Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei elektabilitas pemilih di Kabupaten Lombok Barat menjelang Pilkada 2024 menunjukkan pasangan Hj. Nurhidayah-Imam Kafali unggul dari kompetitor mereka. Ini merupakan survei terakhir yang dilakukan jelang minggu tenang.
“Dari hasil simulasi surat suara, pasangan nomor urut dua dicoblos oleh 28 persen pemilih disusul oleh pasangan nomor urut tiga dengan perolehan 24,8 persen, lalu pasangan nomor urut satu dengan angka 21 persen, dan terakhir pasangan nomor urut empat dengan perolehan 17,5 persen serta terdapat 8,7% surat suara yang tidak dicoblos oleh responden, " kata Ibnu Mahbub selaku Direktur Sinergi Riset Nusantara (SRN) di Bandung, Jawa Barat.
Advertisement
Survei yang dilakukan oleh SRN dilakukan pada 19-22 November 2024 kepada 400 responden di seluruh Kecamatan di Lombok Barat. Ibnu yang memimpin lembaga riset di Bandung ini menjelaskan, dinamika pilkada di Kabupaten Lombok Barat termasuk yang paling ketat kompetisinya.
“Seperti perlombaan MotoGP di Mandalika, pasangan Hj. Nurhidayah-Imam Kafali mampu menyalip lawan-lawan mereka di tikungan terakhir di lap terakhir, sangat dramatis,” tukas Ibnu dengan bersemangat mempresentasikan hasil surveinya.
Ibnu juga menggarisbawahi bahwa masih terdapat 36 persen pemilih yang bisa mengubah pilihannya di masa tenang sampai hari H pemilihan pada tanggal 27 November 2024 nanti.
“Masing-masing pasangan calon di Kabupaten Lombok Barat harus merapatkan barisan pasukan dan relawannya untuk bisa mempengaruhi mereka yang masih bisa mengubah pilihan yang jumlahnya lebih dari 1/3 pemilih di Lombok Barat,” lanjut Ibnu.
“Salah satu temuan menarik dari survei kami adalah 97 persen masyarakat Lombok Barat menginginkan calon Bupati dan Wakil Bupati yang lahir dan besar di Lombok Barat,” tegasnya.
Ibnu menambahkan bahwa dari data ini sentimen kedaerahan pemilih di Lombok Barat sangat kuat dan bisa menjadi faktor penentu dalam pilkada di Lombok Barat.
Pemilih di Kabupaten Lombok Barat menganggap bahwa masalah kemiskinan dan taraf ekonomi masyarakat masih menjadi masalah utama.
“Terdapat 22,5 persen pemilih yang mengatakan kemiskinan dan isu ekonomi adalah isu utama, disusul 19,7 persen pemilih yang merasakan kurangnya lapangan pekerjaan, 15,7 persen harga sembako yang mahal, dan 15,4 persen yang mempermasalahkan pembangunan infrastruktur yang perlu ditingkatkan”, ujar Ibnu menjelaskan hasil risetnya.
“Pasangan calon yang bisa meng-address permasalahan-permasalahan yang disebutkan oleh pemilih di Lombok Barat di dalam program mereka tentu akan berpeluang dipilih oleh lebih banyak pemilih,” tukas Ibnu memberikan analisisnya.
Menurut hasil survei SRN, Hj. Sumiatun merupakan calon yang paling dikenali oleh pemilih di Lombok Barat dengan 47 persen tingkat popularitas. Hj Nurhidayah dikenali oleh 46,5 persen, Lalu Ahmad Zaini 35,9 persen, dan Nauvar Furqony Farinduan dikenali oleh 35,1 persen.
Ibnu mengomentari, “Efek pilkada serentak membuat pemilih tidak terlalu memperhatikan kontestasi pilkada di kabupaten tempat dia tinggal karena ada isu provinsi dan bahkan nasional seperti Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang menjadi pusat perhatian media nasional.”
Metode Survei
Survei Pilkada Kabupaten Lombok Barat November 2024 dilakukan oleh Sinergi Riset Nusantara di 10 kecamatan di Kabupaten Lombok Barat pada 19-22 November 2024.
Survei dilaksanakan dengan mewawancarai secara tatap muka 400 responden berusia 17-65 tahun yang dicuplik dengan metode pencuplikan acak bertingkat dan berstratifikasi (multistage and stratified random sampling) dengan memperhatikan daerah perkotaan-pedesaan dan besaran DPT di masing-masing kecamatan di Kabupaten Lombok Barat.
Dengan asumsi rentang kepercayaan 95 persen, kesalahan pencuplikan survei ini ada pada ± 4.9 persen.
Advertisement