5 Tren Tiktok Berbahaya yang Berujung Celaka, Ada yang Makan Korban Jiwa

Sejumlah tren berbahaya rela dilakukan demi mengikuti apa yang viral di media sosial.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Nov 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi: Aplikasi TikTok (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - TikTok belakangan menjadi media sosial di mana para penggunanya banyak menumpahkan ide-ide dan kreativitas mereka dalam sebuah bentuk video.

Berbagai tren juga kerap muncul di platform tersebut, biasanya dipopulerkan oleh sekelompok orang hingga kemudian meluas ke pengguna TikTok di seluruh dunia.

Namun, sejumlah tren TikTok justru cenderung berbahaya dan mengancam jiwa.

Lantaran viral, makin banyak pengguna yang mengikuti tren tersebut tanpa berpikir rasional dan memperhatikan risikonya.

Dilansir List Verse, Jumat (22/11/2024), berikut adalah sejumlah tren TikTok berbahaya yang viral di media sosial dan memicu kekhawatiran:

1. Benadryl Challenge

TikTok challenge ini mendorong orang utnuk mengonsumsi antihistamin yang dijual bebas dalam dosis besar agar dapat mengalami halusinasi.

Risikonya, mereka dapat mengalami overdosis parah, yang dapat menyebabkan kejang, detak jantung cepat, halusinasi, dan bahkan kematian.

Salah satu kejadian tragis akibat tantangan ini terjadi pada tahun 2020, ketika seorang gadis remaja di Oklahoma, Amerika Serikat (AS), meninggal setealh mencobanya.

Petugas tanggap darurat melaporkan bahwa dia mengonsumsi banyak pil dalam jangka waktu yang singkat, yang menyebabkan serangan jantung yang fatal.

Keluarganya pun berharap bahwa ada kesadaran dari pengguna media sosial tentang bahaya tren itu.


Berujung Meninggal

Empat orang di Alabama, Amerika Serikat meninggal dunia usai lompat dari kapal karena membuat TikTok challenge. (Tangkapan layar TikTok/@Natalieejillfit)

2. Milk Crate Challenge

Challenge ini dilakukan dengan menumpuk krat minuman menjadi bentuk piramida untuk kemudian dipanjat.

Meski tampak sederhana, karena tumpukan itu tidak cukup kokoh, maka banyak yang jatuh namun dianggap penonton sebagai lelucon.

Padahal dalam beberapa kasus, korban yang jatuh mengalami sakit permanen.

Di Dallas, AS, seorang pria mencoba tantangan tersebut hingga tulang rusuknya patah. Sementara di New York, seorang wanita terjatuh dalam posisi terlentang hingga mengalami gegar otak dan pergelangan tangannya patah.

3. Blackout Challenge

Tantangan TikTok ini mendorong pengguna media sosial untuk mencekik diri sendiri dan menahan napas hingga kehilangan kesadaran.

Euforia singkat akibat kekurangan oksigen sesaat menjadi poin yang ditonjolkan dalam tantangan ini. Namun akibatnya justru fatal.

Banyak yang mengikuti tren ini namun meremehkan kebutuhan oksigen hingga menyebabkan kerusakan otak atau kematian.

Salah satu contoh kasusnya terjadi pada gadis berusia 10 tahun di Italia yang meninggal akibat challenge itu. Ia ditemukan tidak sadarkan diri di kamar tidurnya dalam kondisi hpnya yang masih merekam video.

 


Akibatkan Bahaya

Remaja pria asal luar negeri ini menderita luka bakar di sekujur tubuh, akibat mengikuti tantangan di TikTok. Sumber: Nypost

4. Tantangan Cermin Api

Tantangan ini mendorong mendorong pengguna untuk menyemprotkan cairan yang mudah terbakar ke cermin dan menyalakannya untuk menciptakan efek api yang artistik. Tren ini populer karena visualnya yang dramatis.

Salah satu contoh kasus yang mengkhawatirkan terjadi di Los Angeles, AS, di mana upaya seorang remaja untuk mengikuti tantangan tersebut mengakibatkan api yang menyebar ke tirai kamar tidurnya. Dia menderita luka bakar di tangan dan wajahnya saat mencoba memadamkan api.

5. Skull Breaker Challenge

Tantangan ini melibatkan melibatkan dua peserta yang menipu peserta ketiga agar melompat sambil menendang kaki mereka keluar, menyebabkan korban jatuh ke belakang.

Tantangan tersebut sering mengakibatkan cedera kepala, trauma tulang belakang.

Di Miami, AS, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun mengalami patah tulang tengkorak setelah jatuh ke belakang akibat melakukan tantangan tersebut. Ini menyebabkannya dirawat di rumah sakit selama seminggu dan menjalani terapi fisik yang berkelanjutan.

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya