milik Trump, Truth Social.
"Sudah terlalu lama, Departemen Kehakiman yang partisan telah dijadikan senjata melawan saya dan anggota Partai Republik lainnya—Tidak lagi," tulis Trump. Dalam konteks ini, Trump tampaknya ingin menegaskan posisi Bondi sebagai sosok yang loyal dan strategis dalam mendukung agendanya.
Langkah ini dipandang oleh sebagian pihak sebagai upaya Trump untuk mengonsolidasikan kontrolnya atas kebijakan hukum, mengingat Bondi memiliki riwayat panjang bekerja sama dengan Trump, termasuk sebagai pengacara pembela dalam kasus pemakzulan pertama pada 2020.
Advertisement
Sosok Pam Bondi: Latar Belakang dan Karier Politiknya
Pamela Jo Bondi, kelahiran 17 November 1965, adalah seorang pengacara dan politikus yang pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Florida dari 2011 hingga 2019. Ia dikenal sebagai wanita pertama yang menjabat posisi tersebut dalam sejarah negara bagian Florida.
Karier Bondi di bidang hukum dimulai sebagai Asisten Jaksa Negara Bagian di Hillsborough County, Florida. Namanya mulai dikenal secara nasional ketika ia menjadi bagian dari tim hukum Trump pada sidang pemakzulan pertama. Selain itu, Bondi juga aktif di media, sering tampil sebagai pembawa acara tamu di Fox News.
Selama masa jabatannya, Bondi kerap terlibat dalam kasus-kasus besar, termasuk menuntut mantan pemain Major League Baseball Dwight Gooden atas pelanggaran hukum terkait penyalahgunaan zat.
Jejak Kontroversi: Kritik dan Isu Selama Kariernya
Sebagai figur publik, Bondi tidak lepas dari kontroversi. Salah satu yang paling menonjol adalah keterlibatannya dalam berbagai isu etis, termasuk hubungan dekatnya dengan organisasi Scientology yang kerap menuai kritik.
Selain itu, ia dikritik atas keputusan menunda eksekusi seorang terpidana mati demi menghadiri acara penggalangan dana politik pada 2013. Meski Bondi akhirnya meminta maaf, tindakan tersebut tetap meninggalkan catatan negatif dalam kariernya.
Bondi juga terkenal menentang legalisasi pernikahan sesama jenis, yang semakin mempertegas posisinya sebagai tokoh konservatif dalam politik AS.
Advertisement
Apa yang Diharapkan dari Penunjukan Bondi?
Penunjukan Bondi membawa harapan sekaligus kekhawatiran bagi berbagai pihak. Trump menyebut Bondi sebagai sosok “cerdas dan tangguh” yang akan membawa perubahan positif dalam kebijakan hukum AS.
Namun, para pengamat menilai bahwa langkah ini berpotensi memperkuat dominasi politik Trump atas Departemen Kehakiman, terutama dalam menangani isu-isu sensitif seperti investigasi terhadap dirinya.
Dengan latar belakang Bondi sebagai pengacara yang loyal terhadap Trump, banyak pihak yang mempertanyakan independensi Departemen Kehakiman di bawah kepemimpinannya.
Reaksi Publik dan Masa Depan Departemen Kehakiman
Penunjukan ini memicu beragam reaksi, baik dari Partai Republik maupun Demokrat. Pendukung Trump menyambut keputusan ini sebagai langkah strategis untuk memperbaiki sistem hukum yang dianggap partisan.
Di sisi lain, kelompok oposisi mengecam penunjukan ini sebagai bentuk "politik balas budi" Trump terhadap loyalisnya. Mereka juga mengkhawatirkan potensi politisasi lebih lanjut terhadap Departemen Kehakiman.
Dalam beberapa pekan ke depan, Bondi akan menghadapi uji kelayakan di Senat, di mana perdebatan sengit diperkirakan terjadi terkait masa depan kebijakan hukum AS di bawah kepemimpinannya.
Advertisement