Momen Kocak Ketika Gus Dur Merasa Cukup Dapat Pahala Puasa Setengah Tahun, Diceritakan AS Hikam

Keesokan harinya, Gus Dur dan AS Hikam kembali bersama. Mereka berangkat menuju Tuban untuk menghadiri acara haul. Dalam perjalanan, tiba-tiba Gus Dur meminta sopir untuk berhenti di sebuah warung makan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2024, 13:30 WIB
Gus Dur, dikenal dengan rasa humornya yang tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Dr Muhammad Atho’illah Shohibul Hikam, yang lebih dikenal sebagai AS Hikam, adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi pada Kabinet Persatuan Nasional dan diangkap oleh presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Dia memiliki banyak pengalaman bersama Gus Dur yang penuh dengan humor segar. salah satunya saat menghadiri peringatan bulan Rajab.

Suatu ketika, AS Hikam menemani Gus Dur menghadiri acara peringatan bulan Rajab di sebuah daerah di Jawa Barat. Dalam kegiatan tersebut, mereka mendengarkan ceramah seorang kiai tentang keutamaan puasa di bulan Rajab.

Sang kiai menjelaskan bahwa satu hari berpuasa di bulan Rajab sama dengan menjalankan puasa selama satu tahun penuh. Mendengar hal tersebut, Gus Dur pun memberikan komentar yang membuat AS Hikam terheran-heran.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, AS Hikam mengisahkan, sepulang dari acara itu, Gus Dur berkata kepadanya, “Kam, besok puasa Rajab, ya. Lumayan, seperti kata kiai tadi, sehari puasa sama dengan puasa setahun,” ucapan ini membuat AS Hikam hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Keesokan harinya, Gus Dur dan AS Hikam kembali bersama. Mereka berangkat menuju Tuban untuk menghadiri acara haul. Dalam perjalanan, tiba-tiba Gus Dur meminta sopir untuk berhenti di sebuah warung makan.

AS Hikam yang keheranan langsung bertanya, “Loh, Gus, katanya mau puasa? Kok malah berhenti di warung makan?” Jawaban Gus Dur yang santai dan khas langsung membuat Hikam terbahak.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Puasa Setengah Hari, Pahala Setengah Tahun Saja

Inul Daratista dan Gus Dur. (Foto: Dok. Instagram @inul.d)

“Ini baru setengah hari, Kam. Saya ambil pahalanya setengah tahun saja. Lumayan, kan?” jawab Gus Dur dengan santai sambil tertawa. Jawaban ini membuat suasana di dalam mobil penuh dengan gelak tawa.

Kisah ini bukan hanya menjadi bukti kecerdasan humor Gus Dur, tetapi juga cara beliau menyampaikan pesan moral dengan ringan. Gus Dur kerap menggunakan humor sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan orang-orang di sekitarnya.

Guyonan ini menunjukkan keunikan Gus Dur dalam menyikapi berbagai situasi. Meski sering bergurau, ia selalu memiliki cara untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang mendalam.

AS Hikam juga menceritakan bahwa selama mendampingi Gus Dur, momen-momen seperti ini kerap terjadi. Gus Dur selalu mampu menciptakan suasana yang hangat dan akrab, bahkan di tengah kesibukan sebagai tokoh nasional.

Humor Gus Dur tidak hanya membuat orang tertawa, tetapi juga sering kali mengandung pelajaran berharga.

Seperti dalam kisah ini, Gus Dur mengingatkan bahwa ibadah itu penting, namun keseimbangan dalam menjalani hidup juga tidak kalah pentingnya.


Suka Guyon tapi Reputasi Internasional

(Sumber ipnu.or.id)

Banyak orang yang mengenang Gus Dur sebagai sosok pemimpin yang sederhana, humoris, dan penuh kebijaksanaan.

Kepribadiannya yang unik membuatnya dihormati oleh berbagai kalangan, baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

Kisah guyonan ini juga menjadi pengingat bahwa dalam beribadah, keikhlasan adalah hal yang utama. Gus Dur, dengan caranya yang khas, selalu mampu mengingatkan orang-orang di sekitarnya untuk terus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Hingga kini, humor-humor Gus Dur masih dikenang dan diceritakan dari generasi ke generasi. Humor tersebut bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan yang sarat makna.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk menjalani hidup dengan lebih ringan, namun tetap penuh makna.

Seperti Gus Dur, mari kita temukan kebahagiaan dalam setiap langkah kehidupan, tanpa melupakan esensi dari nilai-nilai yang kita pegang.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya