Liputan6.com, Jakarta - Hoaks mencatut nama mantan Menteri Kesehatan (Menkes) untuk promosi obat tertentu banyak beredar di masyarakat. Hoaks ini menyebar melalui media sosial.
Lalu siapa saja mantan Menkes yang namanya dicatut para pembuat hoaks untuk promosi obat tertentu? Berikut beberapa di antaranya:
Advertisement
1. Cek Fakta: Hoaks Video Mantan Menkes Nila Moeloek Promosi Obat Prostat
Beredar di media sosial postingan video mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat prostat. Postingan itu beredar sejak awal bulan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 November 2024.
Dalam postingannya terdapat video Nila Moeloek sedang diwawancara Andy Noya dan membicarakan metode pengobatan prostatitis.
Akun itu menambahkan narasi:
"Anda boleh memesan di sini 👉🏻Semua orang membicarakannya! Prof. Nila Moeloek dianugerahi penghargaan atas keunggulannya dalam perawatan kesehatan setelah mempublikasikan metode pengobatan prostatitis yang akan menyelamatkan jutaan jiwa!"
Lalu benarkah postingan video mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat prostat? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Hoaks Video Eks Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi
Beredar di media sosial postingan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 11 Februari 2024.
Dalam postingannya terdapat video Siti Fadilah Supari berbicara terkait obat yang ia promosikan membantu mengatasi nyeri sendi. Hingga saat ini video tersebut telah dilihat lebih dari 346,8 ribu kali, mendapat 73 ribu likes dan 4,6 ribu kali dibagikan.
Lalu benarkah postingan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Mantan Menkes Nafsiah Mboi Promosikan Obat Prostat
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr. Nafsiah Mboi promosikan obat prostat, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 12 Januari 2024.
Unggahan klaim video mantan Menkes Nafsiah Mboi promosikan obat prostat menampilkan Nafsiah Mboi sedang berbicara dengan transkrip sebagai berikut.
"Setiap detik prostat anda menjadi sumber ancaman dan mengabaikan masalah ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang sangat burut, bahanya terletak pada ketidakmampuan buang air kecil secara normal, hilangnya kepuasan seksual dan gangguan ereksi. Tetapi ada sebuah solusi prostanor obat inovatif yang diciptakan ilmuan terbaik dari Amerika dan Prancis.
Anda mungkin ragu, tetapi saya siap mempertaruhkan reputasi akademis saya untuk mengembalikan kebahagiaan hidup yang memuaskan kepada anda tanpa prostatitis hentikan prostatitis sekarang juga. Prostanor adalah solusi yang dipilih laki-laki, penawaran eksklusif di situs web kami dengan harga murah."
Dalam video tersebut terdapat logo CNN Indonesia dan tulisan sebagai berikut.
"#STOPPROSTATITIS
PROSTATITIS TELAH MENJADI EPIDEMI YANG NYATA DI INDONESIA"
Informasi tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Pria Wajib Tahu! Cara Cepat Redakan Prostatitis! 🛡️"
Benarkah klaim video mantan Menkes Nafsiah Mboi promosikan obat prostat? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement