6 Fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Antar Polisi yang Memilukan

Kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari, melibatkan dua perwira. Berikut kronologi dan fakta terbaru terkait insiden tragis ini.

oleh Nurul Diva diperbarui 22 Nov 2024, 14:13 WIB
Ilustrasi pistol (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Insiden tragis terjadi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (22/11/2024) dini hari. Peristiwa ini melibatkan dua perwira polisi, di mana Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, diduga menembak Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim), AKP Ryanto Ulil Anshar, di kawasan parkir Mapolres.

Kasus ini mengejutkan institusi kepolisian dan masyarakat setempat, mengingat peristiwa tersebut terjadi di lingkungan kantor polisi. Berdasarkan keterangan resmi, penembakan ini diduga dipicu oleh konflik internal terkait penanganan kasus tambang galian C. Korban mengalami luka serius akibat tembakan di bagian kepala dan dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.

Berikut adalah kronologi dan fakta-fakta terkait insiden ini yang telah dihimpun Liputan6 dari berbagai sumber, Jumat (22/11).


1. Kronologi Insiden Penembakan: Terjadi Pukul 00:43 WIB

Peristiwa ini terjadi pada Jumat (22/11/2024) sekitar pukul 00.43 WIB di kawasan parkir Mapolres Solok Selatan. Berdasarkan informasi, insiden bermula ketika AKP Ryanto Ulil Anshar menangkap pelaku tambang ilegal di wilayah tersebut. Penangkapan ini diduga membuat AKP Dadang Iskandar tidak senang.

Konflik antara keduanya memuncak hingga terjadi penembakan yang dilakukan oleh AKP Dadang menggunakan senjata api dinas. Pelaku melepaskan dua tembakan yang mengenai bagian wajah korban, menyebabkan luka parah yang berujung pada kematian.

Setelah insiden tersebut, AKP Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumbar dengan menggunakan mobil dinas. Ia kini menjalani pemeriksaan intensif untuk mendalami motif di balik tindakannya.


2. Terdengar Suara Tembakan Sebelum Korban Terkapar

Lokasi penembakan berada di kawasan parkir Mapolres Solok Selatan, tepatnya di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir. Kawasan ini menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang melibatkan dua perwira kepolisian.

Beberapa saksi di tempat kejadian melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan sebelum menemukan korban dalam kondisi kritis. Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa selongsong peluru yang ditemukan di lokasi untuk mendukung penyelidikan.

Peristiwa ini memicu perhatian besar di lingkungan Polres Solok Selatan, dengan ratusan personel kepolisian hadir di Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada korban.


3. Kondisi Korban Meninggal Dunia

Korban, AKP Ryanto Ulil Anshar, mengalami luka serius akibat tembakan di bagian kepala. Setelah insiden, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar di Padang untuk mendapatkan penanganan medis intensif.

Namun, kondisi luka yang parah membuat nyawa korban tidak tertolong. Pada Jumat pagi, pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa korban telah meninggal dunia. Jenazahnya kemudian disemayamkan di RS Bhayangkara sebelum dipulangkan ke keluarga untuk proses pemakaman.

Kehilangan ini menjadi duka mendalam bagi institusi kepolisian, terutama rekan-rekan korban di Polres Solok Selatan.


4. Motif Penembakan yang Masih Diselidiki

Hingga saat ini, motif di balik penembakan masih menjadi misteri. Berdasarkan dugaan awal, insiden ini terkait dengan ketidaksepakatan mengenai penanganan kasus tambang ilegal di wilayah Solok Selatan.

Kabag Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan setelah pemeriksaan selesai. Sementara itu, beberapa saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap detail kasus ini.

Kasus ini menunjukkan adanya potensi konflik internal yang serius di lingkungan kepolisian, yang kini menjadi fokus perhatian Polda Sumbar.


5. Tindakan Hukum dan Proses Penyelidikan

Setelah menyerahkan diri ke Polda Sumbar, AKP Dadang Iskandar menjalani pemeriksaan intensif terkait tindakannya. Polisi juga telah mengumpulkan barang bukti, termasuk selongsong peluru, dan meminta keterangan dari saksi di tempat kejadian.

Proses penyelidikan akan menentukan apakah tindakan pelaku tergolong pembunuhan berencana atau bentuk pelanggaran lainnya. Polda Sumbar berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara transparan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.


6. Pentingnya Manajemen Konflik di Institusi Kepolisian

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya manajemen konflik di dalam institusi kepolisian untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Kejadian ini cukup mengejutkan sekaligus memilukan lantaran institusi kepolisian seharusnya menjadi pelindung masyarakat.


Apa penyebab insiden polisi tembak polisi di Solok Selatan?

Motif awal diduga terkait konflik internal mengenai penanganan kasus tambang ilegal. Namun, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh Polda Sumbar.


Bagaimana kondisi korban setelah penembakan?

Korban mengalami luka parah akibat tembakan di kepala dan dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Padang.


Apa langkah yang diambil pelaku setelah kejadian?

Pelaku, AKP Dadang Iskandar, langsung menyerahkan diri ke Polda Sumbar untuk menjalani proses hukum.


Apa yang menjadi barang bukti dalam kasus ini?

Polisi telah mengamankan selongsong peluru dan keterangan dari beberapa saksi sebagai bagian dari barang bukti penyelidikan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya