Amerika Serikat Pangkas Pendanaan Proyek Chip Intel, Ada Apa?

Amerika Serikat (AS) pangkas pendanaan untuk Intel. Pemangkasan pendanaan diperkirakan memengaruhi proyek semikonduktor Intel.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 28 Nov 2024, 11:30 WIB
Pemerintahan Joe Biden berencana mengurangi sebagian dari pendanaan yang diberikan kepada Intel. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Joe Biden berencana mengurangi sebagian dari pendanaan sebesar USD 8,5 miliar atau Rp 135 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.850) yang diberikan kepada Intel untuk pembangunan pabrik chip komputer di seluruh Amerika Serikat, menurut tiga sumber yang memahami kebijakan tersebut. 

Dikutip melalui abcnews, Kamis (28/11/2024), pengurangan ini sebagian besar disebabkan oleh pendanaan sebesar USD 3 miliar yang diterima Intel untuk menyediakan chip komputer bagi kebutuhan militer. Pada Maret lalu, Presiden Joe Biden mengumumkan kesepakatan untuk memberikan Intel pendanaan langsung hingga USD 8,5 miliar serta pinjaman sebesar USD 11 miliar.

Menurut sumber tersebut, perubahan dalam pendanaan Intel tidak terkait dengan catatan keuangan perusahaan atau pencapaian target tertentu. Namun, pada Agustus lalu, Intel mengumumkan pemutusan hubungan kerja sebesar 15% dari tenaga kerjanya sekitar 15.000 karyawan sebagai upaya untuk bersaing dengan rival yang lebih sukses seperti Nvidia dan AMD.

Berbeda dengan beberapa pesaingnya, Intel tidak hanya merancang chip tetapi juga memproduksinya. Dua tahun lalu, Presiden Biden memuji Intel sebagai pencipta lapangan kerja karena rencana membangun pabrik baru di dekat Columbus, Ohio. Proyek senilai USD 20 miliar ini diharapkan menciptakan 7.000 pekerjaan konstruksi dan 3.000 pekerjaan tetap dengan gaji rata-rata USD 135.000 per tahun.

Pendanaan Intel terikat dengan undang-undang besar yang disahkan pada 2022, yang dikenal sebagai CHIPS and Science Act, yang bertujuan membangkitkan kembali manufaktur semikonduktor AS. 


Investasi Intel dan Rencana Kebangkitan Industri Chip

Intel Gaudi 3. Credit: Intel

Paket senilai USD 280 miliar ini dirancang untuk memperkuat keunggulan teknologi militer dan manufaktur AS sekaligus mengurangi gangguan pasokan seperti yang terjadi pada 2021 akibat pandemi COVID-19. Kekurangan chip kala itu menghentikan jalur produksi pabrik dan memicu inflasi.

Pemerintahan Biden mendorong undang-undang ini karena kekhawatiran kehilangan akses terhadap chip yang diproduksi di Asia dapat menyebabkan resesi di AS. Para legislator juga menyatakan kekhawatiran terhadap upaya China mengontrol Taiwan, yang memproduksi lebih dari 90% chip komputer canggih di dunia.

Pada Agustus lalu, pemerintahan Biden berjanji memberikan hingga USD 6,6 miliar kepada produsen semikonduktor asal Taiwan, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), untuk memperluas fasilitas yang sedang dibangun di Arizona.

Pendanaan ini bertujuan memastikan chip mikro tercanggih dapat diproduksi di dalam negeri untuk pertama kalinya. Departemen Perdagangan menyatakan bahwa pendanaan ini memungkinkan TSMC untuk memperluas rencana awalnya menjadi tiga fasilitas produksi di Phoenix.

Pemerintahan Biden telah menjanjikan puluhan miliar dolar untuk mendukung pembangunan pabrik chip di AS dan mengurangi ketergantungan pada pemasok Asia, yang dianggap sebagai kelemahan dalam keamanan nasional. Langkah ini sejalan dengan strategi AS untuk memperkuat manufaktur dalam negeri dan memastikan kemandirian teknologi di tengah persaingan global yang semakin ketat.

 


Apollo Incar Saham Intel Senilai Rp 75,91 Triliun

Intel Xeon 6. Credit: Intel

Sebelumnya, Apollo Global Management Inc telah menawarkan investasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) di Intel Corp.

Hal itu disampaikan sumber yang mengetahui masalah itu. Kabar itu memberikan produsen chip tersebut kepercayaan sebagai strategi pemulihan dan alternatif terhadap kemungkinan pengambilalihan oleh pesaing lebih besar Qualcomm Inc. Demikian seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (24/9/2024).

Apollo Global Management Inc telah mengindikasikan dalam beberapa hari terakhir untuk investasi di saham Intel hingga USD 5 miliar atau sekitar Rp 75,91 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.182). Hal itu menurut salah satu sumber yang mengetahui hal tersebut.

Perkembangan itu terjadi setelah Qualcomm yang berkantor pusat di San Diego mengajukan akuisisi Intel secara bersahabat yang telah berupaya untuk kembali menemukan kembali dirinya di tengah periode tersulit dalam sejarahnya selama 56 tahun.

Langkah Qualcomm telah meningkatkan prospek salah satu kesepakatan merger dan akuisisi terbesar yang pernah ada, serta Penawar lain yang ikut serta dalam persaingan itu. Sementara itu, Broadcom Inc setidaknya saat ini masih menunggu.

Saham Intel naik 4,2 persen pada perdagangan awal Senin, 23 September 2024. Saham Intel naik 2,7 persen pada pukul 09.43 pagi di New York, sehingga perusahaan itu memiliki kapitalisasi pasar USD 96 miliar.

Menurut sumber, eksekutif Intel telah mempertimbangkan proposal Apollo. Sumber menyebutkan, ukuran investasi potensial Apollo dapat berubah atau diskusi dapat gagal.

Adapun perwakilan Apollo dan Intel yang berbasis di Santa Clara, California menolak berkomentar.


Saham Intel

Logo Intel di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Apollo meski mungkin paling dikenal saat ini karena strategi asuransi, pembelian dan kreditnya, perusahaan itu memulai usaha pada 1990-an sebagai spesialis investasi yang bermasalah. Perusahaan itu juga memiliki hubungan yang sudah ada dengan Intel.

Pada Juni setuju untuk menjual saham perusahaan patungan yang mengendalikan pabrik chip di Irlandia kepada Apollo seharga USD 11 miliar. Hal itu mendatangkan lebih banyak pendanaan eksternal untuk perluasan besar-besaran jaringan pabriknya.

Di bawah pimpinan Chief Executive Officer Pat Gelsinger, Intel telah mengerjakan rencana untuk membangun kembali Intel dan mendatangkan produk, teknologi dan pelanggan luar yang baru. Namun, perusahaan itu sedang menuju tahun ketiga berturut-turut dengan penjualan yang menurun dan sahamnya telah merosot lebih dari 50 persen nilainya pada 2024.

Saham Intel telah naik pada pekan lalu setelah Gelsinger membuat serangkaian pengumuman yang menandakan dimulainya perubahan.

Pengumuman itu termasuk kesepakatan bernilai miliaran dolar Amerika Serikat dengan unit cloud Amazon Web Services milik Amazon.com Inc untuk investasi bersama dalam semikonduktor artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan khusus dan rencana mengubah bisnis manufaktur yang sedang terpuruk menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki.

Intel juga akan kembali menarik beberapa proyek termasuk menunda rencana pembangunan pabrik baru di Jerman dan Polandia untuk saat ini.

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya