Liputan6.com, Jakarta - Umat Nabi Muhammad SAW tidak ada yang sempurna. Semasa hidupnya pasti pernah berbuat kesalahan yang berujung dosa, baik dosa kecil maupun besar. Kesalahan tersebut dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak.
Dalam Islam, seorang muslim yang melakukan dosa disyariatkan untuk bertaubat kepada Allah SWT. Taubat atau tobat memiliki arti sadar dan menyesal akan dosa dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya.
Baca Juga
Advertisement
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Setiap anak keturunan Adam adalah orang yang berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah; lihat Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulûghul Marâm, [Semarang: Usaha Keluarga], tt., hal. 302)
Para ulama mengajarkan muslim yang memiliki dosa dan ingin bertaubat kepada Allah SWT dengan melaksanakan sholat sunnah dua rakaat. Sholat ini dikenal sebagai sholat taubat. Sholat taubat didasarkan pada hadis nabi, di antaranya diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari sahabat Ali bin Abi Thalib, dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq bahwa Rasulullah bersabda,
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ، ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ لَهُ
Artinya: “Tidaklah seseorang berbuat dosa lalu ia beranjak bersuci, melakukan shalat kemudian beristighfar meminta ampun kepada Allah kecuali Allah mengampuninya.”
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sholat Taubat Dilakukan meski Hanya Dosa Kecil
Terkait sholat taubat, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang jemaah yang mengikuti kajian Al Bahjah. Pertanyaan yang disampaikan jemaah tersebut tentang waktu mengerjakan sholat taubat.
“Kapan orang harus mengerjakan sholat taubat? Mendengar salah satu sumber bahwa harus setoap malam, tapi kalau di televisi menerangkan sholat taubat dikerjakan jika sudah melakukan dosa besar, karena dosa kecil diampuni dengan istighfar,” tanyanya kepada Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Ahad (24/11/2024).
Buya Yahya menjelaskan, sholat taubat adalah cara seorang hamba memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang dilakukannya. Sholat taubat tidak harus menunggu dosanya setinggi gunung. Sekecil apapun dosa yang diperbuat, seorang muslim dapat melakukan sholat taubat.
“Jadi kalau ada orang merasa dosa lalu ingin diampuni Allah, mengambil air wudhu lalu melakukan sholat dua rakaat. Kemudian memohon kepada Allah, ya Allah ampunilah dosaku,” jelas Buya Yahya.
“Jadi melakukan sholat dua rakaat. Sebagian mengatakan ini namanya sholat taubat. Sebagian mengingkari tidak ada namanya sholat taubat,” ujarnya menambahkan.
Buya Yahya menuturkan, pada dasarnya sholat taubat seperti sholat hajat. Yakni sholat dengan hajatnya adalah agar Allah SWT memberikan pengampunan kepada hamba-Nya.
“Maka ambil air wudhu, sholat dua rakaat. Kemudian menadahkan tangan (berdoa sembari) istighfar, ya Allah ampunilah dosaku,” kata Buya Yahya.
Advertisement
Niat dan Doa Sholat Taubat
Sholat taubat dapat dilakukan sebelum orang bertaubat. Mengutip NU Online, Syekh Nawawi tetap menganggap sah meskipun sholat dilakukan setelah bertaubat.
Tata cara sholat taubat tidak berbeda jauh dengan sholat pada umumnya. Sholat ini diawali dengan niat. Berikut adalah lafal niat sholat taubat yang dilakukan sebanyak dua rakaat.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aala.
Artinya: "Aku berniat melakukan sholat sunah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Setelah niat, dilanjutkan dengan gerakan-gerakan sholat pada umumnya. Seperti takbiratul ihram, membaca doa iftitah pada rakaat pertama, membaca surat Al-Fatihah, membaca surah dalam Al-Qur’an hingga salam pada rakaat kedua.
Doa Sholat Taubat
Setelah melakukan sholat taubat, dianjurkan untuk berdoa. Kita bisa membaca doa berikut ini.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana 'abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu, audzubka min syarrima shana'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.”
Wallahu a’lam