Liputan6.com, Beijing - Pengadilan di China membatalkan sebuah perkawinan atas permintaan pihak pria yang baru mengetahui bahwa istrinya telah menyembunyikan riwayat kesehatan mental dan catatan histerektominya sebelum pernikahan mereka.
Dilansir SCMP, Senin (25/11/2024), kasus tersebut disidangkan oleh Pengadilan Rakyat Jiaxian County di Provinsi Henan, China tengah.
Advertisement
Menurut putusan tersebut, pria yang diidentifikasi dengan nama keluarga Zhou tersebut, bertemu dengan seorang wanita yang tujuh tahun lebih tua darinya melalui seorang mak comblang pada bulan September tahun lalu.
Ia membayar mahar sebesar 10.000 yuan (Rp21,8 juta) dalam pertunangan mereka pada awal Oktober. Setelah itu, ia memberinya tambahan 40.000 yuan (Rp87,5 juta), dan pasangan tersebut mendaftarkan pernikahan mereka ke otoritas urusan sipil pada hari yang sama.
Mereka menggelar upacara pernikahan pada bulan November. Namun, Zhou segera menyadari bahwa kondisi mental istrinya tampak tidak normal.
Ia kemudian menemukan bahwa istrinya telah didiagnosis menderita skizofrenia sebelum pernikahan mereka. Dia juga terkejut saat mengetahui bahwa wanita itu dan keluarganya telah menyembunyikan fakta bahwa dia telah menjalani histerektomi.
Perkawinannya Dibatalkan
Zhou kemudian mengajukan gugatan hukum yang meminta pembatalan pernikahan karena dia menyembunyikan masalah kesehatan yang serius. Wanita itu tidak menentang permintaannya.
Pengadilan memutuskan mendukung Zhou, dengan menyatakan bahwa individu memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan kondisi fisik mereka yang sebenarnya, terutama jika melibatkan masalah kesehatan yang serius, sebelum menikah.
Namun, masih belum jelas apakah mahar sebesar 50.000 yuan dikembalikan kepada Zhou.
Tidak seperti proses perceraian, ketika pernikahan dibatalkan oleh pengadilan, status perkawinan individu dalam sistem pendaftaran penduduk pemerintah kembali menjadi "lajang" dan bukan ditandai sebagai pasangan "bercerai".
Advertisement
Picu Diskusi di Media Sosial
Pengalaman Zhou kemudian memicu diskusi hangat di media sosial.
"Mereka menikah setelah saling mengenal kurang dari dua bulan. Jelas bahwa pria itu mencari pasangan reproduksi tetapi akhirnya menikahi seorang wanita tanpa rahim. Sungguh pria yang malang!" kata salah satu pengguna.
"Bukankah wanita itu bersalah karena menipu? Mengapa dia tidak menghadapi konsekuensi apa pun?" tulis yang lain
Kasus di mana salah satu pasangan menyembunyikan masalah kesehatan yang serius dari pasangannya bukanlah hal yang jarang terjadi di China.
Bulan lalu, pengadilan di Sichuan, mengabulkan permintaan seorang wanita untuk membatalkan pernikahannya setelah suaminya gagal mengungkapkan bahwa dia mengidap HIV.
Mereka telah menikah tahun sebelumnya tanpa menjalani pemeriksaan pranikah, karena wanita itu yakin mereka telah saling kenal selama bertahun-tahun. Masalah kesehatan pria itu baru diketahuinya sembilan bulan setelah pernikahan mereka ketika dia secara tak terduga menemukan obat-obatan untuk mengobati AIDS di tasnya. Untungnya, wanita itu tidak tertular HIV.