Bursa Asia Pasifik Anjlok, Pasar Saham AS Cetak Rekor Baru

Pasar saham AS mencatat rekor tertinggi menyusul pilihan Presiden terpilih Donald Trump untuk Menteri Keuangan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Nov 2024, 08:47 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham atau Bursa Asia Pasifik merosot usai gagal mengikuti kenaikan di Wall Street. Kondisi ini dipicu indeks acuan AS mencatat rekor tertinggi menyusul pilihan Presiden terpilih Donald Trump untuk Menteri Keuangan.

Melansir laman CNBC, Selasa (26/11/2024), indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan 0,28% lebih rendah, setelah mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa pada hari Senin.

Sementara Nikkei 225 Jepang turun 0,82%, dan Topix turun 0,64%. PPI jasa Jepang naik 2,9% secara tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan kenaikan 2,8% pada bulan sebelumnya.

Sedangkan Kospi turun 0,40% dalam jam pertama perdagangannya. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 19.245, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 19.150,99.

Para pedagang di Asia-Pasifik akan memantau rilis produksi manufaktur Singapura untuk bulan Oktober. Analis Reuters memperkirakan kenaikan 2,2% dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan kenaikan 9,8% pada bulan September.

Sementara itu, di AS, reli saham mendorong Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan indeks Russell 2000 mencapai titik tertinggi baru pada hari Senin.

Ini karena para investor menyambut baik keputusan Trump untuk mencalonkan Scott Bessent, pendiri Key Square Group.

Dow naik 440,06 poin, atau 0,99%, menjadi 44.736,57. S&P 500 naik 0,3% hingga ditutup pada 5.987,37. Keduanya mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa dalam sesi tersebut, sementara Dow juga mencatat rekor penutupan baru. Nasdaq Composite naik 0,27%, mengakhiri hari pada 19.054,84

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya