Harga Emas Anjlok Dampak Gencatan Senjata Israel-Hizbullah

Harga emas siap untuk aksi jual karena kelelahan membeli setelah reli minggu lalu. Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan semakin mengurangi sebagian premi risiko yang terkait dengan AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Nov 2024, 08:00 WIB
Harga emas spot turun 3,4% menjadi USD 2.619,43 per ons, persentase penurunan harian terbesar sejak 6 November. Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok kurang lebih 3% pada perdagangan hari Senin, mengakhiri reli lima sesi ke level tertinggi dalam hampir tiga minggu. Pelemahan harga emas sini terjadi karena adanya laporan tentang Israel yang hampir mencapai kersepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah.

Selain itu, penurunan harga emas ini juga karena sentimen penunjukan Scott Bessent oleh Presiden Terpilih AS Donald Trump sebagai Menteri Keuangan AS memperburuk daya tarik logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman.

Mengutip CNBC, Selasa (26/11/2024), harga emas spot turun 3,4% menjadi USD 2.619,43 per ons, persentase penurunan harian terbesar sejak 6 November. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 3,4% menjadi USD 2.620,8.

Analis komoditas TD Securities Daniel Ghali menjelaskan, harga emas siap untuk aksi jual karena kelelahan membeli setelah reli minggu lalu. Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan semakin mengurangi sebagian premi risiko yang terkait dengan AS.

“Dan terlebih lagi, laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyetujui persyaratan perjanjian untuk mengakhiri konflik Israel dan Hizbullah telah mendorong harga emas lebih jauh (lebih rendah).” jelasd dia.

Emas secara tradisional dipandang sebagai investasi yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik seperti perang konvensional atau perang dagang.

Sedankan analis UBS Giovanni Staunovo menjelaskan, beberapa pelaku pasar melihat Bessent kurang negatif untuk perang dagang,


Pekan yang Penting

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Harga emas batangan mencapai titik tertinggi sejak 6 November di awal perdagangan Asia menyusul lonjakan mingguan hampir 6% minggu lalu, yang terbaik sejak Maret 2023, didorong oleh meningkatnya ketegangan dalam konflik Rusia-Ukraina.

Para pedagang juga bersiap untuk minggu yang penting, dengan risalah dari pertemuan Federal Reserve bulan November, revisi PDB AS, dan data inti PCE yang diharapkan dapat memberikan wawasan tentang prospek kebijakan bank sentral.

"Saya masih mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan Desember, tetapi para pembicara Fed baru-baru ini telah mengambil nada yang lebih hati-hati menjelang tahun 2025, yang dapat menimbulkan sedikit hambatan bagi emas," kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.

Sedangkan untuk harga perak spot turun 3,4% menjadi USD 30,25 per ons, platinum turun 2,7% menjadi USD 937,69, sementara paladium turun 2,9% menjadi USD 979,82.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya