Liputan6.com, Jakarta Cedera kepala adalah jenis trauma yang bisa dialami siapa saja. Ini bisa terjadi akibat kecelakaan, jatuh, pukulan, dan hal lainnya.
Gejala cedera kepala baik ringan maupun berat, harus tetap diwaspadai. Pasalnya, mengabaikan gejala cedera kepala dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan permanen pada otak dan bahkan kematian.
Advertisement
Menurut data dari World Health Organization (WHO), cedera kepala menyumbang sekitar 30-50 persen dari seluruh kasus cedera yang mengakibatkan kematian di dunia. Di Indonesia, kasus cedera kepala juga cukup tinggi, terutama yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, terbentur ketika beraktivitas, cedera olahraga kombat dan kecelakaan saat bekerja.
“Bila tidak segera ditangani dengan baik akan menimbulkan angka kematian dan kecacatan (disabilitas) yang tinggi,” tulis dokter spesialis bedah saraf RS EMC Cibitung, Bintang Cristo Fernando di laman EMC.
Bintang menerangkan, cedera kepala dapat dikategorikan ke dalam tiga tingkat keparahan utama yakni ringan, sedang, dan berat.
Klasifikasi ini didasarkan pada tingkat kesadaran (Glasgow Coma Scale – GCS), gejala yang muncul setelah trauma, durasi kehilangan kesadaran (jika ada), dan dampak jangka panjang yang mungkin terjadi pada otak.
Bagaimana Ciri Cedera Kepala Ringan?
Cedera kepala ringan (GCS 15 – 14), sering disebut sebagai gegar otak, adalah bentuk trauma kepala yang paling umum.
Cedera ini biasanya terjadi akibat benturan yang tidak terlalu keras atau jatuh ringan yang menyebabkan gangguan sementara pada fungsi otak. Gejalanya meliputi:
- Sakit kepala ringan;
- pusing;
- mual;
- kebingungan ringan; dan
- kadang-kadang kehilangan kesadaran singkat (kurang dari 30 menit).
Advertisement
Apa Saja Gejala Cedera Kepala Sedang?
Cedera kepala sedang (GCS 13 – 9) terjadi ketika trauma lebih kuat dan menimbulkan gangguan yang lebih signifikan pada otak. Gejalanya meliputi:
- Pasien mungkin mengalami kehilangan kesadaran selama beberapa menit hingga satu jam;
- disertai dengan muntah;
- amnesia;
- kebingungan yang lebih parah dibandingkan cedera kepala ringan.
Apa Saja Gejala Cedera Kepala Berat?
Cedera kepala berat (GCS <8) merupakan kondisi yang sangat serius dan bisa mengancam nyawa.
Biasanya terjadi akibat trauma yang sangat kuat, seperti kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian. Gejalanya meliputi:
- Kehilangan kesadaran yang berkepanjangan (lebih dari satu jam);
- kejang;
- pupil yang tidak simetris;
- keluarnya darah atau cairan dari telinga atau hidung; dan
- kelumpuhan (disabilitas fisik).
Advertisement
Bagaimana Penanganan Cedera Kepala?
Bintang menerangkan, penanganan cedera kepala sangat bergantung pada tingkat keparahan trauma yang dialami.
“Setiap jenis cedera, baik ringan, sedang, maupun berat, memerlukan pendekatan yang berbeda untuk meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang,” jelas Bintang.
Penanganan Cedera Kepala Ringan
Cedera kepala ringan seperti gegar otak umumnya dapat ditangani di rumah dengan langkah-langkah sederhana.
Meskipun tidak memerlukan intervensi medis serius, penting untuk tetap waspada terhadap perkembangan gejala, sehingga membutuhkan pemeriksaan dan observasi di rumah sakit.
Penanganannya bisa dengan istirahat total, obat pereda nyeri, dan pemantauan gejala.
Penanganan Cedera Kepala Sedang
Cedera kepala sedang memerlukan perhatian medis lebih lanjut untuk memastikan tidak ada kerusakan otak yang serius.
Penanganannya dengan proses diagnosis medis (CT Scan/MRI), observasi di rumah sakit, pengawasan oleh tenaga medis.
Penanganan Cedera Kepala Berat
Cedera kepala berat merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan cepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan otak permanen.
Penanganannya dengan intervensi medis darurat (Operasi), pemantauan insentif (ICU), prognosis jangka panjang.