Liputan6.com, Yogyakarta - Tradisi caos dahar merupakan praktik pemberian makanan gratis yang dirintis oleh Sunan Kalijaga di tengah masyarakat Jawa pada masa penyebaran Islam. Tradisi ini bertujuan membantu masyarakat yang kesulitan makanan dengan menyajikan hidangan bergizi, terutama lauk ikan.
Mengutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga memilih ikan lele sebagai hidangan utama dalam acara caos dahar dengan pertimbangan filosofis dan nutrisi. Ikan lele dipilih karena hidup di lingkungan berlumpur, yang melambangkan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang berada dalam kondisi sulit.
Secara nutrisi, ikan lele memiliki keunggulan protein dengan kandungan asam amino esensial yang lengkap. Protein ikan ini mengandung lisin dan leusin yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan otot, terutama bagi anak-anak.
Baca Juga
Advertisement
Cara pengolahan ikan pada caos dahar dilakukan dengan cara dibakar atau dipanggang, sesuai dengan penelitian ilmu gizi yang menyatakan metode ini mampu mempertahankan kualitas nutrisi dan cita rasa ikan. Tradisi ini tidak sekadar memberikan makanan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.
Hingga kini, keturunan Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak, masih melestarikan tradisi caos dahar. Acara ini dijadikan momen syukuran dan berbagi kebahagiaan dengan membagikan makanan secara gratis kepada masyarakat.
Pada masa itu, bencana kelaparan sering melanda masyarakat Jawa, membuat Sunan Kalijaga tergerak untuk membantu mereka yang kesulitan pangan. Meskipun berasal dari keluarga ningrat, beliau memilih hidup berdampingan dengan rakyat jelata dan senantiasa memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Selain ikan lele, caos dahar juga menyajikan ikan asin petek bakar berbumbu pedas sebagai variasi hidangan. Para tamu yang hadir dalam acara ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari raja, ulama, hingga masyarakat biasa, yang semuanya mendapatkan makanan secara cuma-cuma.
Tradisi ini telah menginspirasi warga Demak untuk mengadakan syukuran dan berbagi kebahagiaan dengan cara membagikan makanan. Setiap kali mendapatkan anugerah dalam kehidupan, mereka mengeluarkan sedekah dalam bentuk pembagian makanan kepada sesama.
Penulis: Ade Yofi Faidzun