Liputan6.com, Jakarta - Karomah KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen telah menjadi kisah yang menginspirasi banyak orang. Salah satu karomah beliau yang paling terkenal adalah mengetahui kapan waktunya berpulang ke rahmatullah.
Mengutip sebuah tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, dikisahkan seorang jamaah haji bernama Pak Sodikun menceritakan pengalamannya yang penuh hikmah saat bertemu dengan Mbah Moen.
Kisah ini menjadi bukti keistimewaan Mbah Moen yang dikenal sebagai ulama kharismatik dan guru dari banyak tokoh, termasuk Gus Baha.
Pak Sodikun, seorang jamaah haji asal Magelang, awalnya mendapatkan saran dari kakaknya untuk sowan kepada Mbah Moen. Saat itu, Mbah Moen sedang berhaji bersama Gus Alwi.
Rencana awalnya, Pak Sodikun dan kakaknya ingin bertemu Mbah Moen setelah sholat Jumat. Namun, karena kondisi lalu lintas yang padat, hanya Pak Sodikun yang bisa sowan sendirian.
Sesampainya di tempat Mbah Moen, Gus Alwi meminta Pak Sodikun untuk menanyakan sampai kapan Mbah Moen akan tinggal di Makkah. Dengan nada tegas dan singkat, Mbah Moen menjawab, “Sampai tanggal 5,” Jawaban ini awalnya membuat Pak Sodikun bingung.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Misteri Tanggal 5 Dzulhijjah
Pak Sodikun merasa heran karena pada umumnya, ibadah haji tidak selesai pada tanggal 5 Dzulhijah. Ia pun berpikir bahwa Mbah Moen mungkin hanya akan meninggalkan hotel pada tanggal tersebut, bukan Makkah. Namun, firasat ini menyimpan makna yang jauh lebih mendalam.
Tanggal 5 Dzulhijah 1440 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 2019, menjadi hari yang penuh duka bagi umat Islam. Pada hari itu, Mbah Moen wafat di Makkah. Peristiwa ini menyadarkan Pak Sodikun tentang makna sesungguhnya dari jawaban singkat Mbah Moen.
Mbah Moen tidak hanya meninggalkan hotel, tetapi juga berpulang ke pangkuan Sang Pencipta. Kejadian ini memberikan kesan mendalam kepada Pak Sodikun, sekaligus menjadi bukti karomah luar biasa dari seorang ulama besar.
Kisah ini juga menyebar luas dan menjadi pengingat bagi banyak umat Islam akan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah. Sosok Mbah Moen yang sederhana dan penuh karomah menjadi teladan dalam menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan.
Mbah Moen dikenal sebagai ulama besar yang mengabdikan hidupnya untuk umat. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar di Sarang, Rembang ini dihormati oleh berbagai kalangan, dari masyarakat biasa hingga para pemimpin negeri.
Sepanjang hidupnya, Mbah Moen tak henti-hentinya memberikan nasihat dan hikmah kepada siapa saja yang datang kepadanya. Tidak heran, kepergian beliau meninggalkan duka yang mendalam, baik di Indonesia maupun di tanah suci.
Advertisement
Bukti Karomah Mbah Moen
Kisah Pak Sodikun yang terekam dalam tayangan tersebut menjadi salah satu dari sekian banyak bukti nyata karomah Mbah Moen. Jawaban sederhana namun penuh makna menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam.
Hingga kini, nama Mbah Moen terus dikenang oleh para santri, ulama, dan umat Islam di berbagai penjuru dunia. Perjuangan dan keteladanan beliau dalam menyebarkan ilmu agama menjadi warisan yang tak ternilai.
Kejadian ini mengingatkan bahwa kehidupan adalah perjalanan menuju pertemuan dengan Sang Pencipta. Mbah Moen telah menunjukkan bagaimana seorang hamba menjalani hidup dengan penuh kepasrahan dan kedekatan kepada Allah.
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa memperbaiki diri dan mempersiapkan akhir kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Wafatnya Mbah Moen di Mekkah juga menjadi penegasan bahwa beliau adalah seorang hamba yang dirindukan oleh tanah suci. Sosoknya yang penuh cinta dan kasih sayang akan selalu dikenang oleh umat Islam.
Kisah ini juga mengajarkan kita untuk selalu percaya pada hikmah di balik setiap kejadian. Jawaban singkat Mbah Moen bukanlah kebetulan, melainkan pesan yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul