Liputan6.com, Jakarta Sarwendah, mantan anggota grup vokal Cherrybelle, kini tengah menempuh pendidikan di jenjang S1 dengan memilih jurusan Psikologi. Menariknya, ia kuliah di kampus yang sama dengan putra asuhnya, Betrand Peto, atau yang akrab disapa Onyo. Meskipun keduanya berada di kampus yang sama, mereka mengambil jurusan yang berbeda, dengan Onyo memilih kelas reguler dan Sarwendah mengambil program hybrid untuk menyesuaikan dengan kesibukannya.
Sarwendah mengungkapkan bahwa awalnya ia berencana untuk mengambil jurusan Bahasa Mandarin dan menjadi pengajar di kampus tersebut. Namun, setelah berdiskusi lebih lanjut dengan pihak kampus, ia merasa tertarik dengan dunia psikologi dan memutuskan untuk beralih mengambil jurusan ini. Keputusan tersebut mencerminkan semangatnya untuk terus mengembangkan diri dan memperdalam wawasan, meskipun sudah sukses di dunia hiburan.
Advertisement
Di usia 35 tahun, Sarwendah membuktikan bahwa pendidikan tidak mengenal batas usia dan status sosial. Sebagai ibu dari tiga anak dan seorang figur publik, ia tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan di tengah kesibukan sebagai pekerja di dunia hiburan. Keputusannya untuk menuntut ilmu ini menjadi inspirasi banyak orang, bahwa belajar adalah proses yang tak ada habisnya, apapun usia dan profesinya.
Sarwendah Pilih Program Hybrid untuk Kuliah Psikologi
Sarwendah memilih program hybrid karena kesibukannya sebagai ibu dan figur publik. Program ini memberikan fleksibilitas bagi dirinya untuk mengikuti perkuliahan meskipun harus membagi waktu dengan pekerjaan dan keluarga. Dengan jadwal yang lebih fleksibel, ia tetap bisa menuntut ilmu sambil menjalani perannya di dunia hiburan dan sebagai ibu.
Advertisement
Betrand Peto Menjadi Teman Kuliah Sarwendah di Kampus yang Sama
Menariknya, Sarwendah kuliah di kampus yang sama dengan putra asuhnya, Betrand Peto. Meskipun berada di lingkungan yang sama, mereka mengambil jurusan yang berbeda. Onyo memilih jurusan reguler, sementara Sarwendah memilih jalur hybrid untuk menyesuaikan dengan jadwal yang padat.
Sarwendah Awalnya Tertarik dengan Jurusan Bahasa Mandarin
Sebelum memutuskan untuk beralih ke jurusan psikologi, Sarwendah sempat mempertimbangkan untuk mengambil jurusan Bahasa Mandarin. Tujuannya adalah menjadi pengajar di kampus tempat Betrand kuliah. Ia bahkan sudah berdiskusi dengan pihak kampus mengenai kemungkinan tersebut.
Advertisement
Perubahan Pilihan ke Psikologi Setelah Diskusi dengan Pihak Kampus
Setelah melakukan diskusi lebih lanjut dengan pihak kampus, Sarwendah justru merasa tertarik dengan dunia psikologi. Hal ini membuatnya memilih untuk mengejar gelar S1 Psikologi. Keputusan ini diambil setelah ia merasa bahwa psikologi akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakter manusia dan permasalahan yang sering dihadapi orang lain.
Sarwendah Menyatakan Ketertarikan pada Psikologi Sejak Lama
Ketertarikan Sarwendah pada psikologi bukanlah hal baru. Sejak lama, ia sudah tertarik untuk memahami lebih dalam mengenai karakter manusia dan permasalahan yang mereka hadapi. Ia merasa bahwa banyak orang membutuhkan teman untuk berbicara dan bercerita, dan psikologi adalah jalur yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut.
Advertisement
Sarwendah Berharap Bisa Membantu Orang Lain Lewat Psikologi
Dengan mengambil jurusan psikologi, Sarwendah berharap dapat lebih memahami karakter orang dan memberikan bimbingan kepada mereka yang membutuhkan. Ia merasa banyak orang yang memiliki masalah dan membutuhkan seseorang untuk mendengarkan cerita mereka. Sarwendah ingin menjadi salah satu orang yang dapat memberikan dukungan bagi mereka.
Sarwendah Menjadi Inspirasi bagi Banyak Orang untuk Terus Belajar
Keputusan Sarwendah untuk melanjutkan pendidikan di usia dewasa menjadi contoh nyata bahwa pendidikan tidak mengenal usia. Meskipun sudah sukses di dunia hiburan, ia tidak berhenti belajar dan terus mencari ilmu baru. Keputusan ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mengejar impian dan meningkatkan kemampuan mereka.
Itulah kabar terbaru dari Sarwendah. Apakah KLovers juga tertarik belajar psikologi? Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Advertisement