Liputan6.com, Jakarta Shell menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan distribusi BBM melalui stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia. Sekaligus menepis rumor raksasa migas dunia ini bakal menyudahi bisnis ritelnya di Tanah Air.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menyambut positif kabar tersebut. Menurutnya, pengelola SPBU swasta seperti Shell Indonesia memperkaya preferensi masyarakat.
Advertisement
"Keberadaan entitas bisnis yang dikelola swasta, ini kan menjadi tambahan opsi bagi konsumen untuk memilih. Tidak hanya di komoditas BBM, tapi juga di operator seluler, atau rumah sakit misalnya," ujar Agus kepada Liputan6.com, Senin (25/11/2024).
Dengan banyaknya opsi, otomatis memberikan banyak pilihan untuk tiap kelompok konsumen. Di sisi lain, Agus menilai, itu positif lantaran bisa menghindari munculnya aksi monopoli.
"Konsumen akan punya banyak pilihan berdasarkan pertimbangan masing-masing. Misalnya pertimbangan antrian, mutu pelayanan, atau nasionalisme," imbuh dia.
Saat ditanya apakah persaingan bisnis antar pengelola SPBU saat ini sudah ideal, Agus menyebut jawabannya akan berbeda-beda, tergantung masing-masing konsumen. Sebab, tiap pengguna pasti punya kesukaannya sendiri.
"Preferensi setiap konsumen dalam menentukan memilih SPBU tentu berbeda dan beragam berdasar pertimbangan masing-masing, seperti yang saya sampaikan sebelumnya," kata Agus.
"Ceruk ini yang sebetulnya digarap oleh masing-mading SPBU. Artinya, mereka memiliki target pasar sendiri-sendiri, dengan masing-masing memilik keunggulan," pungkas dia.
Penjelasan Shell soal Kabar Tutup SPBU di Indonesia
Sebelumnya, pihak manajemen Shell Indonesia menepis isu bahwa perusahaan migas raksasa tersebut bakal mengakhiri bisnis ritel dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia.
"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar," tegas Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, dikutip Senin (25/11/2024).
Kendati begitu, Susi mengatakan, pihaknya tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar soal penutupan SPBU Shell Indonesia. Namun, perusahaan yang bermarkas di Inggris ini tetap berkomitmen untuk mendistribusikan BBM kepada pelanggannya.
"Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami," kata Susi.
Isu Shell Indonesia bakal menyudahi bisnis hilirnya di Indonesia memang cukup mengejutkan. Pasalnya, perusahaan yang awalnya bermarkas di Den Haag Belanda ini merupakan salah satu raksasa migas dunia.
Dirangkum dari berbagai sumber, Shell plc atau lebih dikenal sebagai Shell merupakan sebuah perusahaan minyak dan gas perusahaan multinasional Britania Raya. Shell terbentuk karena bergabungnya Royal Dutch Petroleum dan Shell Transport & Trading.
Advertisement
Pemindahan Kantor Pusat
Sejak 2022, Shell memindahkan kantor pusatnya dari Den Haag, Belanda ke berpusat London, Inggris. Dengan ini, nama perusahaan resmi berubah dari Royal Dutch Shell menjadi Shell PLC.
Jika dilihat dari pendapatannya, Shell merupakan salah satu dari enam perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia. Mereka pun diklaim sebagai perusahaan migas terbesar ketujuh di dunia.
Fakta lainnya, Shell menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Pada 2013, Shell juga berhasil memuncaki daftar Fortune 500. Saat itu, pendapatan Shell bahkan setara dengan 84 persen PDB Belanda. Dengan kinerja positif tersebut, Shell resmi menjadi perusahaan minyak terbesar kedua di dunia pada 2016 lalu.