Semangat APJATI Menyongsong Indonesia Emas

Komitmen ini juga selaras dengan program Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Kementerian P2MI, yang memprioritaskan penguatan perlindungan pekerja migran serta peningkatan devisa negara.

oleh Tim Regional diperbarui 24 Nov 2024, 20:39 WIB
Ketua Umum APJATI Said Alwaini. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - APJATI merayakan momen penting dengan pelantikan Ketua Umum barunya, Said Saleh Alwaini dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) APJATI ke-15 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta.

Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Zulfikar Ahmad Tawalla, dan Christina Ariani, serta Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan.

Dalam Munas ini Said Saleh Alwaini terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum APJATI, periode 2024-2029. Sebanyak 123 pimpinan perusahaan P3MI selaku peserta Munas, menyambut gembira atas terpilihnya Said Saleh Alwaini.

Ketua Umum APJATI Said Alwaini mengatakan Indonesia tengah menghadapi bonus demografi, dengan tambahan 9 juta usia produktif dalam lima tahun ke depan.

"Ini potensi luar biasa, tapi bisa menjadi tantangan serius jika tidak dikelola dengan baik. Bandingkan dengan Filipina—dengan populasi 116 juta, mereka berhasil mengirim 10 juta pekerja migran. Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari dua kali lipat, baru mencapai 4,5 juta PMI," jelasnya.

Hal ini, lanjutnya menunjukkan peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini sebagai Golden Period pekerja migran.

"Oleh karena itu, periode emas ini harus dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di industri pekerja migran dengan cermat untuk menjadikan Indonesia lebih kompetitif di pasar tenaga kerja global," katanya.

Komitmen ini juga selaras dengan program Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Kementerian P2MI, yang memprioritaskan penguatan perlindungan pekerja migran serta peningkatan devisa negara. Sebagai organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, APJATI bertekad mendukung upaya tersebut melalui peran aktif seluruh anggota dan pengurusnya.

Dalam pidatonya Said Saleh Alwaini juga menyebutkan Indonesia berada di era peluang emas. APJATI akan memperluas pasar ke Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Dengan kolaborasi erat bersama pemerintah dan perwakilan RI, kita perjuangkan kuota lebih besar, sektor baru, dan payung bilateral yang membuka jalan bagi pekerja migran Indonesia.

"Kita tidak hanya bersaing, tapi bersaing secara sehat dan bermartabat, hingga tenaga kerja Indonesia dihormati di panggung global," jelasnya.

Di dalam negeri, jelasnya, tidak akan tinggal diam menghadapi penempatan ilegal yang mencoreng citra P3MI. APJATI akan mendorong reformasi regulasi agar jasa P3MI menjadi pilihan utama. Kita perkuat, kita benahi, demi masa depan yang cerah.

Mantan Ketua Umum Apjati selama 3 periode, Ayub Basalamah menyatakan rasa syukurnya atas terpilihnya Said Saleh Alwaini.

Dengan terpilihnya Saleh Alwaini sebagai Ketua Umum Apjati periode 2024-2029, otomatis akan melanjutkan program yang telah dicanangkan pengurus sebelumnya. Ayub juga yakin ketum yang baru bekerja lebih baik dan mampu menghadapi tantangan.

"Saya berharap Ketum APJATI yang baru bisa lebih dari selama ini saya dan pengurus yang lama lakukan. Saya yakin ketum yang baru mampu (menghadapi tantangan). Sebab ketum yang baru ber basic pada dunia penempatan. Beliau mengurus perusahaan yang besar sehingga ketum yang baru ini mengetahui seluk-beluk dunia penempatan," ujar Ayub Basalamah.

Christina Aryani Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) menggarisbawahi fokus Kementerian P2MI yang akan lebih menitikberatkan pada peran sebagai regulator, Wamen Christina mendorong APJATI meningkatkan perannya dalam hal penempatan pekerja migran Indonesia.

"Jadi, teman-teman APJATI bisa berperan di sini, karena sesuai diskusi kami dengan Pak Menteri, ke depannya mungkin kami akan lebih berkonsentrasi di peran sebagai regulator," ujarnya.

Wakil Menteri, Dzulfikar Ahmad Tawalla juga menyampaikan bawah PMI tidak hanya dipandang sebagai pahlawan devisa, melainkan menjadi instrumen economic growth.

"Hal ini diharapkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara dimana mereka ditempatkan. Jadi saya kira adanya APJATI ini menjadi penting untuk akselerasi-akselerasi bagi Pekerja Migran Indonesia," jelas Dzulfikar Ahmad Tawalla.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya