Saat Teriakan Abah Guru Sekumpul Membuat Hujan Tak jadi Turun, Kisah Karomah Wali

Di tengah suasana itu, tiba-tiba Abah Guru Sekumpul mengangkat suaranya. Dengan lantang, ia berteriak ke arah langit, “Hei langit, jangan hujan di sini, kami masih pengajian!”

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2024, 04:30 WIB
KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah karomah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul selalu menarik untuk dikupas. Peristiwa luar biasa ini diceritakan oleh Wakil Ketua PCNU Kabupaten Banjar, Ustadz Khairullah Zain.

Dia mengisahkan pengalaman pribadinya saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura sekitar tahun 1994.

Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @karomahislam, terungkap bahwa Ustadz Khairullah ia saat itu tinggal di wilayah Sekumpul. Setiap Sabtu, Abah Guru Sekumpul menggelar pengajian khusus untuk kaum wanita di Mushola Ar-Raudhah.

“Sebagian santri yang kos di Sekumpul lebih memilih menghadiri pengajian Abah Guru daripada masuk sekolah. Pengajian ini selalu dipenuhi jemaah hingga meluber ke rumah penduduk dan pelataran sekitar,” ujar narator dalam tayangan tersebut.

Masalah muncul ketika pengajian berlangsung pada hari dengan cuaca mendung tebal. Langit saat itu gelap, dan tanda-tanda hujan deras sangat jelas terlihat.

Banyak jemaah yang tidak mendapatkan tempat berteduh, sehingga mereka khawatir akan kehujanan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Begini Teriakan Abah Guru Sekumpul, Keajaiban Terjadi

ilustrasi mendung jelang hujan lebat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di tengah suasana itu, tiba-tiba Abah Guru Sekumpul mengangkat suaranya. Dengan lantang, ia berteriak ke arah langit, “Hei langit, jangan hujan di sini, kami masih pengajian!”

Yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan, layaknya keajaiban. Langit yang sebelumnya gelap perlahan berubah cerah. Awan hitam yang menggantung di atas Sekumpul terurai, dan hujan yang ditakuti tidak turun hingga pengajian selesai.

“Saat itu, saya menyaksikan sendiri bagaimana awan gelap yang sudah menutupi matahari perlahan sirna. Karomah Abah Guru sungguh luar biasa,” kata narator menirukan kata Ustadz Khairullah.

Musala Ar-Raudhah dan halamannya memang tidak cukup menampung jumlah jemaah yang datang. Banyak dari mereka rela duduk di luar dengan risiko terkena hujan. Namun, peristiwa tersebut membuktikan bagaimana karomah seorang wali mampu menghadirkan perlindungan bagi umatnya.

Ustadz Khairullah juga menceritakan bahwa peristiwa serupa sering menjadi bahan diskusi di kalangan santri. Mereka meyakini bahwa Abah Guru Sekumpul memiliki kedekatan luar biasa dengan Allah, sehingga setiap doanya selalu dikabulkan.

“Kami yang tinggal di Sekumpul merasa sangat beruntung. Bukan hanya karena bisa menimba ilmu, tetapi juga menyaksikan langsung karomah yang jarang terjadi di zaman sekarang,” katanya.


Doa Wali Allah Dapat Mengubah Keadaan

Gus Dur dan Abah Guru Sekumpul (Istimewa)

Pengajian Abah Guru Sekumpul memang menjadi magnet bagi masyarakat, tidak hanya dari Kalimantan Selatan tetapi juga dari berbagai daerah lainnya. Keikhlasan dan kebijaksanaannya dalam membimbing umat membuat banyak orang rela datang dari jauh.

Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa karomah adalah bentuk anugerah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang saleh. Ustadz Khairullah mengajak umat Islam untuk terus meneladani kehidupan Abah Guru Sekumpul, terutama dalam hal ketakwaan dan keikhlasan.

“Apa yang terjadi pada hari itu menjadi bukti nyata bahwa doa seorang wali dapat mengubah keadaan. Namun, kita juga harus memahami bahwa semua itu terjadi atas izin Allah,” tambahnya.

Bagi banyak orang, peristiwa ini menjadi salah satu bukti kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui wali-Nya. Kejadian tersebut juga semakin memperkuat keyakinan masyarakat akan keistimewaan Abah Guru Sekumpul.

Sebagai penutup, Ustadz Khairullah mengingatkan bahwa kisah karomah bukan sekadar untuk dikagumi, tetapi juga untuk diambil hikmahnya. “Mari kita belajar dari Abah Guru, terutama dalam memperkuat hubungan kita dengan Allah melalui doa dan ibadah,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya