Liputan6.com, Yogyakarta - Sejak erupsi Gunung Merapi tahun 2010, muncul sebuah fenomena unik berupa batu besar yang seolah tak tergoyahkan di lereng gunung. Batu ini telah menjadi perbincangan hangat, bahkan dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Akan tetapi, dari sudut pandang geologis, fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Mengutip dari berbagai sumber, faktor-faktor geologis dapat menjelaskan mengapa batu tersebut sulit dipindahkan seperti, komposisi batuan, posisi keseimbangan, dan berat yang ekstrim.
Batu hasil erupsi gunung api umumnya memiliki struktur yang sangat padat dan keras. Ditambah lagi, proses pendinginan yang cepat setelah erupsi seringkali membuat batuan vulkanik menjadi lebih kompak.
Baca Juga
Advertisement
Posisi batu yang bersandar pada batuan lain atau tertanam dalam tanah dapat membuatnya sangat stabil. Bahkan gaya gravitasi pun sulit menggesernya.
Ukuran batu yang besar dan beratnya yang mencapai beberapa ton membuat upaya pemindahan menjadi sangat sulit, bahkan dengan menggunakan alat berat.
Selain faktor geologis, kondisi lingkungan sekitar juga turut memengaruhi kesulitan dalam memindahkan batu tersebut. Hujan deras, erosi tanah, dan pergerakan tanah dapat mengubah kondisi di sekitar batu sehingga membuatnya semakin sulit untuk diakses dan dipindahkan.
Mengutip dari berbagai sumber, para ahli geologi berpendapat bahwa fenomena ini adalah hal yang biasa terjadi setelah peristiwa vulkanik. Batu-batu besar yang tertinggal setelah erupsi seringkali memiliki bentuk dan posisi yang unik, sehingga sulit untuk dipindahkan.
Fenomena batu besar yang tak terangkat di lereng Merapi merupakan perpaduan antara proses alam dan persepsi manusia. Dari sudut pandang ilmiah, fenomena ini dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip geologi.
Akan tetapi, bagi masyarakat, batu tersebut memiliki makna yang berbeda, yakni lebih meyakini hal-hal mistis yang membuat batu tersebut tidak dapat diangkat oleh alat apa pun.
Penulis: Ade Yofi Faidzun