KLB Malaria Landa Kabupaten Rokan Hilir, PMI Distribusikan 1.500 Kelambu

Rokan Hilir menjadi salah satu wilayah dengan peningkatan kasus malaria yang signifikan pada 2024, PMI bagikan kelambu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Nov 2024, 17:31 WIB
KLB Malaria Landa Kabupaten Rokan Hilir, PMI Distribusikan 1.500 Kelambu. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Wabah penyakit malaria merebak di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Dengan adanya kasus baru-baru ini, Palang Merah Indonesia (PMI) menyebut kabupaten tersebut tengah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB).

Rokan Hilir menjadi salah satu wilayah dengan peningkatan kasus malaria yang signifikan pada 2024. Hingga 28 September 2024, data media center Pemerintah Riau mencatat terdapat 2.195 kasus malaria di Rokan Hilir.

Situasi ini melatarbelakangi PMI untuk terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak malaria dengan mendistribusikan 1.500 kelambu.  

Untuk mengurangi penyebaran nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab utama penyakit malaria, PMI memprioritaskan distribusi kelambu di Pulau Halang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir pada Sabtu dan Minggu, 22-23 November 2024. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Pembantu (pustu) setempat.

Menurut Sekretaris PMI Rokan Hilir, Tri Buana Tungga Dewi, kelambu ini didistribusikan ke Pulau Halang yang dilaporkan memiliki kasus malaria terbanyak kedua di kabupaten tersebut.

KLB ini membutuhkan penanganan yang cepat, sehingga kami putuskan untuk memberikan bantuan kelambu. Kami memastikan bantuan kelambu ini sampai kepada keluarga yang paling membutuhkan, terutama anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit malaria,” ujar Tri Buana.


Kelambu Hanya Solusi Sementara

KLB Malaria Landa Kabupaten Rokan Hilir, PMI Distribusikan 1.500 Kelambu. Foto: PMI.

Selain distribusi kelambu, PMI juga memberikan edukasi tentang penggunaan kelambu dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk memutus rantai penyebaran penyakit.

Masyarakat mendapatkan edukasi tentang habitat dan kebiasaan nyamuk Anopheles yang berkembang biak di wilayah rawa dan aktif menggigit pada malam hari (senja hingga subuh).

Dengan sudah banyaknya kasus malaria di Pulau Halang, PMI juga mengingatkan masyarakat untuk disiplin dan menuntaskan minum obat malaria selama 14 hari.  

“Penanganan malaria harus dilakukan bersama dan masyarakat memegang peranan penting. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi malaria. Bantuan seperti kelambu ini hanya solusi sementara. Yang terpenting adalah Masyarakat dapat mengenali tempat-tempat perindukan nyamuk dan melakukan kebersihan lingkungan,” jelas Kepala Sub Divisi Kesehatan Masyarakat, Divisi Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Dewi Ariyani, dalam keterangan yang sama.


Lebih Aman Saat Tidur

Sejumlah warga Pulau Halang mengapresiasi bantuan kelambu dari PMI. Salah satu warga, Karmila, mengatakan bahwa kelambu ini akan sangat membantu mereka, terutama untuk melindungi anak-anak dari gigitan nyamuk pada malam hari.

“Sebelumnya saya tidak pernah pasang kelambu karena gerah. Tapi dengan sudah banyaknya kasus malaria, saya akan mulai pakai kelambu agar kami bisa lebih aman saat tidur. Kami khawatir karena sudah banyak anak-anak di lingkungan kami yang kena malaria,” ungkap Karmila, warga Pulau Halang.

Dengan distribusi ribuan kelambu ini, diharapkan angka kasus malaria di Rokan Hilir dapat menurun secara signifikan. Selain Pulau Halang, kelambu juga didistribusikan di Kecamatan Sinaboi dan Bagan Barat.

Apa bedanya DBD dan Malaria?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya