Kisah Mbah Marzuqi Dahlan Cium Tangan Tamu Misterius di Ponpes Lirboyo, Ternyata Nabi Khidir

Nabi Khidir AS datang untuk menyampaikan pesan penting kepada Mbah Marzuqi. Dalam pertemuan itu, Nabi Khidir memberi tahu bahwa Mbah Marzuqi hanya memiliki waktu 40 hari sebelum dipanggil kembali kepada Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2024, 11:30 WIB
Mbah Marzuqi Dahlan Lirboyo (Instagram @moloekatan_gusmiek)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah para wali selalu menghadirkan pelajaran berharga bagi umat Islam. Salah satu cerita yang menarik adalah pertemuan antara Nabi Khidir AS dan Mbah Marzuqi Dahlan, ulama besar dari Pesantren Lirboyo, Kediri. Kisah ini mengajarkan tentang kearifan dan kemuliaan hidup seorang wali Allah.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray, peristiwa ini dikisahkan oleh Kiai Solihun. Suatu hari, Mbah Marzuqi Dahlan Lirboyo kedatangan seorang tamu yang berbeda dari biasanya. Tamu tersebut memiliki ciri-ciri fisik unik, bermata sipit seperti keturunan Tionghoa dan mengenakan celana pendek. Kehadiran tamu itu mengundang perhatian banyak orang di pesantren.

Sementara itu, Mbah Mahrus Aly, salah satu tokoh di Lirboyo, memperhatikan tamu tersebut dari kejauhan. Ia merasa heran melihat bagaimana Mbah Marzuqi menyambut tamu ini dengan penuh hormat. Tidak hanya itu, Mbah Marzuqi bahkan mencium tangan tamu tersebut dan melayaninya dengan perlakuan istimewa.

Rasa penasaran pun melanda Mbah Mahrus. Setelah tamu itu pamit, Mbah Mahrus segera mendatangi Mbah Marzuqi untuk menanyakan siapa gerangan tamu yang diperlakukan begitu hormat. Dengan penuh ketenangan, Mbah Marzuqi menjawab bahwa tamu tersebut adalah Nabi Khidir AS.

Nabi Khidir AS datang untuk menyampaikan pesan penting kepada Mbah Marzuqi. Dalam pertemuan itu, Nabi Khidir memberi tahu bahwa Mbah Marzuqi hanya memiliki waktu 40 hari sebelum dipanggil kembali kepada Allah. Pesan ini menjadi peringatan sekaligus persiapan bagi Mbah Marzuqi untuk menyelesaikan tanggung jawabnya di dunia.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Isi Pesan Nabi Khidir AS Tepat Sekali

Ilustrasi - Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)

Mbah Mahrus menghitung dengan saksama hari-hari setelah pertemuan itu. Tepat 40 hari kemudian, Mbah Marzuqi wafat, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan masyarakat yang mencintainya. Kepergian Mbah Marzuqi menjadi bukti bahwa pesan Nabi Khidir adalah sebuah kebenaran yang tidak terbantahkan.

Sebagai pengasuh Pesantren Lirboyo, Mbah Marzuqi dikenal sebagai sosok yang sederhana dan penuh kasih sayang. Ia lahir pada tahun 1896 dan memimpin Lirboyo setelah wafatnya Kiai Haji Abdul Karim. Di bawah kepemimpinannya, pesantren ini berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terbesar di Indonesia.

Kisah pertemuan dengan Nabi Khidir AS menambah deretan karomah yang dimiliki Mbah Marzuqi. Karamah ini menjadi bukti kemuliaan seorang ulama yang sepenuh hati mengabdikan hidupnya untuk agama. Bagi masyarakat, cerita ini bukan hanya tentang keajaiban, tetapi juga tentang keteladanan hidup yang layak ditiru.

Kepergian Mbah Marzuqi tidak mengakhiri pengaruhnya di dunia. Hingga kini, namanya tetap dikenang sebagai salah satu ulama besar yang membawa banyak manfaat bagi umat. Pesantren Lirboyo, yang ia asuh, masih berdiri kokoh sebagai warisan keilmuan yang tak ternilai.

Selain itu, kisah ini mengingatkan umat Islam untuk senantiasa mempersiapkan diri menghadapi akhirat. Pesan dari Nabi Khidir AS kepada Mbah Marzuqi menunjukkan betapa pentingnya menjalani hidup dengan penuh ketaatan dan pengabdian.


Kisah Ini Sebagai Pengingat

Nabi khidir AS.

Kisah Nabi Khidir AS dan Mbah Marzuqi juga menjadi pengingat tentang keberadaan wali Allah di tengah masyarakat. Mereka adalah sosok yang diberi keistimewaan oleh Allah untuk membawa cahaya kebenaran dan kebaikan bagi umat.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, terutama tentang kesederhanaan, keteguhan hati, dan kepasrahan kepada takdir Allah.

Sebagai seorang ulama, Mbah Marzuqi menunjukkan bahwa hidup yang berkah adalah hidup yang dipenuhi dengan pengabdian kepada Allah dan manfaat bagi sesama.

Kisah ini juga mengajarkan bahwa setiap detik dalam hidup harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Waktu yang diberikan oleh Allah adalah anugerah yang harus diisi dengan kebaikan dan amal saleh.

Masyarakat Lirboyo hingga kini masih mengenang jasa dan perjuangan Mbah Marzuqi. Kompleks makamnya menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mendoakannya dan mengambil pelajaran dari kisah hidupnya.

Sebagai ulama yang meninggalkan warisan besar, Mbah Marzuqi Dahlan adalah teladan bagi generasi penerus.

Kisah hidupnya mengajarkan bahwa kemuliaan seorang manusia terletak pada ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah. Sebuah pesan yang tetap relevan sepanjang zaman.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya