Kementan Paparkan Tata Cara Pendaftaran Brigade Swasembada Pangan, Berikut Kriterianya

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti memaparkan bagaimana tata cara melakukan pendaftaran Brigade Swasemabda Pangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Nov 2024, 06:39 WIB
Kementerian Pertanian membentuk brigade swasembada pangan. Hal ini sebagai langkah cepat untuk mewujudkan swasembada. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian membentuk brigade swasembada pangan. Hal ini sebagai langkah cepat untuk mewujudkan swasembada.

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti pun menjelaskan bagaimana tata cara melakukan pendaftaran Brigade Swasemabda Pangan. Sebagai langkah pertama, kata Idha, calon petani harus datang langsung ke Dinas-dinas pertanian baik yang ada di Kabupaten/Kota maupun tingkat Provinsi.

"Dari sana (dinas) akan mengarahkan ke pendamping atau mentor dari kami (kementan),” ujar Idha saat ditemui usai mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam pembukaan workshop manajemen pendampingan brigade swasembada pangan di Auditorium Utama Kementan, Rabu, 20 November 2024, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2024).

Idha mengatakan, setiap petani berpotensi memiliki pendapatan lebih dari Rp 10 juta per bulan. Hitung-hitungan tersebut berasal dari swakelola bagi hasil antara lapangan usaha dan petani baik dari sisi pendapatan produksi maupun hasil jual yang mencapai Rp 6.000 per kilogram gabah kering giling (GKG).

Dia pun memastikan angka sebesar itu merupakan pendapatan murni alias bukan gaji yang selama ini muncul di pemberitaaan.

"Itu bukan gaji tapi pendapatan dari harga jual GKG yang mencapai Rp 6.000 perkilogram. Kemudian ada juga pembagian lainya seperti 20 persen lapangan usaha. Jadi kami sudah hitung di dalam 15 orang anggota brigade swasembada pangan itu pendapatan perorangnya bisa 10 juta,” ujar dia.

Menurut Idha, semua pendapatan itu juga tak lepas dari peran pemerintah yang telah menyiapkan skema pertanian modern untuk memangkas biaya produksi hingga 50 persen. pemerintah akan memberi hibah berupa alat mesin pertanian kepada setiap kelompok brigade swasembada pangan.

"Dukungan dari pemerintah juga termasuk benih dan juga pupuk yang disiapkan untuk menopang jalanya produksi brigade swasembada pangan,” katanya.

Kriteria

Idha menambahkan, terdapat beberapa kriteria bagi petani milenial yang akan masuk dan menjadi bagian dari brigade swasembada pangan ini.

"Pertama harus jujur, punya prinsip dan memiliki komitmen meningkatkan produktivitas. Nanti di lapangan luas lahan yang akan dikelola brigade pangan sekitar 200 hektare melalui kelola kemitraan,” katanya.


Total Pendaftar

Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total pendaftar pada brigade swasembada pangan ini mencapai kurang lebih 23 ribu dari berbagai unsur. Mereka akan didampingi para ASN yang disiapkan khusus dalam mengawal jalanya produksi untuk swasembada dan juga lumbung pangan dunia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan tujuan program ini adalah mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan produktivitas untuk mendukung visi Presiden yaitu swasembada dan juga lumbung pangan dunia.

“Mereka yang akan menjadi ujung tombak pertanian masa depan karena menggerakan roda ekonomi dan juga memiliki kemampuan untuk mentransformasi pertanian tradisional ke modern,” jelasnya.


Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan

Sawah petani. PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) terus berkomitmen mendukung peningkatan produksi pangan dalam negeri. Salah satu inisiatifnya adalah membantu kelompok tani (poktan) di Banyuasin, Palembang mengolah lahan rawa yang sebelumnya tidak produktif menjadi lahan pangan.

Sebelumnya, Presiden RI, Prabowo Subianto, mengajak seluruh negara anggota G20 untuk berkomitmen membangun ketahanan pangan sebagai upaya kolektif untuk mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan.

Bagi Presiden, pangan merupakan sektor strategis yang juga memiliki potensi besar untuk mendukung kemajuan suatu bangsa di masa depan. Sebagai langkah konkret, pemerintah saat ini tengah mengejar target swasembada pangan dalam waktu 4 tahun ke depan. Presiden yakin upaya tersebut akan membantu mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan.

“Kami akan mandiri dari sisi energi dalam empat tahun, dan dalam lima tahun kami percaya diri dapat berkontribusi pada Aliansi Global Melawan Kemiskinan dan Kelaparan,” ucap Presiden.

Sebelumnya dalam pertemuan bersama para pengusaha Indonesia-Brazil Presiden juga mengajak mereka untuk memperkuat sektor pertanian sebagai sebuah pondasi kuat bagi pembangunan negara.

Presiden menggarisbawahi bahwa saat ini pemerintah memiliki program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia. Program tersebut merupakan prioritas utama pada pemerintahannya, seraya mempelajari keberhasilan Brasil dalam program serupa.

“Indonesia ingin belajar dari program Brasil yang telah sukses, dan saya telah meminta tim saya untuk mengatur kerja sama lebih lanjut dengan Duta Besar Brasil di Indonesia,” katanya.

 


Targetkan Swasembada Pangan dalam Waktu 4 Tahun

Ilustrasi petani di sawah/Istimewa.

Presiden Prabowo memiliki perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian. Perhatian itu salah satunya ditunjukkan melalui program cetak sawah dan juga optimasi lahan rawa sebagai upaya mempercepat swasembada.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman langsung tancap gas dengan membentuk brigade swasembada pangan sebagai langkah cepat dalam mewujudkan swasembada.

Mentan mengatakan Brigade swasembada pangan merupakan kelompok kerja lintas kementerian dan juga jajaran TNI Polri yang didalamnya juga terdapat ribuan petani milenial. Mereka nantinya akan mengawal langsung jalannya program cetak sawah dan juga optimasi lahan atau Oplah.

Melalui brigade swasembada pangan, Mentan berkomitmen akan menuntaskan target swasembada dalam waktu 4 tahun mendatang. Mentan optimis, target tersebut dapat tercapai mengingat sebelumnya Indonesia juga berhasil menghadirkan swasembada selama 4 kali, yaitu pada 2017, 2018, 2019 dan 2021.

"Kami yakin swasembada bisa dicapai karena sebelumnya kita bisa mencapai empat kali swasembada, kita dapat penghargaan Agricola Medal. Jadi kita siap melaksanakan arahan Bapak Presiden Prabowo,” katanya.

Sebagai informasi, kementerian pertanian gencar mengerjakan cetak sawah baru alias ekstensifikasi seluas 1 juta hektare di Kabupaten Merauke. Program serupa juga dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan.

 

 

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya