Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja di Indonesia

Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyatakan, perdagangan, investasi berkelanjutan, dan teknologi hijau adalah bidang-bidang utama yang menjadi kesepakatan Kemitraan Strategis Baru Indonesia-Inggris yang akan diluncurkan tahun depan.

oleh Tim News diperbarui 23 Nov 2024, 17:36 WIB
Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyatakan, perdagangan, investasi berkelanjutan, dan teknologi hijau adalah bidang utama yang jadi kesepakatan Kemitraan Strategis Baru Indonesia-Inggris yang akan diluncurkan tahun depan. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyatakan, perdagangan, investasi berkelanjutan, dan teknologi hijau adalah bidang-bidang utama yang menjadi kesepakatan Kemitraan Strategis Baru Indonesia-Inggris yang akan diluncurkan tahun depan.

Terkait investasi, Anindya Bakrie menekankan perlunya mendorong investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) yang dapat menciptakan lapangan kerja.

"Terutama di sektor-sektor yang menghasilkan peluang-peluang ekonomi, dan kita juga harus mempersiapkan tenaga kerja (lapangan kerja) kita untuk lingkup kerja energi hijau dan digitalisasi," kata Anindya, melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (23/11/2024).

Hal itu disampaikan Anindya dalam sambutannya di acara Forum Investasi Indonesia 2024 (Indonesia Investment Forum/IIF) di Hotel Raffles, di The OWO, 57 Whitehall, London SW1A 2BX, Inggris, Jumat pagi 22 November 2024 waktu setempat.

Dia menambahkan, dengan memanfaatkan lokasi strategis Indonesia dan guna meningkatkan daya saing global, investasi berorientasi ekspor dan juga investasi energi bersih sangat penting untuk ditingkatkan, terutama dari investasi asing.

"Dengan keahlian Inggris melengkapi pasar Indonesia yang dinamis dan tentu (diharapkan) bisa mendukung target pertumbuhan 8%, serta adanya roadmap kemitraan Indonesia-Inggris 2022-2024, hal itu menjelaskan ikatan yang semakin dekat antar kedua negara. Kita tidak hanya membangun ekonomi yang lebih kuat tetapi juga bekerja sama untuk menanggulangi tantangan global," kata Anindya.

 


Indonesia Fokus pada Pengembangan Proyek Energi

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie memastikan, dirinya akan mendampingi lawatan perdana Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri. (Ist)

Dalam paparannya, Anindya menyebutkan, Indonesia juga memfokuskan pada pengembangan proyek energi terbarukan dan hilirisasi industri.

"Indonesia telah membuat komitmen yang kuat termasuk penyebaran 100 GW energi baru selama 5 tahun ke depan dengan 75% berasal dari energi terbarukan," ucap dia.

Selain itu, lanjut Anindya, Indonesia juga mengembangkan 70.000 km jalur transmisi untuk menghubungkan pulau-pulau utama di Indonesia. Juga, kata dia, rencana reboisasi besar-besaran untuk memulihkan 12 juta hektare lahan terdegradasi di seluruh Indonesia.

"Dan akhirnya, kami akan membangun pasar karbon terverifikasi di Indonesia untuk memobilisasi aliran dana dari Global North (Utara) ke Global South (Selatan)" tegas Anindya.

Acara bertema 'Indonesia's Investment Landscape: What Next?' ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Desra Percaya.

Turut hadir sebagai pembicara adalah Executive Chairman Tony Blair Institute of for Global Change Sir Tony Blair serta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani.

"Tadi dihadiri kurang lebih 180 orang, kebanyakan dari UK (Inggris Raya). Tentunya kita menyampaikan bagaimana potensi kita di renewable energy (energi terbarukan), potensi kita di downstreaming (hilirisasi), clean energy (energi bersih)," ucap Rosan.

"Kita ingin mereka tahu inilah program besar kita,” kata Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Kadin Indonesia," sambung dia.

 


IIF Dinilai Penting dan Krusial bagi Indonesia

Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan P Roeslani. Foto: Tira Santia/Liputan6.com

Rosan menambahkan, IIF dan forum-forum sejenis lainnya menjadi sangat penting dan krusial bagi Indonesia demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.

"Kita perlu kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak seperti foreign party (pihak asing) dan foreign investment (investasi asing). Tentu selain investasi, untuk capai target 8% juga tetap (berasal) dari konsumsi (dalam negeri), dari belanja pemerintah, dan tetap dari ekspor," terang dia.

Rosan menekankan bahwa Indonesia juga perlu untuk mendengar pendapat dari sisi korporasi Inggris tentang apa yang mereka butuhkan untuk berinvestasi di Indonesia.

"Paling tidak, kita bisa menjabarkan, seperti ini peluangnya, targetnya, dan bagaimana pencapaiannya. Di sisi lain, kita perlu tahu juga teknologi apa yang mereka bisa bawa dan apa dampaknya pada peningkatan human capital kita. Jadi, semuanya mesti win-win lah," jelas Rosan.

Sebagai informasi, IIF 2024 adalah acara tahunan unggulan yang diselenggarakan bersama oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM melalui Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London.

Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menjadi platform untuk dialog kebijakan dan untuk menampilkan lanskap investasi Indonesia yang berkembang dan menyoroti peluang investasi.

Forum ini bertujuan untuk melibatkan calon pelaku usaha dari Inggris dan negara-negara Eropa untuk memberikan mereka wawasan yang berharga mengenai lebih dari 81 peluang investasi dan proyek-proyek strategis yang tersedia di Indonesia.

Infografis Geger 5 Artis Terseret Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya