Pendeta Asal Malaysia Bunuh Ibu Sendiri, Simpan Tubuh Korban di Kulkas Selama 3 Tahun

Pendeta asal Malaysia ini punya motif dalam kasus pembunuhan ibu kandungnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Nov 2024, 20:15 WIB
Ilustrasi penemuan jasad di hutan bakau di Situbondo (Istimewa)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Seorang pendeta berusia 53 tahun di Malaysia bernama Deanesh Narayanan Nair, ditangkap pada Selasa (26/11/2024) setelah didakwa atas pembunuhan ibunya dan menyimpan mayatnya di dalam freezer selama lebih dari tiga tahun.

Pembunuhan ini terjadi antara 21 Maret dan 26 Maret 2021, menurut laporan media.

Dilansir CNA, Rabu (27/11), Deanesh dilaporkan memukul ibunya, Catherine Daniel yang berusia 77 tahun, hingga tewas. Setelah itu, ia membungkus tubuh ibunya dengan handuk dan lembaran plastik sebelum menyimpannya di dalam freezer di rumah mereka di Taman Overseas Union Garden, Kuala Lumpur. Pada akhirnya, jasad Catherine ditemukan pada 12 November lalu, setelah Deanesh menelepon polisi untuk menyerahkan diri.

Deanesh dihadapkan ke Pengadilan Magistrate di Kuala Lumpur dengan dakwaan pembunuhan di bawah Pasal 302 KUHP. Jika terbukti bersalah, dia dapat dihukum mati atau dipenjara antara 30 hingga 40 tahun, serta menerima hukuman cambuk minimal 12 kali.

Polisi mengatakan bahwa hasil autopsi awal mengungkapkan bahwa Catherine mengalami cedera dada akibat trauma benda tumpul, yang menjadi penyebab kematiannya.

Setelah penangkapan Deanesh, polisi menemukan bahwa ia sedang berdiri di dekat freezer saat mereka tiba di rumahnya.

Proses otopsi dilakukan di Pusat Medis Universitas Malaya untuk mengidentifikasi lebih lanjut kondisi tubuh korban. Sebelum kejadian tragis ini, tetangga mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah melihat Catherine sejak dimulainya Perintah Pengendalian Pergerakan (MCO), yang diberlakukan oleh pemerintah Malaysia pada tahun 2020 sebagai bagian dari langkah penanganan pandemi COVID-19.

 


Tidak Mencurigakan

Ilustrasi orang tua dan anak remaja. (Sumber: Unsplash)

Menurut keterangan tetangga, Catherine tinggal di rumahnya sendiri, namun sering mengunjungi putranya, yang tinggal sendirian dan belum menikah. Mereka mengatakan bahwa Deanesh jarang keluar rumah dan pintunya biasanya tertutup.

Meskipun begitu, para tetangga menggambarkan Deanesh sebagai sosok yang ramah dan selalu menyapa mereka jika bertemu di luar rumah.

"Dia selalu ramah dengan tetangga. Jika saya melihatnya di luar, dia akan menyapa dan menanyakan kabar saya," kata salah seorang tetangga, seraya menambahkan bahwa Deanesh juga pernah menderita stroke.


Alasan Membunuh

Ilustrasi palu hakim pengadilan. (Sumber Pixabay)

Menurut Kepala Polisi Kuala Lumpur, Rusdi Mohd Isa, setelah penangkapan, Deanesh mengaku bahwa ia membunuh ibunya pada tahun 2021 dengan alasan ingin "mengantarkannya ke surga" setelah terlibat dalam perselisihan mengenai keyakinan agama.

Pengakuan ini membuat penyelidik semakin mendalami motif di balik pembunuhan tersebut.

Pada sidang di Pengadilan Magistrate, Deanesh hadir menggunakan kursi roda dan tanpa didampingi pengacara. Dia mengaku mengerti dakwaan yang dibacakan kepadanya oleh Majelis Hakim Atiqah Mohamed.

Karena ini adalah kasus yang masuk dalam yurisdiksi Pengadilan Tinggi, tidak ada permohonan diungkapkan selama sidang. Pengadilan juga menolak permohonan jaminan untuk Deanesh dan menetapkan tanggal 7 Februari tahun depan untuk melanjutkan persidangan.

Hasil post-mortem, laporan medis, dan pemeriksaan DNA masih menunggu. Sementara itu, polisi telah mengambil pernyataan dari 13 saksi yang terlibat dalam penyelidikan ini.

 

Infografis Kronologi Mantan Mendag Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya