Saat Iblis Iri dan Cemburu kepada Nabi Ayyub AS yang Kaya Raya

Nabi Ayyub AS tidak hanya kaya, tetapi juga dikenal sangat taat beribadah. Malaikat-malaikat pun memujinya karena kebaikan hatinya. Namun, satu makhluk Allah yang merasa iri dengan kondisi Ayub adalah Iblis.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2024, 20:30 WIB
Ustadz Das'ad Latif (Tik Tok)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu Rasul Allah, Nabi Ayyub AS adalah seorang nabi yang menjadi teladan tentang kesabaran, ketaatan, dan keimanan yang luar biasa. Kekayaannya yang melimpah, kedermawanannya yang tak tertandingi, serta ibadahnya yang sempurna membuat seluruh malaikat memuji dirinya.

Namun, hal ini justru memicu iri dan cemburu iblis, yang menganggap ketaatan Nabi Ayub hanya karena kenikmatan duniawi.

Kisah Nabi Ayub AS selalu menjadi salah satu teladan dalam kesabaran dan keteguhan iman. Dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Generasi-NU, Ustadz Das’ad Latif menceritakan bagaimana Iblis cemburu pada Nabi Ayub yang sangat kaya raya dan dermawan.

Nabi Ayyub, yang dikenal karena kekayaannya, juga sangat dihormati oleh malaikat yang memujinya atas kebaikan dan kedermawanannya.

Nabi Ayub AS tidak hanya kaya, tetapi juga dikenal sangat taat beribadah. Malaikat-malaikat pun memujinya karena kebaikan hatinya. Namun, satu makhluk Allah yang merasa iri dengan kondisi Ayub adalah Iblis.

"Iblis cemburu pada Ayub, karena Ayub bukan hanya kaya, tapi juga baik agamanya, taat beribadah, dan dermawan," kata Ustadz Das’ad dalam ceramahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Karena Nabi Ayub AS Kaya, Iblis Minta Agar Dijadikan Miskin

Iblis tidak puas melihat Ayub yang hidup bahagia dan penuh dengan harta kekayaan. Dalam perbincangannya dengan Tuhan, Iblis mengungkapkan kekesalannya. "Tunggu dulu Tuhan, dia begitu baik karena kaya. Coba kalau dia miskin, pasti tidak begitu," ucap Iblis dengan penuh iri, seperti yang diceritakan Ustadz Das’ad.

Allah, dalam kebijaksanaannya, kemudian menjawab tantangan Iblis dengan memberi izin untuk menggoda Ayub. "Allah berfirman, 'Saya lebih tahu dari kau, Iblis. Jika itu yang kau ingin, silakan. Tapi Ayub akan tetap taat kepada-Ku,'" Ustadz Das’ad mengutip percakapan antara Iblis dan Allah.

Akhirnya, Allah memberikan izin kepada Iblis untuk menggoda Ayub. Iblis pun melancarkan godaannya dengan membuat seluruh harta Ayub musnah. Kebun-kebun milik Ayub terbakar, ternak-ternaknya mati karena penyakit, dan Ayub pun jatuh miskin dalam waktu yang sangat singkat.

Namun, meskipun kehilangan segalanya, Ayub tidak goyah. Ia tetap berzikir dan bersyukur kepada Allah, meskipun sedang dilanda musibah yang sangat berat. Iblis yang datang menggoda Ayub merasa kesulitan, karena Ayub tidak menyerah pada ujian tersebut.

Iblis, yang merasa kesal melihat Ayub tetap teguh, mencoba memengaruhi Ayub dengan bisikan. "Ayub, sudah mau apa lagi? Kau puji-puji Tuhanmu? Ambil hartamu, kau tetap puji Tuhanmu, apa lagi Tuhanmu?" bisik Iblis dengan penuh provokasi. Iblis berusaha mengubah hati Ayub agar tidak lagi taat kepada Allah.

Namun, Ayub tidak terpengaruh dengan bisikan Iblis tersebut. Dengan tenang, Ayub menjawab, "Jangan banyak bicara, bos. Bayangkan kalau lapar, baru kita serius. Tambah lapar, orang tuh makan dulu, baru kemudian mikir," ujar Ustadz Das’ad dengan bahasa yang lebih ringan dan mudah dicerna.

Ayub AS tetap teguh dengan kepercayaannya kepada Allah. Meski diuji dengan kehilangan segala hartanya, ia tetap yakin bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan dari Allah.

"Dengar baik-baik, adik, ibu. Alhamdulillah sempat kaya, sempat punya kebun, punya ternak. Banyak orang yang sekarang tidak punya apa-apa, tidak ada kebun, tidak ada ternak. Semua ini harta titipan Allah," kata Ayub, menunjukkan keteguhannya dalam beriman.


Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Ini

Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Kisah Nabi Ayub ini mengajarkan kita tentang pentingnya sabar dalam menghadapi ujian hidup. Ayub tetap bersyukur dan percaya bahwa segala yang terjadi adalah takdir Allah yang terbaik. Ia tidak pernah mempertanyakan takdir-Nya, meskipun hidupnya terbalik 180 derajat dalam waktu singkat.

Ustadz Das’ad menyampaikan pesan moral yang sangat mendalam dari cerita ini. "Ayub tidak melihat harta sebagai sesuatu yang kekal. Ia tahu bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan Allah. Ketika hilang, Ayub tetap tenang dan tidak pernah menyalahkan takdir," ungkap Ustadz Das’ad.

Ujian berat yang diterima Ayub AS bukan hanya tentang kehilangan harta, tetapi juga tentang mempertahankan kesabaran dan iman di tengah penderitaan. Ayub tetap menunjukkan keteguhannya untuk tidak berbalik dari jalan yang benar meskipun cobaan datang bertubi-tubi.

Penting untuk diingat bahwa dalam kehidupan ini, harta dan kekayaan bukanlah jaminan kebahagiaan. Seperti yang dialami Ayub, kekayaan dapat hilang seketika, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bersyukur dan tetap menjaga iman kita. "Harta itu hanya sementara, yang abadi adalah iman kita," kata Ustadz Das’ad.

Dalam ceramahnya, Ustadz Das’ad juga menekankan bahwa godaan terbesar dalam hidup adalah ketika seseorang tergoda untuk mempertanyakan keadilan Tuhan. Namun, Ayub AS memberikan contoh bahwa keteguhan iman adalah kunci untuk melewati segala ujian hidup.

"Ketika Ayub kehilangan semuanya, dia tidak berbalik melawan Allah. Justru dia semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Itulah yang harus kita contoh," tambah Ustadz Das’ad, mengingatkan kita untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup.

Tidak hanya sekadar sabar, Ayub juga tetap menjaga rasa syukur atas segala hal yang telah diberikan Allah, baik itu ketika dia kaya maupun ketika dia miskin. "Semua ini titipan dari Allah. Kalau hilang, ya sudah, bukan milik kita," ujar Ustadz Das’ad mengutip kata-kata Ayub yang penuh hikmah.

Kisah Ayub ini mengajarkan kita bahwa setiap ujian adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani dengan lapang dada dan keimanan yang kokoh. Tidak ada yang lebih penting dalam hidup selain menjaga hubungan kita dengan Allah, meskipun segala sesuatu di sekitar kita berubah.

Ayub AS akhirnya mendapatkan balasan dari Allah atas kesabarannya. Setelah melalui ujian yang sangat berat, Allah memberikan kemuliaan dan kembalikan harta Ayub bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Ini menjadi bukti bahwa kesabaran dan iman yang kuat akan mendapatkan balasan yang lebih baik.

Cerita Ayub menginspirasi kita untuk tetap bersyukur dalam setiap keadaan. "Jangan pernah mengeluh ketika diuji. Seperti Ayub, kita harus tetap percaya bahwa ujian ini adalah bagian dari rencana Tuhan yang lebih besar," tutup Ustadz Das’ad.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya