Harga Emas Makin Berkilau Tersengat Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina

Harga emas dunia makin mahal seiring permintaan safe haven melebihi kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) dan harapan yang lebih rendah terhadap penurunan suku bunga bulan depan.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Nov 2024, 07:42 WIB
Harga emas tembus batas USD 2.700 untuk pertama kali pada Jumat, 22 November 2024. (dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tembus batas USD 2.700 untuk pertama kali pada Jumat, 22 November 2024. Kenaikan harga emas itu menuju kenaikan mingguan terbesar dalam hampir dua tahun.

Hal ini seiring permintaan safe haven melebihi kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) dan harapan yang lebih rendah terhadap penurunan suku bunga bulan depan.

Mengutip CNBC, Sabtu (23/11/2024), harga emas di pasar spot melonjak 1,5 persen ke posisi USD 2.709,24 per ounce, menandai level tertinggi sejak 6 November 2024. Harga emas berjangka AS ditutup 1,4 persen ke posisi USD 2.712,20.

"Eskalasi konflik Rusia-Ukraina tampaknya meluas menjadi perang Rusia-AS, dan itu jelas meningkatkan daya tarif safe haven jangka pendek,”

Harga emas batangan telah naik lebih dari 5,7 persen pekan ini, bersiap untuk kinerja mingguan terbaiknya sejak Maret 2023, ketika gelombang krisis perbankan mengguncang pasar global dan meningkatkan permintaan untuk aset lebih aman.

Lonjakan harga emas minggu ini didorong oleh krisis Rusia-Ukraina yang semakin parah, sehingga menaikkan harga lebih dari USD 170 dari level terendah dua bulan pada Kamis lalu di USD 2.536,71.

Emas batangan cenderung melesat selama periode ketegangan geopolitik, risiko ekonomi, dan dalam lingkungan suku bunga rendah.

Kenaikan harga emas berlanjut pada Jumat bahkan ketika dolar AS mencapai level tertinggi dalam dua tahun dan bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa.

Ekspektasi penurunan suku bunga pada Desember dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS telah berkurang, dengan kemungkinan sekarang mencapai 53%, penurunan tajam dari 82,5% hanya seminggu sebelumnya.

Beberapa pembuat kebijakan Fed minggu ini menyatakan kekhawatiran kemajuan inflasi mungkin telah terhenti, menganjurkan untuk berhati-hati, sementara yang lain menekankan perlunya penurunan suku bunga yang berkelanjutan.

 


Prospek Emas

Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Dengan perubahan kebijakan yang sedang berlangsung, dan risiko inflasi dari tarif perdagangan yang diusulkan Presiden terpilih AS Donald Trump, prospek emas tetap kuat, dengan pengujian USD 2.750 diharapkan pada pertengahan Desember, kata Ebkarian.

Harga perak spot naik 1,5% menjadi USD 31,24 per ounce, paladium turun 1,4% menjadi USD 1.015,00, sementara platinum naik 0,6% menjadi USD 964,36. Ketiga logam tersebut berada di jalur kenaikan mingguan.

"Menurut pandangan kami, harga platinum khususnya akan naik signifikan, karena pasar kemungkinan akan mengalami defisit untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2025,” kata analis Commerzbank.


Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Terjun Bebas Lagi?

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas mengalami tekanan signifikan dalam beberapa hari terakhir, dengan sejumlah faktor utama menjadi penyebab, termasuk euforia risk-on pasca pemilu Presiden Amerika Serikat, sikap hawkish Federal Reserve (Fed), serta penguatan dolar AS.

Pada awal minggu kemarin, harga emas spot dibuka di level USD 2.683,02 per ons dan bertahan di atas USD 2.660 per ons sebelum mulai melemah. Penurunan tajam terjadi pada Senin sore (11/11), saat harga emas turun mendekati USD 2.610 per ons dan terus melandai hingga menyentuh level terendah mingguan di USD 2.592 per ons pada Selasa pagi (12/11).

Faktor Utama Penurunan Harga Emas

Tekanan pada harga emas utamanya disebabkan oleh sikap hawkish Fed yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi.

Sikap ini mendorong investor untuk mengalihkan aset mereka ke instrumen berisiko rendah seperti dolar AS, yang menguat signifikan. Kondisi ini berimbas pada pelemahan harga emas yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven.

Prediksi Pergerakan Harga Emas

Menurut survei Kitco News, dikutip Liputan6.com, Senin (17/11/2024), mayoritas memprediksi bahwa harga emas akan terus melemah dalam waktu dekat.

Sebanyak 50% memperkirakan penurunan lebih lanjut, 25% melihat potensi konsolidasi dengan bias menurun, dan hanya 25% yang optimis terhadap kenaikan harga emas.

Namun, para analis juga menyebutkan bahwa harga emas masih memiliki potensi stabilisasi di kisaran USD 2.600 hingga USD 2.625 per ons. Mereka mengingatkan bahwa penurunan signifikan ke level sekitar USD 2.400 per ons dapat membawa harga kembali ke rata-rata pergerakan 200 hari, yang dianggap sebagai titik support jangka panjang.

 


Pandangan Analis tentang Tren Emas

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Alex Kuptsikevich dari FxPro melihat penurunan ini lebih sebagai koreksi daripada akhir dari tren bullish jangka panjang emas. Sementara itu, Adam Button dari Forexlive.com mencatat bahwa meskipun emas telah kehilangan banyak keuntungan dalam beberapa bulan terakhir, ada peluang untuk kembali ke kisaran USD 2.600 hingga USD 2.625.

Di sisi lain, Marc Chandler dari Bannockburn Global Forex memperkirakan fase konsolidasi harga emas dapat berlanjut, dengan potensi kenaikan terbatas. Namun, ia mengingatkan bahwa berbagai faktor eksternal, termasuk data ekonomi AS, dapat memengaruhi dinamika harga emas dalam minggu-minggu mendatang.

Kesimpulan

Meskipun harga emas sedang mengalami tekanan, analis optimis bahwa dalam jangka panjang emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik. Dukungan dari faktor fundamental seperti inflasi dan potensi koreksi di pasar dapat membuka peluang pemulihan harga emas ke level yang lebih tinggi.

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya