Kisah Umar bin Abdullah Memerdekakan Budak yang Pura-Pura Sholat, Diceritakan Gus Baha

Kisah yang diceritakan Gus Baha berawal dari kebiasaan Abdullah bin Umar yang sering memerdekakan budaknya. Setiap kali melihat budaknya sholat, Abdullah langsung memerdekakan mereka. Bahkan, ketika diberitahu bahwa beberapa budaknya pura-pura sholat hanya untuk dimerdekakan, Abdullah tetap melakukannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Nov 2024, 22:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Bagaimana manusia memahami dan mensifati Allah? KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, salah satu ulama asal Rembang Jawa Tengah yang dihormati, memberikan pandangan mendalam tentang hubungan manusia dengan Allah dan sikap kepada sesama.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha mengulas sebuah kisah inspiratif dari Abdullah bin Umar, sahabat Nabi yang dikenal sangat bijaksana.

Nasihat ini dikutip dari sebuah tayangan video dari kanal YouTube @gusbaha-n8f. Melalui ceramah tersebut, Gus Baha menyampaikan pelajaran berharga yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Kisah yang diceritakan Gus Baha berawal dari kebiasaan Abdullah bin Umar yang sering memerdekakan budaknya. Setiap kali melihat budaknya sholat, Abdullah langsung memerdekakan mereka. Bahkan, ketika diberitahu bahwa beberapa budaknya pura-pura sholat hanya untuk dimerdekakan, Abdullah tetap melakukannya.

Ketika ditanya alasan di balik tindakannya, Abdullah bin Umar menjawab, “Jika mereka menipuku atas nama Allah, maka aku pun tertipu atas nama Allah. Dan itu tidak masalah, semuanya demi Allah.”

Jawaban ini, menurut Gus Baha, menunjukkan betapa tingginya penghormatan Abdullah bin Umar terhadap nama Allah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Allah SWT Maha Rahim dan Rahman

Ilustrasi lafadz Allah (foto: Unsplash)

Melalui kisah ini, Gus Baha menekankan bahwa seseorang tidak boleh menggunakan nama Allah untuk kepentingan pribadi. Namun, jika ada orang yang berbuat demikian, kita tidak perlu merespons dengan kemarahan atau dendam.

Sebaliknya, sikap seperti Abdullah bin Umar yang rela “tertipu” demi Allah justru mencerminkan keimanan yang mendalam.

Gus Baha kemudian mengingatkan bahwa sifat Allah tidak bisa diatur sesuai keinginan manusia. “Allah itu Maha Rahman, Maha Rahim. Bagi kita yang berharap kepada Allah, sifat-Nya penuh kasih. Tapi bagi musuh kita, Allah bisa saja bersikap adil atau bahkan Rahman kepada mereka juga,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak boleh memaksakan kehendak terhadap takdir Allah. Gus Baha mengajak umat untuk lebih ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya, baik dalam hubungan dengan sesama maupun dalam doa-doa yang dipanjatkan.

Ceramah ini mendapat respons luas dari warganet yang terinspirasi oleh pandangan Gus Baha. Banyak yang memuji cara beliau menyampaikan pesan-pesan agama dengan kisah yang relatable dan penuh makna.

“Gus Baha benar-benar memberikan perspektif baru tentang cara kita bersikap kepada sesama. Ceramah ini membuka mata saya tentang pentingnya keikhlasan,” tulis seorang pengguna YouTube dalam kolom komentar.

Namun, ada juga yang merasa bahwa kisah Abdullah bin Umar terlalu ideal untuk diterapkan di zaman sekarang. Gus Baha mengingatkan bahwa tujuan utama dari kisah ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai moral, bukan untuk diterapkan secara harfiah.


Terpenting Menjaga Hubungan dengan Allah SWT

Ilustrasi kitab Allah SWT. (Image by chandlervid85 on Freepik)

“Yang terpenting adalah memahami esensi dari kisah tersebut, yaitu tentang bagaimana kita menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia,” jelasnya. Ia juga menegaskan bahwa setiap umat Islam memiliki tanggung jawab untuk menerapkan nilai-nilai keislaman sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Selain itu, Gus Baha mengajak umat untuk selalu berbaik sangka kepada Allah. Ketika melihat orang lain yang mungkin tidak sesuai dengan harapan kita, beliau menyarankan untuk tetap bersikap enteng dan tidak mudah menghakimi.

“Jika Anda punya harapan kepada Allah karena Allah Rahman dan Rahim, maka bersikaplah seperti itu juga kepada orang lain. Jangan memaksakan Allah untuk bersikap keras kepada orang yang Anda tidak sukai,” tambahnya.

Kisah Abdullah bin Umar juga mengajarkan pentingnya sikap memaafkan dan tidak menyimpan dendam. Dalam kehidupan yang penuh dinamika, Gus Baha menegaskan bahwa sikap ini dapat menjadi kunci untuk menjaga hati tetap tenang dan damai.

Ceramah ini menjadi pengingat bahwa agama bukan sekadar tentang ritual, tetapi juga tentang bagaimana kita bersikap kepada sesama manusia. Dengan mencontoh Abdullah bin Umar, Gus Baha mengajak umat untuk mengedepankan keikhlasan dan kasih sayang dalam setiap tindakan.

Pada akhirnya, nasihat Gus Baha ini menegaskan bahwa sikap manusia terhadap sesama mencerminkan bagaimana ia memahami sifat Allah. Dengan mengambil hikmah dari kisah Abdullah bin Umar, setiap umat Islam dapat belajar untuk lebih bijak dan ikhlas dalam menghadapi kehidupan.

Jadi, saat menghadapi situasi sulit, ingatlah nasihat Gus Baha: bersikaplah ikhlas, berbaik sangka, dan percayalah bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Karena pada akhirnya, hanya dengan keikhlasan kita bisa mendekatkan diri kepada-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya