Milenial dan Gen Z Lebih Sering Konsultasi Keuangan ke AI

Generasi milenial dan generasi Z kini semakin sering menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk mendapatkan saran terkait keuangan pribadi. Apakah saran yang didapat ini berjalan dengan mulus di dunia nyata?

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 01 Des 2024, 06:00 WIB
illustrasi wanita menghitung uang  copyright/pexels/Photo By: Kaboompics.com

Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial dan Generasi Z kini semakin sering menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendapatkan saran terkait keuangan pribadi. Hal ini berdasarkan laporan terbaru dari perusahaan keuangan multinasional Experian.

Dilansir dari CNBC pada Minggu (1/12/2024), Manajer edukasi Experian Christina Roman mengatakan, alasan utama milenial dan Gen Z pakai Artificial Intelligence untuk memberikan saran keuangan karena AI gratis, mudah diakses, dan mampu menyederhanakan tugas-tugas keuangan yang rumit.

Menurut survei, 67% Gen Z dan 62% milenial menggunakan alat AI seperti ChatGPT untuk berbagai keperluan keuangan, mulai dari menabung dan menyusun anggaran (60%), hingga merencanakan investasi dan meningkatkan skor kredit (48%).

Survei tersebut melibatkan 2.011 orang dewasa di AS dan dilakukan pada akhir Agustus hingga awal September 2024. Selain itu, 98% dari responden Gen Z dan milenial melaporkan pengalaman positif dalam menggunakan AI untuk kebutuhan keuangan mereka.

Sementara itu, para ahli memperingatkan agar tidak hanya mengandalkan AI untuk pengambilan keputusan keuangan.

Perencana keuangan di Core Planning, Missouri, Dawn C. Abernathy menekankan pentingnya memverifikasi informasi yang diperoleh dari AI.

"Saya akan memeriksa setiap jawaban yang muncul dari alat apa pun," kata Abernathy, mengingat latar belakangnya di bidang teknologi dan manajemen perangkat lunak.


AI Bisa Membantu Hal Sederhana

Pasangan suami dan istri tengah merencanakan keuangan keluarga. (Ilustrasi by AI)

AI dapat membantu dalam hal-hal sederhana, seperti menyusun anggaran dari perkiraan pengeluaran bulanan. Namun, untuk nasihat yang lebih kompleks, seperti investasi atau pengoptimalan pajak, AI mungkin kurang memadai dan membutuhkan validasi dari penasihat keuangan profesional.

Roman juga menambahkan bahwa dalam hal keuangan, AI bisa menjadi “titik awal” tetapi perencanaan keuangan yang sebenarnya membutuhkan bantuan ahli untuk memberikan panduan yang lebih terperinci dan akurat.

Selain itu, terdapat risiko terkait keamanan data ketika memasukkan informasi keuangan pribadi ke dalam perangkat AI. Roman menyarankan pengguna untuk berhati-hati dengan data yang dimasukkan ke perangkat lunak AI. "Pastikan Anda aman dengan informasi yang Anda masukkan ke dalam AI," katanya.

Seorang perencana keuangan di New Money, New Problems di Nashville, Tennessee, Brenton Harrison juga menekankan perlunya memverifikasi jawaban AI dari sumber terpercaya.

Menurutnya, meskipun AI bisa jadi awal yang bagus, pengguna tetap perlu mendapatkan saran dari penasihat profesional untuk informasi yang lebih akurat dan relevan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya