Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah kondang Ustadz Adi Hidayat atau lebih kondang dengan sapaan UAH mengungkapkan pentingnya niat saat akan ngaji.
Niat dalam segala hal menjadi penting dan menempati urutan yang pertama. Pentingnya niat sebagaimana sabda Rasulullah SAW di bawah ini. Diriwayatkan oleh Umar bin Khatab, Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu diiringi dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dibenarkan hijrahnya itu oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dan barang siapa hijrahnya untuk dunia yang hendak diperoleh atau wanita yang hendak dipersunting, maka ia akan mendapatkan apa yang diingini itu saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga
Advertisement
Demikian hadis Rasulullah SAW menerangkan betapa pentingnya niat yang menentukan sesuatu yang akan didapatkannya.
Niatk Begini saat akan Ngaji
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan pentingnya niat dalam beramal. Demikian halnya saat kita akan mengaji, kita harus memiliki niat yang mulia.
Menurut pendakwah Muhammadiyah ini, ketika akan ngaji kita harus niat ingin menjadi orang yang lebih baik dihadapan Allah SWT.
Menurutnya, niat semacam ini harus selalu tertanam di dalam hati kita saat akan berangkan ngaji atau pengajian.
“Jadi, kalau anda mau berangkat ngaji, di mana pun itu motivasi pertamanya berusahalah niatkan supaya berubah jadi orang yang lebih baik di hadapan Allah SWT,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Hahrhp08, Sabtu (23/11/2024).
Advertisement
Penilaian Allah Lebih Penting
Lebih lanjut UAH menegaskan, saaat ngaji kita tidak perlu risau dengan komentar dan penilaian orang lain yang boleh jadi menilai kita negatif. Menurutnya, cukup Allah saja yang memberikan penilaian kepada diri kita.
Dengan diawali niat yang demikian, tentu saja hati kita nantinya menjadi lapang atau luas dan tak lagi menghiraukan omongan orang lain dan kita akan selalu konsisten dalam kebaikan.
"Gak harus dipandang orang, rugi kita selalu mengamati komentar orang lain, yang penting Allah menilai kita baik cukuplah itu wakafa billahi hasibaa, yang penting cukup Allah nilai saya," tegasnya.
“Kalau sudah merasa punya Allah, nanti dilapangkan hatinya, tak peduli orang mau bilang apa, sepanjang sudah konsisten dalam kebaikan itu terjaga,” pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul