26 November 2008: Serangan Teror di Mumbai India Tewaskan 174 Orang

Insiden mematikan ini berujung menciptakan ketegangan antara India dengan Pakistan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Nov 2024, 06:00 WIB
India Beri Hukuman Mati Kepada 5 Pelaku Peledakan Bom Mumbai 2006 (AFP)

Liputan6.com, New Delhi - Enam tahun lalu, insiden mematikan di Mumbai, India bermula.

Mulai 26 hingga 29 November 2008, dunia dikejutkan dengan serangkaian serangan teroris yang terjadi di kota yang dijuluki Hollywood dari India.

Dilansir Britannica, Selasa (26/11/2024), serangan ini, yang dikenal sebagai "Serangan Teroris Mumbai 2008", melibatkan 10 pria bersenjata yang diyakini terhubung dengan kelompok teroris Lashkar-e-Taiba, yang berbasis di Pakistan.

Para teroris ini melancarkan serangan secara bersamaan di sejumlah lokasi penting di bagian selatan Mumbai, termasuk Stasiun Kereta Api Chhatrapati Shivaji, Leopold Café, dua rumah sakit, dan sebuah teater.

Sebagian besar serangan berlangsung cepat dan berakhir dalam beberapa jam, dimulai sekitar pukul 21.30 waktu setempat.

Namun, ketegangan masih berlangsung di tiga lokasi yang menjadi titik fokus perlawanan: Nariman House, sebuah pusat komunitas Yahudi, dan dua hotel mewah, yaitu Oberoi Trident dan Taj Mahal Palace & Tower.

Para teroris menyandera banyak orang, termasuk tamu hotel dan staf, menyebabkan situasi tegang yang berlangsung lebih lama.

Pada malam 28 November, operasi penyelamatan di Nariman House berakhir dengan tewasnya enam sandera dan dua teroris. Sementara itu, di Oberoi Trident, pasukan keamanan India berhasil mengakhiri pengepungan sekitar tengah hari, dan di Taj Mahal Palace pada pagi hari berikutnya.

Total korban tewas mencapai 174 orang, termasuk 20 personel keamanan dan 26 warga negara asing, serta lebih dari 300 orang lainnya terluka.


Proses Penyidikan

India Beri Hukuman Mati Kepada 5 Pelaku Peledakan Bom Mumbai 2006 (AFP)

Dalam perkembangan awal penyidikan, sebuah kelompok yang tidak dikenal bernama Mujahideen Hyderabad Deccan mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini melalui sebuah e-mail.

Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, e-mail tersebut dilacak berasal dari sebuah komputer di Pakistan, yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak ada. Dugaannya bahwa kelompok teroris al-Qaeda terlibat muncul karena serangan yang menargetkan warga negara asing, namun hal ini terbantahkan setelah Ajmal Amir Kasab, seorang teroris yang ditangkap, memberikan informasi rinci mengenai rencana dan pelaksanaan serangan.

Kasab, yang berasal dari Punjab, Pakistan, mengungkapkan bahwa ke-10 teroris tersebut menjalani pelatihan pertempuran gerilya di kamp-kamp Lashkar-e-Taiba.

Mereka berangkat dari Karachi menuju Mumbai dengan menggunakan kapal kargo yang berbendera Pakistan, kemudian merampok kapal nelayan India, membunuh awaknya, dan akhirnya tiba di Mumbai dengan menggunakan perahu karet.


Pengakuan Salah Satu Pelaku

Ilustrasi ledakan bom (Sumber: Wikimedia Commons)

Kasab yang sempat mengaku bersalah atas sejumlah tindak kejahatan, termasuk pembunuhan dan melawan negara, kemudian menarik kembali pengakuannya. Pada April 2009, peradilan dimulai namun sempat terhambat karena verifikasi usia Kasab.

Pada akhirnya, Kasab dihukum mati pada Mei 2010, dan dieksekusi dua tahun setelahnya.

Dalam penyelidikan lebih lanjut, Sayed Zabiuddin Ansari, yang diyakini sebagai pelatih para teroris, ditangkap pada Juni 2012 di India. Selain itu, David C. Headley, seorang warga negara Amerika yang lahir di Pakistan, mengaku bersalah pada 2011 karena membantu merencanakan serangan ini dan dijatuhi hukuman 35 tahun penjara di Amerika Serikat.


Ketegangan India-Pakistan Meningkat

Ilustrasi keadaan di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)

Serangan ini menciptakan ketegangan yang luar biasa antara India dan Pakistan, yang telah lama terlibat dalam konflik terkait wilayah Kashmir.

India langsung meminta Lieut. Gen. Ahmed Shuja Pasha, kepala badan intelijen Pakistan, untuk hadir dalam proses investigasi. Pakistan awalnya menyetujui permintaan ini, namun kemudian menolaknya dan hanya mengirimkan wakilnya.

Di tingkat internasional, serangan ini mendapat kecaman luas, dan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendukung tekanan terhadap Pakistan untuk menindak kelompok teroris yang ada di wilayahnya.

India juga mengajukan permintaan ke Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap Jamaat-ud-Dawa, yang dianggap sebagai front dari Lashkar-e-Taiba. Pada 11 Desember 2008, PBB mengakui Jamaat-ud-Dawa sebagai organisasi teroris.

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya