Serangan Israel ke Baalbek dan Tyre Mengancam Identitas Lebanon

Serangan Israel terhadap Baalbek dan Tyre dinilai lebih dari sekadar kehancuran fisik. Dengan berusaha memutuskan hubungan Lebanon dengan masa lalunya, Israel diyakini bertujuan menghapus identitas bangsa yang telah lama menjadi pusat peradaban.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Nov 2024, 09:01 WIB
Kementerian Kesehatan Lebanon pada Minggu (10/11/2024) menyebut serangan Israel yang menargetkan wilayah Baalbek-Hermel telah menewaskan 20 orang. (Nidal SOLH/AFP)

Liputan6.com, Beirut - Serangan udara Israel terhadap Lebanon terus berlanjut, menghancurkan infrastruktur sipil dan mengancam situs-situs Warisan Dunia UNESCO, seperti Baalbek dan Tyre. Kedua kota ini adalah simbol penting identitas budaya Lebanon dan telah ada selama berabad-abad. Serangan ini menempatkan harta sejarah yang tak ternilai dalam bahaya, membuat para pembela warisan dunia menyerukan perhatian terhadap kerusakan yang mungkin tidak bisa diperbaiki.

Dengan alasan menyerang tempat-tempat yang terkait dengan Hizbullah dan untuk menjaga keamanan rakyat Lebanon, pasukan Israel sering mengeluarkan "perintah evakuasi" untuk area yang sangat dekat dengan situs-situs budaya tersebut. Ini menuai kecaman dari rakyat Lebanon, pemerintah, dan para pelestari budaya, seperti yang dikutip dari Al Mayadeen, Minggu (24/11/2024).

Singkatnya, serangan Israel terhadap Baalbek dan Tyre merupakan serangan langsung terhadap warisan budaya, identitas, dan sejarah Lebanon, yang juga merupakan bagian dari kekayaan dunia.

Baalbek: Kota Matahari

Baalbek, yang terletak di Lebanon timur, adalah simbol kekayaan budaya Lebanon yang telah bertahan selama ribuan tahun. Dikenal sebagai "Heliopolis" atau "Kota Matahari", Baalbek menyimpan berbagai reruntuhan Fenisia, arsitektur Romawi, dan monumen Islam. Karena nilai sejarahnya yang luar biasa, Baalbek menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1984.

Setiap tahun, Baalbek menggelar Festival Internasional Baalbek, yang mengundang banyak artis terkenal dari seluruh dunia, seperti Fairuz, Rahbani Brothers, Wadih el-Safi, Sting, Mika, Ella Fitzgerald, dan Miles Davis. Festival ini menyatukan sejarah kuno dengan seni modern, dengan latar belakang kuil-kuil besar sebagai panggungnya.

Beberapa peninggalan sejarah utama di Baalbek antara lain:

  • Reruntuhan Fenisia: Di bawah kuil-kuil Romawi di Kastil Baalbek, penggalian mengungkapkan reruntuhan yang diyakini berasal dari masa Fenisia dan digunakan sebagai Kuil Baal.
  • Kuil Merkurius: Terletak di Bukit Sheikh Abdallah dan dibangun pada masa kekaisaran Romawi, sekitar Abad ke-3 Masehi, untuk menghormati Merkurius, dewa perdagangan, perjalanan, dan komunikasi dalam mitologi Romawi. Yang tersisa hanya tangga dan beberapa bagian dari bangunan ini.
  • Teater Kuno (sekarang Hotel Palmyra): Sisa-sisa bangunan ini terletak di bawah Hotel Palmyra, dengan model yang dipajang di Museum Nasional Beirut.
  • Batu Wanita Hamil: Monolit besar bernama "Hajar Al-Hibla" ini merupakan salah satu batu terbesar yang pernah dipahat oleh manusia, setinggi 20 meter dan lebar 4,5 meter.
  • Masjid Ras al-Imam al-Hussein: Masjid ini dibangun pada masa Mamluk untuk menghormati Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.
  • Masjid Umayyah Agung: Terletak dekat pintu masuk situs arkeologi Romawi Baalbek, masjid ini dibangun pada Abad ke-7 hingga ke-8 di atas forum Romawi yang sebelumnya diubah menjadi Gereja St. John pada Abad ke-4 hingga ke-5. Masjid ini memiliki kolom granit dan batu kapur dan mengalami restorasi pada tahun 1990-an.
  • Bustan al-Khan: Pemandian Romawi yang dibangun pada akhir abad kedua Masehi, menutupi area hampir 10.000 meter persegi, dan memiliki aula perjamuan yang terkenal.
  • Katedral Saint Barbara: Dibangun pada masa Bizantium, katedral ini adalah tempat kedudukan Keuskupan Katolik Yunani Melkit Baalbek.
  • Qubat Douris: Sebuah makam dari masa Ayyubiyah dengan kubah di atas delapan kolom granit merah.

Kuil-kuil Romawi Baalbek:

  • Pelataran Heksagonal: Dibangun pada Abad ke-3 Masehi, pelataran ini memiliki 30 kolom granit dan terletak di antara Propylaea dan Halaman Besar.
  • Kuil Jupiter (15-55 Masehi): Kuil terbesar di Baalbek, hanya tersisa enam kolom Korintus yang masih utuh.
  • Kuil Bacchus (60-150 Masehi): Kuil yang sangat terawat, lebih besar dari Parthenon di Athena, dengan gerbang monumental yang sangat besar.
  • Kuil Venus: Kuil kecil berbentuk lingkaran, dengan enam kolom yang mendukung kubah.

Terancam Serangan Israel yang Membabi-buta

Pada awal November, serangan udara Israel menghancurkan sebuah bangunan bersejarah di Distrik Manshiyeh, yang terletak dekat dengan kuil-kuil Baalbek yang terdaftar di UNESCO.

Gubernur Baalbek dan Hermel Bachir Khodr mengatakan kepada Reuters bahwa kawasan ini sangat khas dan sering dikunjungi wisatawan. Meski tidak ada orang di dalam bangunan yang diserang, dia menambahkan, "Kami membutuhkan ahli untuk memeriksa kerusakan, tapi belum ada yang bisa melakukannya karena serangan udara (Israel)."

Maya Halabi dari Festival Internasional Baalbek juga menyatakan bahwa tiga situs dari era Ottoman telah rusak akibat serangan Israel, termasuk Gouraud Barracks dan Hotel Palmyra.

"Akropolis, tempat kuil-kuil itu berada, hanya beberapa meter jauhnya. Kami berharap tidak ada kerusakan di sana," tambah Halabi.


Tyre: Permata Maritim Fenisia

Sekitar 1.500 pengungsi tinggal di tiga sekolah di kota pesisir Tyre, sekitar 20 kilometer (12 mil) di sebelah utara perbatasan. (AP Photo/Hassan Ammar)

Terletak di selatan Lebanon, Tyre menyimpan cerita panjang tentang kepandaian dan warisan budaya semua orang yang pernah tinggal di sana. Ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1984, Tyre adalah kota besar Fenisia yang menguasai perdagangan laut dan mendirikan koloni-koloni sukses seperti Cadiz dan Kartago.

Legenda mengatakan, di sinilah pertama kali warna ungu ditemukan, yang kemudian digunakan untuk membuat kain sutra kerajaan.

Tyre, salah satu kota tertua di dunia, telah menyaksikan berbagai kekaisaran bangkit dan runtuh selama hampir 5.000 tahun. Reruntuhannya kini menjadi saksi perkembangan peradaban manusia sejak zaman dahulu dengan situs-situs bersejarah yang sangat berharga.

  • Hippodrome Romawi, yang dibangun pada abad pertama Masehi, dulu bisa menampung hingga 40.000 penonton untuk perlombaan kereta dan berbagai acara Olimpiade, seperti balapan dan pentatlon. Di sini, kita bisa membayangkan suara gemuruh roda kereta dan sorakan penonton yang terdengar seribu tahun lalu. Hippodrome ini adalah yang kedua terbesar dan paling terawat, dengan pasar yang berkembang pesat di bawah tribun tempat duduk.
  • Gerbang Kemenangan, yang dibangun pada abad kedua Masehi oleh Kaisar Hadrian, menjulang setinggi 21 meter. Lantai menara utara dihiasi dengan mozaik, sementara menara selatan ditutupi batu. Jalan Romawi yang ada di dekatnya, yang berasal dari abad pertama dan menghubungkan gerbang besar ke arah barat, masih menyimpan jejak roda kereta yang tertinggal di batu-batunya.
  • Pemandian Romawi, yang dibangun pada abad kedua dan ketiga Masehi, memiliki arcades untuk melawan kelembapan laut dan air tanah. Di belakang pemandian terdapat ruang pemanas yang menyediakan air panas. Meskipun lantai dan dinding marmernya kini hilang, keindahannya tetap terasa.
  • Umm Al-Amad, yang terletak di sebuah bukit dekat laut dengan kuil yang menghadap ke pelabuhan, menyimpan sisa dua kuil penting dari abad kedua dan ketiga SM. Situs ini mewakili kebudayaan Fenisia terakhir di bawah kekuasaan Yunani. Beberapa batu prasasti berisi tulisan Fenisia ditemukan di sini, termasuk sebuah batu jam matahari yang penting.

 

Seperti halnya Baalbek, Israel juga tidak mengindahkan perlindungan terhadap Tyre. Mereka melancarkan serangan terhadap kota serta sejumlah situs Romawi di sekitar Tyre, termasuk Necropolis dan Hippodrome.

Sebagai respons, pejabat Lebanon bersama ratusan ahli budaya, seperti arkeolog dan cendekiawan, mengajukan petisi kepada PBB untuk melindungi warisan budaya Lebanon. Petisi ini dirilis pada 17 November, sehari sebelum sesi khusus di Paris yang bertujuan memberikan perlindungan lebih kuat bagi situs-situs budaya Lebanon.

Petisi itu mendesak UNESCO untuk melindungi Baalbek dan situs budaya lainnya dengan menciptakan "zona aman" di sekitar situs-situs tersebut, menempatkan pengamat internasional, dan menerapkan perlindungan yang diatur dalam Konvensi Den Haag 1954 tentang warisan budaya dalam konflik bersenjata.

Petisi ini dengan jelas menyatakan bahwa "warisan budaya Lebanon secara keseluruhan terancam oleh serangan berulang terhadap kota-kota kuno seperti Baalbek, Tyre, dan Anjar, yang semuanya merupakan situs warisan dunia UNESCO, serta landmark bersejarah lainnya". Petisi yang sama mendesak negara-negara besar untuk mendukung penghentian serangan yang merusak situs-situs budaya dan menerapkan perlindungan tambahan atau sanksi untuk mencegah penghancuran lebih lanjut.

Tanggapan terhadap petisi ini datang pada 18 November. Perlindungan hukum yang lebih ketat diberikan di tengah berlanjutnya agresi brutal Israel. Sebanyak 34 situs budaya kini mendapat "perlindungan tertinggi terhadap serangan dan penggunaan untuk tujuan militer" seperti yang disampaikan oleh UNESCO.

Keputusan ini diambil untuk menyampaikan pesan kuat kepada komunitas internasional tentang urgensi melindungi situs-situs tersebut. UNESCO turut menegaskan bahwa "pelanggaran terhadap ketentuan ini akan dianggap sebagai 'pelanggaran serius' terhadap Konvensi Den Haag 1954 dan dapat menjadi dasar untuk penuntutan".

"Baalbek dan Tyre akan menerima bantuan teknis dan keuangan dari UNESCO untuk memperkuat perlindungan hukum, meningkatkan pengelolaan risiko, dan memberikan pelatihan bagi pengelola situs," sebut pernyataan UNESCO.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya