Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menindak 4 produsen pupuk swasta yang kedapatan curang. Yakni, dengan menyalurkan pupuk palsu yang tidak sesuai dengan ketentuan dan berpotensi merugikan petani sekitar Rp 600 miliar.
Amran mengatakan, para produsen dan penyalur tersebut memberikan pupuk ke petani tidak sesuai standar pengadaan pupuk yang diatur Kementan. Keempatnya merupakan perusahaan swasta.
Advertisement
"Hari ini kami umumkan ada 4 perusahaan pengadaan pupuk yang tidak memenuhi syarat dan 4 itu kami blacklist," tegas Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Dia menerangkan, keempatnya merupakan penyalur pupuk NPK setelah menang tender lelang Kementan. Setelah kedapatan pupuk yang disalurkan merupakan pupuk palsu, pihaknya akan menyetorkan berkas perkara ke aparat penegak hukum.
Atas uji kadar yang dilakukan, didapat kalau pupuk yang diberikan ke petani memiliki kadar jauh lebih sedikit dari standar yang ditentukan. Aturannya, kadar NPK minimal dalam pupuk sepatutnya sebesar 15 persen.
"Kemudian, kami akan kirim berkasnya ke penegak hukum. Karena itu bukan pupuk (asli) yang dikirim, kandungan NPK-nya itu hanya nol koma dari standar 15 persen," urainya.
Rugikan Petani Rp 600 Miliar
Lebih lanjut, dia mengungkap kalau petani dirugikan atas beredarnya pupuk palsu tersebut. Angkanya ditaksir mencapai Rp 600 miliar.
Amran menghitung, setiap hektare lahan yang digarap petani memerlukan biaya setidaknya Rp 19 juta per hektare. Biaya tersebut termasuk untuk pembibitan hingga pembelian pupuk.
"Karena petani mengeluarkan biaya untuk pengolahan tanah, pembibitan, pupuk dan seterusnya itu kurang lebih per hektare Rp 19 juta per hektar," kata dia.
"Artinya apa? pupuk palsu itu merugikan total petani kita kurleb Rp 600 miliar," sambung Mentan Amran.
Mentan Andi Amran Sulaiman Ajak Masyarakat Wanam Merauke Wujudkan Swasembada Pangan
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak masyarakat di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk mewujudkan swasembada pangan dan bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat.
Mentan Amran mengatakan program swasembada pangan bukan hanya urusan pangan semata. Program tersebut juga merupakan sarana agar masyarakat adat di Merauke dapat merasakan kesejahteraan dari kegiatan pertanian.
“Bapak ibu kita gandengan tangan untuk bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wanam, masyarakat Merauke. Kita ini bersaudara, kita semua sama, jadi kita saling membantu dan bergotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan kita,” kata Mentan Amran saat memimpin Apel Pasukan Batalyon Swasembada Pangan Wanam, Merauke, Minggu (24/11/2024).
Pada kunjungan kerja ke Merauke, Mentan Amran meninjau langsung cetak sawah di Wanam dan kesiapan Pasukan Batalyon Pangan Wanam. Kata Mentan Amran, Kementerian Pertanian (Kementan) siap memberikan bantuan dan pendampingan untuk mendukung kegiatan pengolahan lahan untuk lokasi cetak sawah.
“Traktor ini kami hibahkan dalam bentuk Brigade Pangan. Kami hibahkan traktor, nanti kita berikan benih gratis, pupuk, kita bangun sama-sama lahan ini,” ucapnya.
Mentan Amran memproyeksikan Wanam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitar. Ia menyebutkan sebelumnya Kementan telah merintis di Kurik dan hasil produksinya baik.
“Kami sudah rintis di Kurik, dulu produksinya 2 ton, Bapak Presiden tanya langsung sekarang produksinya 7 ton. Dulu tanam 1 kali sekarang menjadi 3 kali tanam, dan ada operator combine harvester (mesin panen) bisa mendapat penghasilan 6 juta per bulan. Jadi kita harapkan juga ini terjadi di Wanam agar kesejahteraan masyarakat di sini meningkat,” jelasnya.
Advertisement
Mentan Dorong Pertanaman Komoditas Hortikultura
Untuk wilayah Wanam, Mentan Amran tidak hanya mendorong pertanaman padi, tetapi juga komoditas hortikultura dan komoditas lainnya yang biasa ditanam oleh masyarakat. Pertanaman tersebut disokong dengan sejumlah alat pertanian, termasuk traktor roda empat dan roda dua. Alat tersebut diharapkan dapat mempermudah proses pengolahan lahan yang sebelumnya mengandalkan tenaga manual.
“Kami kirim traktor roda empat, roda dua, dan membantu benih, kemudian kita membantu brigade. Karena kalau tidak diikuti dengan brigade tidak diikuti dengan teknologi, sulit untuk bertahan karena tidak mungkin dengan mencangkul,” ungkapnya.
Mentan Amran menyebut program ini sebagai langkah nyata untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Program ini diharapkan mampu menjadikan Merauke sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian di Indonesia.
Pada kesempatan kunjungan kali ini, Mentan Amran juga melakukan peninjauan terhadap lokasi demplot pertanaman padi seluas 20 hektar yang berada di Wanam. Mentan Amran mengatakan optimis pertanaman padi akan tumbuh dengan baik dengan dukungan teknologi pertanian yang tepat.
"Saya melihat tanaman padinya mampu tumbuh baik. Ini pertanda baik untuk swasembada pangan yang kita cita-citakan,” tegas Mentan Amran.